Entah kenapa pertemuan diawal akan terasa biasa saja.
***
"Udah La udahh. Lo dari pertama keluar kantin sampe sekarang senyum-senyum terus ngeri gue liatnya." Lisna mengacak poni ala Korea milik Lala. Perempuan itu memang fans berat girlband Korea sampai-sampai ia selalu mengikuti gaya hidup dari negara yang identik dengan dramanya yang banyak diminati dari kalangan bawah sampai kalangan atas.
"Aaa Lisna, poni gue!" pekik Lala histeris. Ia melemparkan tatapan mautnya pada perempuan menyebalkan ini.
"Lagian kek orang gila lo, haha hihi sendirian."
"Sewot banget si lo liat temennya seneng."
"Enggak enggakk, nggak iri gue yang ada ngeri. Hiii." Lisna pura-pura ketakutan membuat Lala mendengus sebal.
Berbeda dengan mereka berdua yang ribut tiada henti. Audy dan Risa memilih kegiatan lain. Risa dengan ponselnya dan Audy yang sibuk mengingat siapa laki-laki yang tadi ia temui di kantin. Wajahnya yang tidak asing benar-benar membuatnya penasaran setengah mati.
"Guyss, gue mau nanya."
Ketiga teman baru Audy itu langsung menatap ke arahnya. Risa menaikkan satu alisnya tanpa bicara apapun.
"Yang di kantin tadi namanya siapa sih?" tanya Audy tak kuat menahan rasa penasarannya.
Lisna mengerutkan alisnya. "Kenapa? Naksir lo sama mereka?"
Audy berdecak. "Kagak lah. Gue kayak nggak asing aja sama yang paling depan tadi."
"Siapa? Si Arga?"
Shit
Tepat saat Lala mengucapkan nama itu tebakan Audy langsung jatuh pada teman SD nya dulu. Mungkin kah laki-laki itu satu sekolah juga dengannya?
Arga
"Keren-keren sih. Gue kalo ditanya mau apa kagak, jelas mau lah." ucap Lala. "Tapi gue nggak sealay mereka. Sampe teriak-teriak histeris, dandan menor cuma biar diperhatiin sama mereka. Enggak banget deh gue." lanjutnya bergidik ngeri.
"Di bandung lebih cakep cakep si dari pada mereka," sahut Audy spontan membuat Lala menoleh.
"Serius?"
Audy mengangguk. "Siapa tau nanti gue ada waktu liburan ke Bandung. Boleh lah kalo kalian mau ikut.
"Gue mau Dy, mau banget pokoknya." Lala yang paling semangat dalam topik ini.
Obrolan demi obrolan pun mengalir begitu saja. Audy bercerita tentang kehidupannya di Bandung, begitu juga teman-temannya bercerita tentang apapun yang pernah terjadi di sekolah ini.
***
Sesampainya Audy di rumah 4 jam lalu, ia langsung membaringkan tubuhnya di kasur sambil menatap layar ponselnya dengan serius. Saking seriusnya ia menonton Drakor ia sampai ketiduran sejak beberapa jam yang lalu.
Tok tok tok
"Audy, kamu tidur?"
Suara panggilan dari luar kamarnya membuat gadis itu terpaksa membuka matanya. Ia melihat sekeliling kamarnya yang gelap. Dilihatnya keluar jendela ternyata hari sudah mulai malam. Entah sudah berapa lama ia tidur. Gadis itu meraih ponselnya untuk melihat jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy Is My Husband
Teen FictionSemua berawal dari pindahnya Audy dari Bandung ke Jakarta, ia juga terpaksa harus pindah sekolah. Disekolah ini ia harus bertemu lagi dengan musuh kecilnya yang menyebalkan. Sampai akhirnya sebuah pernikahan mereka alami karna perjodohan yang sudah...