"Iya."
"Iya Om Abel terima perjodohan ini."
Bagai banjir di musim kemarau! Jawaban Abel kali ini benar-benar mengagetkan Ratih dan Jason. Mereka sudah ketar-ketir Abel akan menolaknya, melihat tingkah Abel beberapa hari lalu yang mengacuhkan mereka. Sedang Frans dan Mira tersenyum lega mendengarnya.
Aga? Jangan ditanya. Cowok itu masih setia dengan muka datar dan tatapan tajam yang seakan-akan menelanjangi Abel. Hingga Abel dibuat gemas ingin mencongkel mata Aga, dan menganiaya wajahnya agar tak datar lagi.
"Syukurlah kalau begitu. Aga sendiri bagaimana?" Kali ini giliran Jason yang bertanya.
Aga menampilkan senyum tipisnya. "Aga setuju," jawab Aga tegas.
Mira dan Ratih yang mendengarnya lekas bersorak. Nampaknya ibu-ibu itu begitu antusias melihat anak mereka akan berjodoh. Tidak tahu saja bahwa mereka melakukannya tak ikhlas _-
"Jadi langsung saja tak perlu basa-basi, kapan pernikahan ini akan dilaksanakan?" Tanya Frans tak kalah antusiasnya dengan para ibu.
Aga mengangkat sebelah alisnya. Cepat sekali langsung nikah saja. Lamarannya kan belum.
"Loh pa, emang gak lamaran dulu?"
Semua yang disitu tertawa pelan, kecuali Aga dan Abel tentunya. Malah mereka dibuat bingung sendiri.
"Loh kamu belum tau Ga? Niat kita kesini saja untuk melamarkan kamu dengan Abel. Iya kan nak?" Jelas Mira, lalu menoleh kearah Abel.
"HAH?!"
"HAH?!"
Kaget keduanya, membuat semua orang disana tersenyum penuh arti. Kaget saja bisa kompak, apalagi ntar kalau berumah tangga. Pikir mereka.
Abel yang merasa sangat tidak adil baginya, segera menimpali. "Ta-tapi, kami mas-"
"Kalau begitu, Aga ingin pernikahannya dilaksanakan secepatnya, lebih cepat lebih baik," potong Aga cepat-cepat sebelum Abel menyelesaikan ucapannya.
Abel mendelikan matanya. Gadis itu tak habis pikir dengan manusia seperti Aga. Pikirannya dimana? Tidakkah cowok itu mikir kalau dirinya saja masih SMA? Malah menginginkan agar pernikahannya dicepatkan.
Berbeda dengan Abel. Para orang tua begitu senang melihat respon anak-anak mereka yang sepertinya sudah ikhlas lahir batin. Cuma sepertinya ya guys.. calm down.
"Aga, papa menaruh curiga padamu," goda Frans yang mengundang tawa.
"Apaan sih pa, nggak ada apa-apa juga. Kan lebih cepat lebih baik," kilah Aga.
Frans manggut-manggut disertai senyuman menggoda yang ia layangkan pada putranya.
"Baiklah-baiklah, kalau begitu biar kami para wanita yang mengurus segala keperluan dekorasi pernikahan kalian," timpal Ratih yang direspon antusias oleh Mira.
Diam-diam Abel menghela napasnya pelan. Ia semakin merasa tidak mendapat keadilan disini. Ingin protes, tapi begitu melihat antusiasme semua orang, membuatnya harus menelan keinginannya itu. Oh c'mon mana ada seorang anak yang tega mengecewakan orang tuanya?
Saat Abel tak sengaja menatap Aga. Cowok itu ikut berbalik menatapnya, sehingga kini mereka berdua bertatap-tatapan. Dengan Aga yang tersenyum miring dan Abel terang-terangan menampakkan rasa muaknya pada cowok itu.
Arghh!! Lama-lama ni cowok gue jadiin tumbal pesugihan juga!
***
Setelah selesai dari berbagai persiapan-persiapan yang menguras tenaga, akhirnya penantian -yang tak dinantikan- telah berakhir. Hari ini adalah hari pernikahan mereka berdua, yang ditanggapi oleh para orang tua dengan penuh antusias. Berbeda dengan para mempelainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN BETWEEN
RomancePERINGATAN!! MEMBACA CERITA INI AKAN MEMBUAT KALIAN TAU APA ITU ✨𝓚𝓮𝓼𝓪𝓫𝓪𝓻𝓪𝓷✨ Abel pikir hidupnya akan baik-baik saja ketika orang tuanya pergi ke London. Ia pikir jika dirinya tinggal sendirian dirinya akan bebas dari tuntutan orang tuanya. ...