Part 29

14.2K 683 37
                                    

       Aldric meninggalkan Dimas dan anak buahnya ia tentu tidak ingin terlibat masalah yang menyangkut polisi dan hukum.

       Sebelum melepaskan kerah baju Dimas Aldric memberi peringatan tegas kepada pria berwajah manis itu.

"Kalau terjadi sesuatu kepada Elisha, Lo yg bakal jadi orang pertama yg mati." Desis Aldric eh :v desis Bayu & Aldric.

Ntar ada yg minder klo kagak disebutin dua"nya :V.~author

       Dimas hanya tersenyum miring melihat geng nya Aldric pergi meninggalkan tempat ini.

"Ayo kita jga harus pergi."

"Dim sorry gue gak bisa jagain cewek lu."

"Sans Elisha pasti blom jauh, kita masih punya kesempatan."

       Meski nada bicara Dimas biasa saja namun sorot matanya mengatakan lain, tatapan kebencian dan kecewa.

       Didalam mobil Aldric mulai kehilangan kendali atas dirinya. Ia mulai meremas rambutnya frustasi, matanya mengisyaratkan kegagalan sekaligus kerinduan.

       Ia harus melampiaskan emosi ini atau Aldric akan melukai dirinya sendiri. Jimy dan William yang mengenali gelagat Aldric mulai memutar otak mencari ide. William dengan cekatan membuka laptopnya mengotak-atik benda persegi itu untuk mencari informasi.

"Sudah dapat?" Tanya Jimy.

"Hhmm." William mengangguk pelan.

       Jimy juga mulai mengambil tindakan ia meraih ponselnya mengetikan beberapa nomor dan menghubungi anak buah Aldric yg berada di mobil yg berbeda.

"Carikan mangsa buat Aldric dan pastikan orang itu tidak memiliki keluarga atau identitas lain yang dapat menimbulkan masalah."

"Baik tuan."

"Gua bakal kasih tahu lokasinya nanti."

       Jimy menutup sambungan telepon nya sepihak tanpa mendengar jawaban dari sebrang sana.

"Lokasinya dimana?."

"Hutan Angker."

"Ya elah lu milih tempat kira-kira dong, ini mo uji nyali ato gmn coba."

"Hutan Angker satu-satunya tempat yang paling aman untuk membunuh orang."

"CK CK serah lu dah."

       Dua puluh menit berlalu mobil yang ditumpangi tiga sekawan itu mulai memasuki area hutan, jalanan nya terasa suram bahkan sinar matahari sulit untuk menembus lebatnya pepohonan. Tempat ini sudah mencekam di siang hari bagaimana bila malam tiba.

       Mereka berhenti, meski Aldric dkk tidak terlalu dalam memasuki hutan namun area ini sudah cukup aman, lagi pula tidak ada orang yang berani nekat kemari ya karena mitosnya orang datang dan masuk ke hutan tidak akan kembali dalam keadaan waras atau hidup.

       Aldric masih setia duduk di dalam mobil, sedangkan Jimy dan William keluar untuk memeriksa keadaan.

       Tatapan pria jangkung itu terlihat kosong, jari jemari tangannya saling bertautan dan meremas kuat.

       Tak berapa lama datang mobil lain mobil yang berisi anak buah Aldric. Dari dalam anak buah Aldric membawa seseorang pemuda remaja yang tangan dan kaki nya diikat.

"Ini dia tuan." Kata salah satu anak buah dari Aldric sambil mendorong tubuh remaja laki-laki itu sampai tersungkur di bawah kaki William dan Jimy.

"Pak boss nih persembahan Lo dah Dateng!" Teriak Jimy.

       Aldric keluar dari mobil , tatapan mata nya sudah sedikit berubah memerah.

He's a Psychopath ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang