32 - The Secret Is Revealed

3.8K 354 71
                                    

"Hiahhh--"

Dengan cekatan dan teknik bela diri yang Seokjin pelajari dia mampu menjatuhkan dua perampok sekaligus.

"Astaga, Seokjin hati-hati." Jisoo sendiri berlindung dibawah meja dan ketakutan setengah mati. Belum pernah dia dirampok seperti ini.

"Berani juga anak muda ini. Rasakan ini!" si rampok itu kembali menodongkan pisaunya. Untungnya Seokjin lebih cekatan sehingga pisau itu tidak mengenainya.

Seokjin mencoba memukul wajah perampok itu tapi pisau menghalangi tangannya sehingga membuat Seokjin terpukul mundur. Namun alih-alih terjatuh pribadi gagah itu malah berdiri lagi dan berlari ke arah perampok yang satunya dan berhasil mengambil pisah serta menjatuhkan perampok itu.

"Tinggal dua perampok." seru Seokjin dengan senyum misteriusnya sambil menodongkan pisau ke arah masing-masing perampok itu.

Seokjin maju sambil menendang lawannya dengan teknik taekwondo menggores kaki si lawan dengan pisau yang dia pegang dan membuat perampok itu mengerang kesakitan.

"Pergi kalian atau babak belur ditanganku." ucap Seokjin lagi dengan angkuhnya.

"Jangan percaya diri dulu anak muda." Seokjin menoleh ke belakangnya dan matanya membelalak sempurna.

"Seok-jin ughhh---" Jisoo berucap lirih. Mulutnya ditutup rapat oleh tangan lebar perampok itu dan dileher Jisoo  tertempel sebilah pisaunya.

"Jisoo! Ya pengecut kau! Dasar biadab!" Seokjin mengumpat habis-habisan dia mencoba mendekat dan ingin menyelamatkan Jisoo tapi hal itu musthil, Jisoo bisa saja terbunuh. Perampok itu tidak main-main dengan nyawa.

"Sudah aku bilang, serahkan uangnya dan kami akan pergi dengan tenang." kata perampok itu lagi sambil mendekatkan pisau itu ke wajah Jisoo. Yang ditodong hanya mampu menahan nafas dan merinding setengah mati.

"Tunggu, aku kan jago karate"

"Ughh hiyahhh!!!" Jisoo lantas menangkis pisau itu dari wajahnya dan mengigit telapak tangan perampok itu. Hal itu sukses membuat si perampok mengerang dasyat.

"Rasakan ini!!" Jisoo kembali menghanpiri perampok yang sedang mengadu sakit itu dan menendang selangkangannya.

"Uhhh itu pasti sakit." Seokjin sendiri hanya sedikit bergumam sambil meminum thai tae boba yang dia pesan walau sudah sedikit cair.

"Auuuwww sakitt!!"

"Itu belum seberapa." finalnya Jisoo pun memukul ke arah kepala si perampok dan berakhir dengan pipinya yang lebam dan giginya yang copot dari masker yang dia kenakan.

"Aisshh dasar anak-anak tidak berguna. Ya! Bangun kalian! Kalian anak buah tidak becus! Cepat bangun dan serang mereka!" teriak si bos digendang telinga anak buahnya.

Dua perampok yang terjatuh akibat Seokjin itu kembali bangun dan berniat melawan.

"Jisoo kau lawan dia saja, badannya lebih pendek biar aku yang melawan bosnya." bisik Seokjin sembari memberi arahan.

"Arraseo." jawab Jisoo cepat sambil berisap untuk memukul.

"Tunggu! Ada perampok?!" Jisoo kaget saat mendengar suara itu.

"Jisoo? Seokjin? Apa yang kalian lakukan disini?"

Jisoo dan Seokjin sama-sama membelalak. Apa lagi Jisoo, dia membatu seketika saat suara tak asing itu terngiang ditelinganya. Itu suara Changwook dan Jibsa.

The Poor And The Rich (JinSoo) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang