Saat ini yang ada didalam pikiran Elisha hanyalah mengenai keadaan Aldric. Ia sudah berada di apartemen dari laki-laki itu sejak beberapa jam yang lalu.
Elisha belum mendapat kabar dari Jimy yang merawat Aldric membuatnya semakin cemas. Pria jomblo itu sangat sulit untuk dihubungi.
Ada apa sebenarnya dengan ku.
Elisha hanya mondar mandir di dalam kamar tamu memikirkan keadaan Aldric yang masih ambigu. Ia sangat ingin menemani pria itu namun yang terjadi malah Elisha yang dikunci di dalam kamar dan pelakunya adalah William.
Elisha rasa William mulai bersikap berlebihan atau mungkin ini adalah perintah dari Aldric entahlah yang pasti ia seperti orang gila yang terus bergumam tidak jelas dan berjalan mondar mandir mengelilingi seluruh kamar. Keadaan Elisha juga lusuh acak-acakan karena belom mandi hari ini. Sama sekali.
Ceklek
Pintu terbuka menampilkan Jimy diambang pintu. Wajahnya terlihat serius membuat jantung Elisha berdebar-debar menanti berita apa yang akan disampaikan orang itu.
Jimy mendekat wajah nya masih menampilkan raut serius yang sama sekali tidak cocok untuknya.
"Lu dah makan."
Elisha hanya menggeleng pelan, bukan ini yang ingin ia dengar saat ini.
"Gimana keadaan Aldric Jim."
Jimy terlihat menghembuskan nafas panjang dan memijat pangkal hidungnya pelan.
"Lu harus makan dulu."
"Gak! Gimana keadaan Aldric."
Jimy menatap Elisha dingin dan yang di tatap pun mulai menciut, buka karena takut melainkan merasa aneh dengan perilaku Jimy yang sangat berbeda.
"Lo makan dulu abis itu gue kasih tau. Ayo turun makan."
Elisha benci, ia tidak suka diperintah dan diatur-atur seperti ini. Ia sangat membenci ketika ada orang yang mulai mencampuri urusannya. Apa lagi ini adalah Jimy, orang yang notabene adalah orang yang asik dan periang menjadi orang yang sangat berbeda. Menjadi orang yang dingin sangat tidak cocok dengan tampang itu, malah membuatnya jadi menakutkan.
Ingin Elisha menolak, namun keinginan hati kecilnya untuk mengetahui kabar Aldric lebih besar dari pada egonya saat ini. Elisha hanya mengekori Jimy turun menuju ruang makan.
Di sana sudah tersedia semangkok besar nasi goreng serta lauk pauk nya. Hari sudah menjelang malam berarti makan siang dan makan malam Elisha menjadi satu kali ini.
Benar sekali siang tadi Elisha terlalu kalut memikirkan keadaan Aldric sampai melupakan makan siangnya untunglah asam lambung gadis itu tidak naik.
Jimy menyuruh Elisha segera duduk dan makan diikuti Jimy yang mulai membalik piring untuk makan. Walau suara perut Elisha sudah berdering meminta diisi namun ia sedang tidak bernafsu sama sekali.
"Sebenernya apa yang terjadi dengan Aldric."
"Abisin dulu tu makanan, makan yang bener biar badan lu berisi, kagak kaya sekarang kek tengkorak berjalan."
Akhirnya Jimy yang kocak kembali dari dasar jurang dan meninggalkan Jimy yang dingin. Suasana yang sebelumnya canggung kini beranjak cair.
"Aku engga kurus ya."
"Trus apaan."
"Ramping."
"Halah ngaco Lo."
Suasana yang mulai mencair membuat nafsu makan Elisha kembali naik, ia segera menambah nasi goreng dan beberapa lauk kedalam piringnya Jimy yang biasanya makan seperti babi saja sampai kalah. Ia hanya makan sedikit dan rapih tidak seperti biasanya yang bar-bar.

KAMU SEDANG MEMBACA
He's a Psychopath ✓
Random"Aku akan membunuh siapapun yg mengusik ketenanganku dan milikku," ucap Aldric "Kenapa banyak orang gila disekitarku." Batin Elisha menggerutu • • • Ia adalah pria kejam yang tidak memiliki perasaan dan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa...