"Perkenalkan nama saya Dimas dan saya mahasiswa baru disini."
Sial
Dimas memperhatikan Elisha yang duduk dipojokan dengan wajah terkejut sekaligus marah. Benar-benar menggemaskan dimatanya, ia merindukan saat-saat seperti ini. Sudah lama ia diam-diam memperhatikan wajah cantik itu, sudah cukup ia hanya bisa memandang dari kegelapan, sudah cukup ia hanya bisa berbicara lewat surat. Mulai hari ini Dimas bertekad akan mengembalikan Elisha kembali ke pelukannya seperti dulu. Mulai sekarang ia akan bersaing dengan si psikopat gila itu untuk merebut hati Elisha lagi.
Dia kembali, dia kembali mungkin untuk menghancurkan apa yang tersisa dari ku.
Dave yang tidak terlalu memperhatikan keadaan baru menyadari bahwa kelas riuh karena kedatangan seorang mahasiswa baru yang berwajah manis dan terlihat sangat hangat. Ia mendelik tidak suka.
Awas aja klo sampe tu anak baru ngerebut salsa dari gue.
"Silakan Dimas cari tempat duduk yang kosong."
Dan lebih sialnya lagi satu-satunya tempat duduk yang masih kosong adalah di barisan belakang deretan Elisha.
Dah lah males.
Dimas duduk di samping Salsa membuat Dave yg duduk tepat didepan Salsa melotot tajam kearah Dave tapi malah terlihat konyol karena itu sangat berlebihan.
Salsa melihat perubahan mimik wajah Dave didalam hati ia bertanya-tanya apakah yang sedang Dave rasakan atau pikirkan. Dimas sengaja mencari tempat duduk terdekat dari Elisha.
Sekalian biar gampang kalau mau modusin wkwkwk.
Elisha menatap jengah tingkah Dave dan menurut feeling-nya hari ini ia akan mendapat masalah lain semoga tidak ada bekas luka baru dilehernya.
Jam-jam berikut nya hanya berisi tentang hal-hal membosankan. Setidaknya Dave tidak bertingkah namun dari tadi pria berwajah manis itu terus melirik kilas Elisha. Dasar, kebiasaan stalker nya memang tidak bisa hilang.
Saat-saat yang dinantikan pun akhirnya tiba waktunya pulang. Biasanya Elisha adalah satu-satunya orang yang keluar paling terakhir karena terkenal sebagai orang paling mageran sedunia tapi, kali ini ia mengambil inisiatif untuk keluar dari kelas paling pertama.
Sebelum dosen mengakhiri pembelajaran Elisha terlebih dahulu memasukan semua peralatan nya kedalam tas bersiap untuk keluar terlebih dahulu. Ia mungkin berfikir bahwa Dimas tidak tau dengan apa yang dilakukan oleh gadis bermata coklat itu, namun Dimas sudah hafal betul dengan apa yang dilakukan wanita itu. Di dalam hati Dimas merasa mulai dianggap lagi oleh Elisha.
Hari ini ke apartemen si dosen beku, ga boleh sampe tu stalker cari masalah.
Elisha sudah menyiapkan ancang-ancang untuk keluar dari masalah ini, saat kelas diakhiri ia segera berdiri namun belum sempat ia berlari tangannya sudah dicekal oleh seseorang, Elisha merasa sangat mengenali sentuhan tangan ini. Jantung nya mulai berdegup tidak karuan. Ia mencoba melepaskan genggaman tangan itu namun ia merasa tidak sekuat dulu, bayang-bayang masa lalu nya tiba-tiba kembali terlintas di benak nya.
"Lepasin."
Bukanya dilepas genggaman itu malah semakin kuat dan kelas juga sudah mulai sepi. Elisha mulai meronta-ronta minta dilepaskan.
"Lepasin ga! Lepasin tangan ku!"
"Eh ogep lu kenapa dah."
Elisha menengok ke belakang ternyata Salsa lah yang memegang tangan nya_-. (Efek baper sama masa lalu😅)
KAMU SEDANG MEMBACA
He's a Psychopath ✓
Random"Aku akan membunuh siapapun yg mengusik ketenanganku dan milikku," ucap Aldric "Kenapa banyak orang gila disekitarku." Batin Elisha menggerutu • • • Ia adalah pria kejam yang tidak memiliki perasaan dan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa...