Part 48

2.2K 157 7
                                    

Aldric berdiri dihadapan cermin, memandangi dirinya yang dipantulkan oleh cermin berukuran sebesar orang dewasa itu dengan pandangan kosong.

Pantulan dirinya di cermin tiba-tiba berbicara membuat Aldric terkejut namun entah kenapa ia merasa familiar. "Lu tega ya sama gue," kekeh diri Aldric yang berada di dalam cermin. "Lu kira kalo lu ga inget sama gue trus gue bakal ilang gitu."

Aldric ikut tertawa, ia merasa seperti berbicara dengan sebagian dari dirinya yang hilang. Dan itu membuatnya damai lagi setelah merasa bingung dengan kejadian yang baru-baru ini terjadi.

"Tawa lagi lu bego, emang lu inget sama gue?" Tanya cerminan Aldric. "Enggak." Jawab Aldric dengan polos.

"Gua Bayu! tanem tuh nama di otak lu." Mereka tertawa bersama. Tawa yang sangat mengerikan apalagi bila dilihat oleh orang awam maka Aldric akan terlihat seperti orang gila yang tertawa sendiri di depan cermin. Tapi emang gila kan tuh orang

Saat mencoba mengingat masa-masa yang ia lupakan seketika kepala Aldric terasa seperti ingin pecah. Rasa sakit menyerangnya membuat Aldric hampir kehilangan keseimbangan.

"Hae lah bang santuy ngapa woy!" Teriak Bayu membuat Aldric mencoba memperhatikan cermin lagi.

"Ga usah lu inget yang ga perlu, ntar juga balik sendiri," saran Bayu. "Mending sekarang kita liat cewek cantik kita." Kekeh Bayu sambil menaik-turunkan alisnya.

Aldric faham siapa yang di maksudkan Bayu dan seketika senyum licik terukir di bibir Aldric.

Di tempat lain Elisha sedang mengikuti William secara diam-diam. Insting bertahan hidup yang ia miliki mengatakan bahwa ada sesuatu yang mencurigakan dengan William membuat Elisha penasaran.

William hanya terlihat berjalan-jalan mengelilingi danau yang sepi pengunjung karena memang bukan hari weekend. Hanya ada beberapa orang yang melintas menggunakan sepeda motor dan juga ada pasangan mesum di bawah pohon-pohon besar. Gak takut kesambet apa ya

William sangat menyadari keberadaan Elisha yang mengikutinya entah mengapa gadis itu jadi sangat mencurigainya namun William pura-pura tidak tau karena mengerjai adik angkatnya itu memang sangat seru.

"Sampai kapan hmm." Ucap William yang diperuntukkan untuk Elisha yang masih bersembunyi di balik pohon. "Anggap aja aku ga ada disini." Teriak Elisha dari balik pohon membuat William merasa gemas. Kelakuan Elisha mengingatnya dengan adiknya yang meninggal karena sakit keras.

Masa-masa yang kelam bahkan William tidak bisa mengingat wajah adiknya sendiri. Ironis bukan, William tersenyum kecut sambil melanjutkan langkahnya. Bila bukan karena Aldric mungkin ia sudah tinggal nama.

Ia sudah berada di ambang kematian saat tujuan hidupnya yaitu adiknya satu-satunya keluarga yang ia miliki meninggalkan dirinya. Aldric datang menyelamatkannya dari keputusasaan. Menariknya di saat William sudah ingin terjun bebas dari jembatan.

Aldric memberinya tujuan lain untuk menjalani hidup. Sejak saat itu William memutuskan untuk mengabdikan seluruh sisa hidupnya untuk Aldric.

Ketika suasana menjadi semakin hening dan tidak ada satupun orang yang yang lewat seperti beberapa menit yang lalu membuat William langsung waspada. "Dek sini!" Perintah William. Karena terkejut dengan lugunya Elisha langsung mendekat dan jadi ikut waspada melihat William yang juga kelihatan sedang waspada akan sesuatu.

"Ada apa?" Tanya Elisha dengan nada penasaran. "Tidak ada." Jawab William sambil merangkul paksa Elisha membuat gadis itu meronta-ronta kesal. "Haha lagian apa sih ngendap-ngendap gitu." Gemas William.

"Abisnya kakak mencurigakan." Jawab Elisha sambil mengerucutkan bibirnya. Mengapa ia begitu kurus, sangat terlihat sekarang perbedaannya saat tubuh besar William merangkulnya.

He's a Psychopath ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang