ayah

6.2K 355 7
                                    

"Papah udah bilang sama kamu, jangan berpenampilan seperti ini!" ucap seorang laki laki paruh baya di ambang pintu

"Maaf pah Radit hany-" tiba tiba perkataan nya terpotong karena Hadi ayah Radit sudah menamparnya.

Plakk

pipi kanan Radit sudah memerah akibat tamparan ayahnya yang begitu kuat. Bahkan tangan Hadi sudah terasa kebas saat menampar Radit.

"Berani kamu ngelawan saya?" tanya Hadi ayah Radit dengan napas tidak beraturan matanya mendelik tajam.

" maaf pah."  ucap Radit menundukan kepalanya dalam dalam.

"Saya sudah mengatakan sama kamu! Jangan berpenampilan seperti ini, apa kamu tidak mendengar, ucapan saya hah?" teriak Hadi murka

"Pah Orion udah bilang, kal-"

"Jadi diri kamu sendiri! Kamu harus belajar jadi diri sendiri."

Tiba tiba saja Hadi menyeret Radit menuju gudang. Yang berada di lantai paling atas rumahnya.

" tidur di sini Sampai pagi awas kalo keluar." ucap Hadi sambil menendang tulang kering Radit.

" tapi pah..."

" masih berani kamu melawan hah? Masiih syukur saya kasih kamu tempat untuk tidur."

Ctarr
Ctarr
Ctarr

Hadi memukuli Radit dengan sabuk yang di kenakan nya dengan brutal,hingga tangan dan badanya sampai mengeluarkan darah bekas luka itu terasa sangat mengerikan.

"Maaf pah." lirih Radit.

Bughh
Bughh
Bughh

Karna sangat kesal dengan Radit,yang berpenampilan menjadi nerd, Hadi memukuli perut dan wajah Radit seperti orang kesetanan.

" hanya gara gara wanita? Kamu berpenampilan seperti ini? Bodoh!"  ucap Hadi dengan emosi yang masih belum meredam.

Hadi pergi meninggalkan Radit sendirian di gudang yg kotor dan menutup pintu dengan sangat kencang.

Brakk

Pintu pun tertutup, Radit segera menuju pintu dan mencoba untuk membukanya namun hasilnya nihil tidak ada seorang pun yang mau membukanya.

Radit pun akhirnya merebahkan dirinya di lantai yang kotor. Radit tak bisa melihat sekeliling nya hanya ada kegelapan yang menemaninya. Ia menahan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya

"Bunda." lirihnya

"Andai saja bunda ada di sini." tak terasa air mata menetes membasahi pipinya. Radit bukan menangis karena di pukuli tapi Radit begitu merindukan ibunya. Radit sadar jika ayahnya tidak suka jika dia berpenampilan seperti ini. Bahkan dia marah besar saat tau dirinya di bully.

🌞🌞🌞

"Oyy kanya udah belum pr? gue mau liat soalnya gak keburu tadi malam" tanya Oci sambil membawa buku matematika nya dan membawa sebungkus permen.

"Bukanya gak keburu tapi lo emang gak pernah ngerjain pr" jawab Kanya entah menyindir atau tidak namun itu membuat Oci tertawa.

" perasaan gak ada yang lucu deh" heran Kanya padahal dia sama sekali tidak mengajak Oci bercanda.

"Halah emang sinting tu orang" ucap Enur dengan wajah sinis yang di tunjukan kepada Oci.

"Halah berisik kalian mana Kanya buku nya.keburu bu Nengsih masuk, nihh sekalian gue bawain kalian permen sebungkus,baik kan gue.anggep aja itu sogokan"

Tanpa banyak bicara Kanya pun langsung memberikan buku matematika nya kepada Oci.

"Oyy kanya gimana hubungan lo sama Radit baik baik aja kan?" tanya Naya sambil duduk di sebelah Kanya karena Naya dan Kanya itu sebangku .

"Baik kok,tapi yang gue heran si Radit itu rumah nya lumayan gede" jawab Kanya sambil memakan permen pemberian dari Oci tadi.

"Hm.. Ma-sa sih, mung-kin it-u rumah ma-jikan nya " ucap Naya gelagapan.

"Yaudah lah ya, bodo amat" ucap Kanya santai.

"Ehh Nay gue ke toilet bentar yah"

"Mau gue temenin ga?"

"Ngga usah gue sendiri aja"

Kanya pun keluar dari kelas sebenarnya dia akan pergi ke Rofftop. tanpa sengaja dia melewati taman belakang sekolah yang pas untuk di jadikan tempat bolos. Akhirnya dia memutuskan di taman saja daripada harus jauh jauh ke rooftop.

Saat akan berteduh di bawah pohon Kanya melihat Radit yang sedang duduk sambil menggambar.

"Dorr"

Karna merasa kaget kertas kertas yang ada di tangan Radit berhamburan ke tanah. Buru buru Radit memungut nya kembali.

" dasar kagetan. wahh gambaran lo lumayan bagus juga ternyata" ucap kanya sambil membantu memungut kertas Radit yang berserakan.

"ga baik tau ngagetin orang" ucap Radit mengingatkan

" ya maaf,tumben lo bolos?,ehh muka lo kenapa pada lebam kaya gitu?" tanya Kanya .

"Aku nggak bolos kok. cuman lagi gak ada guru jadi aku ke sini" jawab Radit

" jawab pertanyaan gue yang kedua lo habis berantem? "

"Nggak kok aku cuman jatuh dari motor" jawab Radit mencoba meyakinkan Kanya bahwa ia tidak apa apa.

"Dit gue tuh pacar lo kenapa sih lo bohong sama gue"

"Maaf tapi aku ga Bohong"

"Luka lo udah di obatin belum?"tanya Kanya

" udah kok" jawab Radit

Mereka pun terdiam beberapa menit tidak ada yang berbicara. Mereka sama sama terhanyut dalam pikiran masing masing.

"Kanya kamu bolos gak akan di marahin sama guru"? Tanya Radit tanpa melihat wajah Kanya karens Radit masih fokus pada gambaran nya yang setengah jadi.

" nggak lah gue udah biasa" jawab Kanya mantap

"Dit ntar pulangnya bareng ya?gue nebeng di motor lo soalnya mobil gue mau di pinjem sama Sillvy" ucap  Kanya

"tapi aku hari ini bakal pergi ke suatu tempat." balas Radit

"Emang mau kemana? Gapapa kok gue ikut kemanapun lo pergi." ucap Kanya. Sungguh ia ingin memuntahkan isi perutnya sekarang juga.

Radit hanya tersenyum tipis.

Maaf gais part nya geje, soalnya ga mood banget nulis sumpah

MY BADGIRL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang