Tamu

1.8K 197 20
                                    

“kak ? Kuliah engga ?” Pagi ini Yohan sudah bangun dan bersiap berangkat sekolah.

Bunda nya meminta Yohan untuk membangunkan Jennie yang biasanya sudah bangun tapi kali ini bahkan tidak keluar kamar sama sekali.

“Kakak ?” Yohan masih dengan semangat mengetuk pintu kamar Jennie tapi tak ada balasan membuat Yohan menatap takut.

Ia takut Jennie kenapa-kenapa.

“Bunda, kakak engga ngerespon.” Teriak Yohan dari lantai dua kamarnya membuat sang bunda yang berada di dapur mendelik kaget.

Tumben sekali pintu kamar Jennie di kunci rapat biasanya tidak pernah di kunci kecuali saat malam Minggu karena saat hari minggunya ia akan bermalas-malasan di kamar sampai siang.

“Pintu kamar kakak di kunci Bun.” Yohan muncul di ruang makan membuat sang ayah yang sedang membaca koran pagi di temani kopi dan roti gandum pun menatap Yohan.

“tumben, padahal bukan hari Minggu.” Gumam sang ayah.

Kebetulan ayah belum berangkat dinas lagi jadi ia tinggal sendirian dirumah saat Yohan, Jennie dan istri tercintanya berangkat kerja.

Atau jadi supir dadakan Jennie tanpa Jennie minta.

“duplikat kunci nya ada di lemari kaca dek, tolong ya, kamu mau roti isi manis apa telur ?” tanya bunda yang masih acak-acakan.

Sebenarnya ia belum terlambat masuk kerja tapi setidaknya ia tidak boleh santai-santai.

“Isi telur aja Bun.” Jawab Yohan sambil beranjak dari ruang makan setelah meletakan tas sekolahnya.

Ia kembali menghampiri kamar Jennie yang masih terkunci.

“Kak, Yohan buka ya.” Yohan membuka pintu dengan menggunakan kunci duplikat yang tadi ia bawa.

Yohan meringis saat mendapati Jennie masih bergelung di tempat tidur dengan bentuk selimut yang acak-acakan.

“Kakak ? Kak kuliah engga ? Ayo sarapan.” Tanya Yohan dan Yohan bisa mendengar ringisan Jennie membuat Yohan mendekat dan membuka selimut Jennie pelan.

“Kak ? Kakak sakit.” Jennie menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Yohan.

“Bisa tolong bilangin bunda, kakak engga kuliah dek engga kuat bangun.” Ucap Jennie dengan lemah membuat Yohan menelusupkan tangannya ke perpotongan leher Jennie.

Yohan mengernyit kecil saat di rasa tangannya tak mendapati rasa panas menjalar di tangannya.

“mau Yohan bawain sarapannya ke kamar kak ?” Jennie kembali menggelengkan kepalanya pelan membuat Yohan memanyunkan bibirnya.

Kalau begini ia bingung juga.

Nanti saat bunda tanya Jennie sakit apa ? Yohan tidak menjawab malah di sangka sekongkol untuk membiarkan Jennie tidak kuliah.

“Bilangin gitu aja dek sama bunda, kakak engga kuliah nanti kalo udah enakan kakak turun sarapan.” Yohan menganggukan kepalanya sambil menatap Jennie yang kembali memeluk guling nya sambil meringis.

Yohan keluar kamar Jennie tak lupa menutup pintu kamarnya dan tidak menguncinya lagi takut Jennie kenapa-napa.

Ia langsung berlari menuju ruang makan dan langsung mendudukkan dirinya di sebelah ayahnya yang masih santai.

Ya jelas ini seperti liburan untuk sang ayah.

“Kakak mana dek ?” Yohan mendongakan menatap sang ayah yang bertanya.

Bunda sedang ganti baju karena akan berangkat kerja nanti di antar ayah.

“Kakak sakit tapi badannya engga panas yah, Yohan bingung jadinya.” Jelas Yohan membuat sang ayah menatap Yohan dengan pandangan bingung juga.

Kim Sibling's (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang