"Kanya!" teriak Orion berlari di tengah koridor rumah sakit, dengan penampilan yang terlihat kacau, matanya terlihat sembab.
Orang orang yang berlalu lalang, di sana menatap nya heran, tak sedikit dari mereka berbisik, membicarakan nya. Orion tidak peduli apa kata orang, karna tujuan nya hanya ingin bertemu Kanya.
"Kanya lo ga boleh, tinggalin gue ga boleh." Orion mengusap air mata nya dengan kasar. Saking cinta nya Orion kepada Kanya, Ia rela meneteskan air mata nya, yang sangat berharga.
"Om gimana keadaan Kanya, Om?" tanya Orion menguncang guncangkan bahu Ari.
"Saya juga tidak tau, dia sedang di tangani dokter." jawab Ari setenang mungkin walaupun hati nya merasakan sakit.
Tanpa aba aba, tangan Orion langsung terulur untuk mumbuka knop pintu. Namun tercegah Ari langsung mendorong tubuh bongsor Orion, hingga membentur tembok.
"Kamu apa paan hah!" bentak Ari
"Saya mau liat keadaan Kanya om! Saya ingin ketemu saya dia." Orion berkata dengan suara parau nya, bahkan nyaris menghilang.
"Kamu jangan cari gara gara! Sama anak saya dia lagi, di tangani dokter."
"Pokoknya saya mau ketemu, sama Kanya."
Bughh
Ari membogem pilipis Orion, membuat tubuh Orion terpental ke belakang, menubruk tembok.
"Kamu ga denger saya bilang apa!"
"Udah mas, ini rumah sakit." Helena mengusap punggung kekar suaminya guna menenangkan nya.
"Setelah Kanya sembuh, saya akan membawa nya ke Jerman." final Ari, keputusan nya sudah bulat, tidak bisa di ganggu gugat.
Jeder, perkataan Ari bagaikan petir di siang bolong, yang menyambar, tubuh Orion langsung melemas seketika.
"Om saya mohon, jangan bawa Kanya pergi." Orion berlutut di hadapan Ari tangan nya memegang kaki Ari.
"Saya ga akan mengubah keputusan saya."
"Om saya mohon jangan bawa Kanya, saya gamau kehilangan Kanya untuk kedua kalinya, izinin Kanya untuk tinggal di sini Om, saya mohon." Orion tak kuasa membendung air mata nya untuk tidak jatuh, sudah ketiga kalinya Orion menangis hari ini.
"Kamu itu cowok! Kenapa menangis? Apa kamu sudah tidak punya urat malu? Dimana harga diri kamu sebagai seorang laki laki." celetuk Ari pedas.
"Saya ga peduli Om, dengan harga diri saya, saya hanya ingin Kanya tetap tinggal di sini."
"Kenapa? Itu hak saya sebagai kepala keluarga." Ari sangat tak suka jika ada seseorang yang menentang keputusan nya.
"Om saya mencintai Kanya, melebihi diri saya sendiri, saya akan menjaga ny--"
"Cukup! Saya gamau denger ucapan kamu lagi." Ari langsung melengang pergi meninggalkan Orion dan Helena.
"Maafin suami, tante Orion." ucap Helena lembut tangan nya sibuk, mengusap puncak kepala Orion.
"Jangan bawa Kanya pergi tante." lirih Orion dengan tatapan memohon, Helena benar benar tak tega dengan Orion. Sebenarnya Helena pun tidak setuju dengan keputusan Ari, untuk membawa Kanya ke Jerman.
Helena langsung memeluk tubuh Orion, yang terlihat kacau, Orion merasakan kehangatan yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya, pelukan seorang ibu.
"Anggep aja tante, ibu kamu Orion." ucap Helena lembut, Helena sudah mengenal Orion sejak kecil. Apalagi Hadi adalah sahabat Helena saat Sma.
"Jangan bawa Kanya pergi tante, Orion ga bisa kalo sampai, kehilangan Kanya untuk kedua kalinya, jangan bawa Kanya pergi tante, jangan." isak Orion suaranya terdengar pilu dan menyayat hati.
"Kamu jangan nangis kaya gitu ah jelek, apalagi kamu anak cowo." ucap Helena seraya mengusap air mata Orion.
"Tante jangan bawa Kanya pergi..." Orion terus mengulangi kata kata itu, entah sudah ke berapa kali.
Tak lama kemudian pintu ruangan Kanya terbuka, menampilkan seorang dokter laki laki yang masih memakai, baju operasi berwarna hijau.
"Dokter gimana, keadaan Kanya dok bilang sama saya dok, jangan diem aja." teriak Orion menguncang guncang kan bahu dokter itu.
"Kondisi pasien saat ini sangat lemah, kita sebagai manusia hanya bisa berdoa supaya, pasien bisa melewati masa koma nya." ucap Dokter itu menjelaskan.
"Koma dok?" tanya Orion
"Iya, saya tidak tau kapan pasien, membuka matanya, kalo begitu saya kembali dulu ke ruangan saya."
"Saya boleh jenguk Kanya kan dok?" tanya Orion antusias
"Silahkan asal tidak menganggu pasien, dan untuk orang tua pasien, temui saya di ruangan saya." ucap dokter itu, yang bernama Andi
"Titip Kanya sebentar ya, Orion." ucap Helena lalu kakinya melangkah mengikuti dokter Andi, dari belakang.
Orion memasuki ruangan Kanya, dengan rasa sesak di dadanya. Ia tak tega melihat gadisnya terbaring lemah di sana, kenapa harus Kanya? Kenapa tidak Orion saja yang tertabrak? Mungkin hanya takdir yang bisa menjawab nya.
"Kanya kamu jangan tinggalin aku ya." ucap Orion seraya meraih tangan Kanya dan menempelkan nya di pipinya.
Orion tak tega melihat kondisi Kanya, yang terbaring lemah seperti ini, matanya tertutup sempurna, sebelah tangan nya ter infus. Sebagian kepala nya terikat oleh perban.
"Kapan kamu, mau buka mata Kanya? Aku kangen liat kamu ngomel ngomel ga jelas." ucap Orion lirih, Ia berusaha menahan air mata nya agar tidak tumpah di hadapan Kanya, Ia tidak mau jika Kanya mengetahui jika dirinya sedang menangis.
Pasti gadisnya ini akan menertawakan nya, ataupun mengejek nya sebagai cowok lemah. Walaupun mata Kanya masih setia terpejam, namun Orion merasakan jika Kanya tengah berada di sekitar nya.
"Kamu cepet sembuh ya."
"Aku gamau liat kamu sakit kaya gini, kalo kamu sembuh aku janji deh, bakal traktir kamu sepuasnya."
Orion mencium tangan kanan Kanya selama beberapa detik, kemudian meletakkan nya kembali di pipinya.
"Aku janji bakal, bawain kamu bunga lily setiap hari. Itu bunga kesukaan kamu kan?" tanya Orion, sebanyak apapun Orion berbicara, Kanya tidak akan pernah menyahut nya.
"Kamu masih inget ga? Pertama kali kita ketemu?" Orion langsung bernostalgia pada kejadian beberapa tahun yang lalu.
"Pertemuan kita emang ga di sengaja, hanya karna rebutan bunga lily." Orion tersenyum tipis saat mengingatnya.
"Kamu janji kan? Ga akan ninggalin aku ke Jerman? Aku ga bisa ngebayangin gimana, kehidupan aku saat kamu bener bener pergi."
"Aku takut hubungan kita bakal berakhir, aku takut suatu saat nanti kamu ga mencintai aku lagi."
"Kamu cepet sembuh ya, aku cuman ingin ngeliat kamu tersenyum, jangan pernah tinggalin aku ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BADGIRL [Completed]
أدب المراهقينKanya auristela chalondra seorang badgirl yang harus terjebak dalam, permainan teman-temanya yaitu harus, memacari cowo cupu bernama Radit selama 3 bulan. Setelah 3 bulan berlalu akankah Kanya jatuh cinta kepada Radit atau justru meninggalkan nya? ...