Changwook turun dari bis dan berakhir di sebuah toko perhiasan.
"Selamat siang tuan, apa yang tuan cari? Jam tangan? Cincin? Semuanya ada disini." kata seorang petugas itu dengan ramahnya.
"Aku mencari cincin pernikahan." Kata Changwook sambil tersenyum lebar.
"Wah tuan sepertinya akan melamar seseorang ya."
"Iya, tentunya seseorang yang sangat aku cintai."
"Aku suka yang warna putih dengan motif bunga dan burung merpati. Aku ambil ya itu.""Tentu tuan."
"Jibsa, tunggu aku."
****
Seperti biasanya hari ini Jibsa bekerja sebagai pembantu dirumah Jihyun. Setelah selesai memasak Jibsa akan menyiram tanaman, dilanjutkan dengan mencuci baju dan piring lalu mulai membersihkan rumah. Setelah selesai Jibsa akan membuat kue dan cemilan sore untuk Seokjin lalu pulang malam hari sekitar jam delapan atau sembilan malam.
Hari ini Jibsa datang agak terlambat dan itu sebabnya baju yang dia cuci baru bisa selesai tengah hari. Jibsa buru-buru menyelesaikan cuciannya namun tiba-tiba dia teringat satu hal.
"Astaga adonan kue yang aku buat lupa dibawa. Bagaimana aku bisa membuat kue pai untuk tuan muda?"
"Aku harus pulang ke rumah."Jibsa buru-buru mencuci tangannya dan keluar dari rumah majikannya. Didalam rumah hanya ada dia dan seorang satpam. Jihyun sudah pergi ke kantor sedangkan Doryeon memang sedari pagi tidak menampakan batang hidungmya.
Sesampainya didalam rumah segera Jihyun ambil bungkusan berwarna hitam yang isinya adonan kue pai. Buru-buru wanita itu keluar dari rumahnya, namun alangkah kagetnya Jibsa saat tiba-tiba saja Changwook sudah berdiri didepannya. Baju yang dia pakai sangat rapi dan kedai ramyoennya pun hari ini tutup, aneh sekali.
"Jibsa, bisa ikut aku sebentar?" Changwook bertanya dengan spontannya.
"Ke mana? Aku harus bekerja Chang. Pekerjaanku sangat banyak."
"Sebentar saja." tanpa aba-aba Changwook menarik pergelangan tangan Jibsa dan membawa perempuan itu ke dalam mobil.
"Kita mau ke mana? Dan ini mobil siapa? Oh astaga ayolah Chang, pekerjaanku sangat menumpuk." protes Jibsa namun satu tangan Changwook menutupnya rapat dan membuatnya tidak bisa berbicara.
"Ikuti saja kata-kataku ya, kau percaya aku kan?" seperti terhipnotis dengan senyuman manis Changwook, Jibsa hanya mampu mengangguk dan menurut.
Changwook melajukan mobilnya dijalanan kota Seoul lalu memberhentikannya pinggir pantai.
"Sebenarnya kau mengajaku ke mana sih Chang?" Jibsa mengomel lagi dan sangat kesal saat ini. Apa lagi tiba-tiba saja Changwook turun dari mobil dan meninggalkan Jibsa begitu saja. Sangat-sangat menjengkelkan.
"Chang, apa yang-- astaga!" Jibsa sontak menutup mulutnya saat tiba-tiba dia melihat sesuatu yang sangat manis didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Poor And The Rich (JinSoo)
ФанфикKim Seokjin, lelaki kaya dan memiliki orang tua yang cukup berpengaruh di dunia. Namun hal itu membuat dia sombong dan besar kepala. Apa pun yang dia inginkan harus terpenuhi, ya SEMUANYA. Kim Seokjin sangatlah terkenal di SMA-nya dan sangat disegan...