1. Awal Dari Segalanya

234 58 45
                                    

Kringgggg.... Kringgggg....

Alarm berbunyi tepat pukul lima pagi, seorang pemuda berparas tampan tengah tidur diatas kasurnya tanpa menghiraukan suara alarm tersebut.

"AGAAAA BANGUNNN!!"

Pemuda itu terbangun dengan wajah kagetnya, menatap seorang wanita berparas ayu tengah berkacak pinggang diambang pintu kamarnya.

"Aishh bunda... Jangan teriak-teriak dong, Aga kaget tau," keluhnya dengan suara serak khas orang bangun tidur. Pemuda bernama Aga itu mengacak rambutnya kesal.

"Kamu itu udah gede masih aja harus dibangunin, kalo kayak gini terus gimana kalo udah punya istri?! Cepet mandi!!" Setelah puas memberi asupan pencerahan kepada anaknya, wanita itu kemudian bergerak menyingkap tirai di jendela kamar Aga.

"Heee ngapain masih disini? Sana cepetan mandi!! Malah bengong lagi."

"Bentar napa bun, ngumpulin nyawa dulu, mata masih se-watt ini, nunggu lima Watt dulu."

"Alesan! Cepet mandi! Habis itu berangkat sekolah!"

"Nggak pake baju dulu Bun?" Goda Aga yang berhasil membuat Bundanya memberi tatapan tajam. Sempat-sempatnya gitu menggoda Kanjeng ratu, padahal tahu sikonnya tidak pas.

"AGA!"

"Oke oke siap 86!"

***

Setelah menyelesaikan ritual mandinya, dan memakai seragam sekolahnya. Aga segera keluar dari kamarnya. Cowok itu berjalan menuju lantai bawah, lebih tepatnya ruang makan. Yang ternyata sudah ada ayahnya.

"Pagi yah," sapanya.

"Pagi Ga," jawab Frans, ayah Aga.

Aga kemudian duduk dihadapan ayahnya yang tengah membaca koran ditemani secangkir kopi hitam.

"Lagi apa yah?" Tanyanya sekadar untuk basa-basi.

Frans menurunkan kacamatanya. Dia menatap putra semata wayangnya itu tajam.

"Nggak ada pertanyaan yang lebih basa-basi lagi apa?" Tanya Frans sarkastik.

Aga cengengesan, cowok itu menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.

"Ini nih yang bikin kamu jomblo seumur hidup, nggak ada cewek yang betah sama kamu kalo nge-chatnya gak bermutu kayak gini," cibir Frans.

Aga tergelak mendengar penuturan ayahnya itu. Dia tak menyangka kalau hal seperti ini ayahnya sangat tahu. Bukan apa-apa, hanya saja kan ayahnya itu termasuk old generations.

"Ayah tau banget dah, pengalaman ya?" Godanya yang berhasil membuat Frans menghentikan acara membacanya.

Frans meletakkan kacamatanya dimeja, kemudian menatap Aga serius.

Aga yang ditatap seperti itu oleh ayahnya jadi was-was sendiri, what happened?

"Iya. Kok kamu tau?"

Astralala... Aga menatap ayahnya takjub. Ayahnya ini sangat sulit untuk dimengerti oleh spesies manusia seperti dirinya.

Aga tergelak begitu juga dengan Frans. Sudah lama sekali lelaki itu tak memiliki momen hangat seperti ini bersama anaknya.

Tiba-tiba momen hangat itu rusak oleh kedatangan seseorang dari dapur.

"Aga kamu udah mandi? Cepet ayo makan, habis itu berangkat sekolah." Suara cempreng itu berhasil membuat tawa keduanya lenyap.

Aga menghembuskan napasnya pelan, ia dapat melihat ayahnya yang tiba-tiba kembali pada kegiatan membacanya tengah menahan tawa. Lalu ia menoleh pada Mira, bundanya. "Iya Bun, Aga juga mau makan, tapi mana nasi ama lauknya Bundaku sayang..." Sahut Aga gemas.

IN BETWEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang