The Poor And The Rich (JinSoo)

21 - Split Up

Jisoo sangat bingung. Dia masih memikirkan kenapa dengan kecanggungan Changwook dan Jibsa semalam. Dia sangat bingung.

Untuk hari ini juga Jisoo pertama kalinya pergi ke sekolah sendiri. Taehyung tidak masuk karena ada lomba karate di luar sekolah dan jika lulus maka dia akan berlomba ke tingkat internasional.

Entah apa ini cuma perasaan Jisoo saja atau memang benar sedari radi setiap melewati kerumunan gadis-gadis namanya sering di sebut.

"Hei lihat, itu gadis yang di bully oleh Seokjin bukan?"

"Iya kau benar, wah pantas saja dia di bully, lihat barang-barang yang dia kenakan. Semuanya murahan haha."

"Kecilkan suaramu pabo nanti dia dengar."

"Biarkan saja dia mendengarkannya toh itu memang kenyataan."

"Oh iya aku dengar dia juga dekat dengan Taehyung."

"Wae?! Taehyung si hati malaikat itu? Maksudku kau tahu sendiri bukan aku menyukai Taehyung."

"Itu makanya aku memberi tahumu. Dia itu kabarnya sudah dekat dari SMP."

"Aku tidak peduli sedekat apa dia dengan Taehyungku tapi Taehyung akan tetap milikku."

"Hah dia itu punya banyak teman laki-laki."

"Wah benar-benar, aku rasa dia itu matre ya? Lihat saja setiap hari di traktir oleh teman-temannya."

"Aku rasa."

Cukup sudah, Jisoo tidak tahan lagi mendengar sindiran demi sindiran. Matanya sudah berkaca-kaca namun dia menahannya.

"Hei kalian berdua." Jisoo terkaget saat suara lantang itu memanggil dua gadis yang membicarakan Jisoo tadi.

"Kalian dari kelas 1-B bukan? Kau Eunha dan kau Yerin bukan?" tanyanya dengan angkuh.

"Kalau iya memangnya kenapa? Kau fans kami heh?" Yerin bertanya sambil berdecak pinggang.

"Hah lihat anak kurang ajar ini." lalu tiba-tiba saja rambut Yerin di tarik olehnya.

"Irene-ah! Apa yang kau lakukan? Hentikan." Jisoo segera melerai dan menarik Irene agar berhenti menjambak Yerin.

"Kau suruh aku berhenti? Dia sudah mengataimu yang tidak-tidak alias memfitnahmu. Apa kau masih harus diam saja?" bola mata Irene sudab mau keluar. Darahnya sudah mencapai titik didih yang paling panas, dia tidak bisa menahannya lagi.