Hari Minggu seperti ini memang enaknya buat santuy-santuy manjah atau setidaknya rebahan. Ditemani secangkir susu hangat sambil nonton tv.
Tapi nyatanya itu hanya halu semata. Bagi Abel, hari Minggu itu hari yang sangat menyebalkan. Karena pada hari Minggu lah semua tugas akan dikerjakan. Katanya hari kerja itu cuma 5, tapi real-nya? Nggak tuh.
"Heh Abel! Lo di mana sih?? Cepet kesini, anak-anak yang lain dah pada dateng, tinggal Lo doang nyet."
Tuh kan. Abel memutar bola matanya malas mendengar suara Azka yang menyuruhnya untuk cepat-cepat ke sekolah.
"Iya otw," jawabnya malas.
"Halah paling Lo masih ngedekem di toilet atau lebih parah lagi masih rebahan."
"Hii rewel! Dibilangin otw juga," ketus Abel. Setelah itu mematikan teleponnya.
Gadis itu segera keluar rumah dan menguncinya. Karena ART dirumah Abel sedang pulang kampung, sehingga tidak ada yang menjaga rumahnya.
"Kunci jendela udah, nyapu udah, beresin rumah udah, pintu belakang, samping udah. Oke deh udah semua," gumamnya.
Abel menaiki mobilnya dan membawanya cukup cepat karena Azka sudah menerornya dengan isi pesan 'gercep! Kalo nggak gue doain Lo bukan jodoh Renjun'.
Tangan Abel mengetok-ngetokan di kepalanya dan setir mobil bergantian. Amit-amit jangan sampai ia dan Renjun tidak bejodoh, jangan sampai ya Tuhan. Azka memang mulutnya sesekali minta di sleding.
Setelah sampai di sekolahnya, Abel segera memarkirkan mobilnya dan keluar. Keadaan sekolah yang cukup ramai walaupun hari Minggu membuatnya kesulitan mencari tempat parkir yang kosong.
Gadis itu berjalan menuju kelasnya yang berada dipojok belakang. Ia menaiki tangga yang membawanya ke kelasnya.
"Nah... Akhirnya pemeran utamanya dateng juga. Ngaret banget sih! Nyasar kemana aja emang?" Baru saja Abel masuk ke kelas, langsung disambut oleh suara Azka yang melengking.
"Sorry, gue dirumah emang sempet boker dulu, mana sembelit lagi," ucapnya dengan wajah sendu. Tidak enak membuat teman-temannya menunggu.
Azka berdecak malas. "Halah pretttt, coba sini gue liat."
"Liat apanya sih?! Goblok!"
Azka tertawa puas melihat wajah Abel yang mendadak merah itu.
"Woi! Ayolah langsung mulai latihannya aja, dah komplit semua ini" instruksi dari salah satu anak di situ.
Akhirnya mereka memulai berlatih untuk dramanya yang diketahui berjudul 'NASIB JONES DI MALAM MINGGU'.
***
Aga meluruskan kakinya dan bersandar pada dinding dibelakangnya. Hari ini sangat produktif sekali, apalagi tentang drama itu. Aga akui latihan dramanya kali ini benar-benar menguras energi yang membuatnya kelelahan.
"Aduh... Pegel banget si ya ampun."
Aga segera menoleh ke sampingnya. Dia melihat Abel yang tengah sibuk mengeluh meratapi badannya yang pegal-pegal.
"Kenapa Bel?" Tanyanya basa-basi.
"Ih basi banget sumpah pertanyaannya. Badan gue nih pegel semua. Ini latihan drama apa nyiksa diri sih? Nggak bener banget. Mana Bu Indah-nya nggak dateng lagi," keluhnya.
Aga tertawa. Ia kemudian mengulurkan botol minum yang ia pegang sedari tadi. "Nih minum dulu."
Abel tampak ragu melihatnya. Sebenarnya sih dia ingin sekali minum. Tapi dia ragu kalau minuman yang cowok di sampingnya itu julurkan aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN BETWEEN
RomancePERINGATAN!! MEMBACA CERITA INI AKAN MEMBUAT KALIAN TAU APA ITU ✨𝓚𝓮𝓼𝓪𝓫𝓪𝓻𝓪𝓷✨ Abel pikir hidupnya akan baik-baik saja ketika orang tuanya pergi ke London. Ia pikir jika dirinya tinggal sendirian dirinya akan bebas dari tuntutan orang tuanya. ...