"Jangan seperti ini, jawab aku Will apa yang terjadi dengan Aldric!."
Elisha menaikan suaranya dan mulai menatap nyalang kearah William namun yang ditatap malah balas menatap sayu Elisha.
Apa yang terjadi aarrkkkkk!!
"Kuat kan diri nona, saat ini tuan Aldric sedang berjuang."
Seperti tersambar petir walau perkataan William masih ambigu namun sudah dapat dipastikan bahwa keadaan Aldric memang benar-benar buruk.
"A-apa yang terjadi."
Suara Elisha bergetar, apakah ia bisa menerima kenyataan ini, namun Elisha harus tetap tau apa yang sebenarnya terjadi kan.
"Kondisi tuan Aldric tidak terlalu bagus, ia kehilangan beberapa memory-nya ada beberapa hal yang tidak dapat ia ingat."
Elisha luruh kelantai, ia terduduk lemas mengetahui kenyataan yang menyakitkan bahkan lebih nyakitkan dari yang ia duga.
"Apa dia tidak mengingatku."
William menggeleng pelan, matanya juga mengisyaratkan kesedihan.
"Dia melupakan beberapa hal, termasuk anda nona."
Ketika rasa itu mulai tumbuh, mengapa? mengapa Tuhan menjauh kan nya.
"Dimana ia sekarang? bagaimana keadaannya?."
Elisha mulai tidak sabar, ia menuntut semua pertanyaan nya dijawab. Elisha merasa bersalah entah ini karena salahnya atau bukan yang pasti hatinya juga ikut terasa sakit.
"Aku ingin menemuinya Will."
Elisha menggoyang-goyangkan tangan William menuntut penjelasan lebih.
"Keadaan tuan Aldric masih belum stabil. Ia masih dirawat dan belum boleh dikunjungi."
Mata Elisha memanas, ia mencoba sekuat tenaga menahan agar air matanya tidak jatuh. William tidak tega melihat nona nya yang sudah ia anggap seperti adik sendiri menjadi rapuh seperti ini sekali lagi. William memegang bahu Elisha, mencoba menguatkan gadis itu dan membantunya berdiri.
"Apa yang sebenarnya terjadi Will, mengapa Aldric seperti ini."
William mendudukkan Elisha di sofa begitu pula dengan dirinya.
"Saya juga kurang tau non, yang tau secara spesifik nya hanya Jimy."
"Berhentilah memanggil ku nona."
Elisha merasa tidak nyaman saat William memanggilnya dengan embel-embel 'nona' entahlah terasa sedikit aneh ditelinga nya. William sudah seperti kakak baginya ia merasa aman saat berada didekat William.
"Tapi..."
"Panggil dengan nama saja seperti yang lain." Ucap Elisha tulus suasana hatinya mungkin sedang tidak baik tapi, melihat William yang menghawatirkan nya ia merasa lebih baik.
"Tuan bisa marah."
"Bagaimana kalo kak."
"Ha?" William hanya membeo tidak faham dengan maksud Elisha.
"Ck. Sekarang aku panggil kakak aja ya. Truss kalo kakak manggil aku adek juga ga papa ko."
William terenyuh, ia benar-benar seperti melihat adik semata wayang nya yang meninggal lima tahun yang lalu karena sebuah insiden.
"Bagaimana dengan tuan Aldric, dia mungkin tidak senang."
"Si dosen beku itu, dia sedang sakit kan tenang saja hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
He's a Psychopath ✓
Random"Aku akan membunuh siapapun yg mengusik ketenanganku dan milikku," ucap Aldric "Kenapa banyak orang gila disekitarku." Batin Elisha menggerutu • • • Ia adalah pria kejam yang tidak memiliki perasaan dan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa...