Hiks..hiks...hiks
"Nona yang sabar."
Sebenarnya William merasa iba melihat nona nya yang sudah ia anggap seperti adik nya sendiri menangis pilu karena ulah tuan Aldric. Namun sekali lagi ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Inilah yang ia takutkan bila Aldric sedang mencari mangsa nya sendiri. Sebenarnya William sudah menawarkan diri untuk mencarikan korban untuk tuannya. Namun Aldric menolak karena rasa ingin membunuhnya sudah membuatnya buta akan kehadiran Elisha di hidupnya sekarang.
"William dimana pisau ku tadi." Ucap Elisha sambil menghapus jejak air matanya dan sesekali masih terisak.
"Ini dia nona."
Saat ini mereka berada dirumah Elisha, nona nya meminta untuk dipulangkan kerumahnya sendiri ia tidak ingin berada di tempat Aldric.
Hati nya terasa sesak melihat pemandangan tadi, terasa seperti terbakar sekaligus tertusuk ribuan pisau. Kini rasa sedih dan terluka berganti menjadi marah dan benci.
Elisha mengambil pisau daging dari tangan William dengan tergesa-gesa, ia kemudian berlari ke belakang rumah, disana banyak ditumbuhi semak dan pohon-pohon liar. Terlihat begitu tidak terawat.
Gadis itu kalap ia membabat semua yang menghalangi pandangannya. Elisha seperti orang gila yang sedang mengamuk tidak bisa dihentikan oleh siapapun karena senjata tajam yang ia pegang mengayun ke sana-kemari.
Ia terus menebas semak belukar sampai pepohonan kecil yang tumbuh merusak pemandangan rumahnya sambil menitihkan air mata.
"Aaarrrgggkk."
"Nona! Nona! Apakah nona baik-baik saja."
William yang melihat nona nya merintih kesakitan datang menghampiri, betapa terkejutnya ia mendapati tangan Elisha berlumuran darah.
"Nona, tangan nona terluka. Mari saya obati."
"Pergilah Will , aku ingin sendirian."
"Tapi nona, tangan nona-"
"Pergilah! Aku bisa mengatasinya sendiri."
William faham nona nya ingin sendirian meski merasa khawatir William memutuskan untuk mencari tuan Aldric dan memberi tau mengenai keadaan Elisha saat ini.
°•°•°•°•°Di sisi lain•°•°•°•
"Ayo sayang berteriak lah, sebut namaku."
"Sa-sakit all aarrrkkk!."
"Berapa banyak pria yang sudah kau sentuh dengan jari-jari ini hmm."
Perempuan cantik bertubuh ideal itu hanya menggelengkan kepalanya menahan rasa sakit akibat putusnya beberapa bagian jarinya akibat ulah Aldric.
Kini wajah cantik itu terlihat sangat pucat terdapat bekas luka lebam di salah satu pipinya dan sudut bibirnya yang berdarah. Bahkan tangannya sudah kehilangan beberapa jari dan belasan luka sayat di bagian kaki.
Sedangkan Aldric begitu menikmati acara menyiksa wanita yang tadi nya ia iming-iming dengan rayuan dan sedikit ia beri perhatian ini. Lihatlah wajahnya yang tadinya terlihat mencoba untuk menggoda Aldric kini terlihat ketakutan setengah mati.
Ini semua berawal saat tanpa sengaja Aldric melihat 'Emeli' di parkiran wanita yang ia siksa saat ini, sedang bertengkar hebat dengan kekasihnya dan si kekasih ini menampar wajah Emeli sampai-sampai sudut bibir wanita elegan itu mengeluarkan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's a Psychopath ✓
Acak"Aku akan membunuh siapapun yg mengusik ketenanganku dan milikku," ucap Aldric "Kenapa banyak orang gila disekitarku." Batin Elisha menggerutu • • • Ia adalah pria kejam yang tidak memiliki perasaan dan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa...