3. I'm Mbyar

112 48 21
                                    

     Entah sudah berapa kali Azka bolak-balik kelas-kamar mandi untuk BAB, tapi tidak keluar-keluar padahal perut udah mules pake banget. Azka rasanya ingin menceburkan Abel ke kolam ikan yang ada di depan lobi sekolah. Bisa-bisanya sobat ambyarnya itu menambahkan banyak cabai rawit pada mi ayamnya. Dan sialnya waktu itu perut Azka memang sudah sakit sedari pagi.

"Monyet tuh si Abel, perut gue sakit banget," umpatnya sambil terus memegang perut. Posisi Azka yang sedang berada didepan toilet membuatnya banyak dilirik atau dilihat oleh banyak orang. Tiba-tiba saat itu Abel lewat. Gadis itu sudah ketawa-ketiwi melihat Azka yang ternistakan.

"Ka kenapa? Kalo mo lahiran jangan disini, jangan-jangan Lo mo gugurin ya?? Astaghfirullah ukhtiii-"

"BACOT LO YA BEL!! INI GARA-GARA LO NGERTI GAK?!"

Tawa Abel pecah mendengar bentakan Azka. Kemudian dia segera berlari sebelum Azka melakukan sesuatu yang nekat pada dirinya.

Keadaan koridor yang sepi membuat lari Abel semakin kencang. Bukan karena takut dikejar Azka tapi karena ingin cepat sampai dikelas, biar bisa rebahan. Oke fix! Sepertinya dia sudah terkontaminasi oleh Azkavirus, yang tujuannya menyebarkan virus rebahan dan membuat korbannya kecanduan oleh kenikmatan duniawi tersebut.

Saat melewati tangga ia tak sengaja bertemu dengan Aga yang tengah duduk-duduk santai sembari bermain ponsel sendirian. Abel berniat melewatinya saja sebelum cowok tengil itu menyapanya.

"Cewek, mau kemana nih?" Suara tengil itu berhasil membuat Abel menghentikan langkahnya.

Abel menoleh pada Aga yang tengah tersenyum jahil itu. Memperhatikan penampilan Aga dari atas sampai bawah. Rambut acak-acakan, dasi terikat dikepala bukan dileher, baju kemeja yang dikeluarkan dengan jas yang entah sudah kemana perginya. Penampilan Aga kali ini benar-benar mirip seperti preman jalanan yang sering ia temui di perempatan.

Wajah Abel yang awalnya datar-datar saja berubah menjadi sinis. Cowok seperti ini yang akan orang tuanya jodohkan padanya, kenapa harus Aga?! Yang jelas-jelas tidak ada sisi positifnya, kenapa tidak yang lain saja?! Pikirnya.

Oke stop! Jangan terlalu terkejut seperti itu. Abel yakin kalau kalian sudah membacanya di blurb, ini hanya untuk formalitas belaka.

Abel beberapa hari yang lalu diberi tau oleh orang tuanya kalau ia akan dijodohkan oleh anak sahabat papanya itu. Dan dia tak menyangka kalau anak itu adalah Aga, cowok tengil yang akhir-akhir ini sangat senang menjahilinya.

Oke fix ini gila! Benar-benar gila!

Awalnya Abel sangat marah mendengar penuturan tak masuk akal itu. Sempat beberapa kali ia mengacuhkan orang tuanya karena marah dan kesal. Mana ada pada zaman hari gini yang namanya jodoh-jodohan? Dikira zaman nenek moyang leluhur kali ya?

Abel tak habis pikir dengan hidupnya yang akhir-akhir jadi mirip seperti kisah remaja-remaja yang ada di Wattpad.

Apalagi setelah mendengar alasan orang tuanya yang lagi-lagi karena bisnis, membuat Abel bukan saja marah tapi kecewa dan sedih. Tapi karena Abel orang yang tidak tegaan melihat orang tuanya akhir-akhir ini begitu bekerja keras mempertahankan perusahaan keluarga yang berada di London yang hampir bangkrut, kalau saja tidak mendapat bantuan dari perusahaan milik keluarga Aga. Ya pada akhirnya Abel terpaksa menerimanya juga.

"Huh! Jadi ini cowok yang mau dijodohin bonyok ke gue?" Cemooh Abel. Gadis itu memberi sorot sinis kepada Aga yang dibalas dengan sorot jenaka oleh cowok tengil itu.

Cowok itu kemudian berjalan kearah Abel. Dia menunduk karena tinggi Abel hanya sebatas lehernya. Aga memberi sorot tajam pada Abel. Rahang bawahnya mengetat membuat Abel salah tingkah mendapat tatapan itu.

IN BETWEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang