11. Bukan Dinner

67 41 14
                                    

     Aga terbangun dari tidurnya, ia tiba-tiba merasa lapar. Cowok itu mengucek matanya sebentar lalu menatap jam di dinding yang menunjukkan pukul 2 dini hari. Setelah itu ia keluar menuju meja makan.

"Njrit gada makanan," umpatnya saat menatap meja makan yang ternyata kosong.

Aga mengacak rambutnya bingung, mana kini perutnya sudah berbunyi tak dung dung tak lagi. Dari tadi sore ia belum makan apa-apa soalnya.

Tidak kehabisan akal, Aga berjalan menuju dapur dan menggeledah semua yang ada di situ. Ternyata di kulkas banyak sekali makanan, tapi bahan mentahnya. Kan percuma Momz.

Melihat itu Aga tersenyum miris, ia menyesal kenapa dulu dia terus menolak ajakan belajar masak dari bundanya. Lantas Aga berjalan menuju lantai dua, ia akan meminta bantuan Abel untuk membuatkannya makanan, apapun itu asal bisa dicerna.

"Bel.. Bel, Woi buka pintunya!" Ucap Aga cukup keras sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Abel.

Tidak ada sahutan apa-apa dari dalam kamar. Aga mencoba sekali lagi, kini lebih keras.

"Ni anak kebo banget si," gerutunya. Padahal Aga sudah mengetuk, sudah manggil-manggil, tapi Abel ini kebo sekali, masa tidak bisa mendengarnya? Aga berdecak kesal.

Mencoba untuk membuka pintu kamar Abel, dan ternyata tidak terkunci. "Kenapa gak dari tadi coba?"

Aga melangkah masuk ke dalam. Jujur saja ini pertama kalinya Aga memasuki kamar Abel. Aga cukup terkejut melihat kondisi kamar Abel yang cukup penuh oleh barang-barang gadis itu. Ada tripod, ringlight, kamera, dan masih banyak lagi. Membuat kamarnya terasa sesak.

Ia juga baru menyadari kalau ternyata Abel itu seorang vloger atau YouTuber, or something like that. Bisa dilihat dari barang-barang yang ada di kamarnya, yang Aga ketahui itu semua perlengkapan untuk membuat video seperti itulah.

Yaa bisa dibilang kalau Abel ini konten keriyeter.

Aga mendekati Abel yang tengah tidur meringkuk seperti anak kucing. Cowok itu mengguncang bahu Abel. "Abel bangun bel, gue laper bikinin makanan dong."

"Hem.." terdengar gumaman tidak jelas dari Abel. Gadis itu menggeliat dalam tidurnya, merasa terusik.

"Beeell...!" Aga semakin keras mengguncang-guncang bahu Abel. Hingga gadis itu bangun karena kaget.

"Apaan sih?" Tanyanya dengan suara parau khas orang bangun tidur.

Masih dengan muka bantal, rambut acak-acakan, dan mata yang terpejam, Abel melempar bonekanya pada Aga dengan kesal.

"Keluar Lo gue ngantuk pen tidur, ganggu aja Lo ah!"

"Ayolah Bel, gue laper banget nih, di dapur gada apa-apa," bujuk Aga.

"Nggak mau! Awas gue mau ti— AAAA!!"

Belum sempat Abel menyelesaikan ucapannya, Aga tiba-tiba membawa Abel ke gendongannya. Aga menggendong Abel layaknya ibu koala yang tengah menggendong anaknya, membuat Abel terpekik kaget, lalu kakinya menendang-nendang tak tentu arah.

"Shuttt diem Bel dah malem, liat noh di luar gelap," bisik Aga, semakin menguatkan tangannya di punggung dan pinggul gadis itu.

"Ihh lepas Aga, gue ngantuk mo tidur, Sono bikin sendiri lahh." Abel semakin brutal ingin melepaskan diri dari Aga.

"Cup cup cup diem Clarabelle."

"Lepas Aga ih lepas gak?!"

Aga diam saja, cowok itu berjalan menuju dapur di lantai bawah. Dengan Abel yang semakin bar-bar saja, membuat Aga kesusahan dan harus ekstra hati-hati.

IN BETWEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang