*39✓

9.8K 481 92
                                    

🎼Survive_Lilhappylilsad🎶

***

Arga menarik kasar tangan perempuan yang tadi tengah asik mengobrol dengan teman-temannya di lorong depan kelasnya. Ia membawa perempuan itu ke taman belakang sekolah dengan hati yang sudah diselimuti amarah.

"Arga, kamu ngapain bawa aku kesini?" tanya Fafa bingung.

Arga tak menjawab, lalu menghempas kasar tangan Fafa membuat perempuan itu kaget bukan main.

"Kamu kok kasar sih sama aku?" ucap Fafa kesal.

"Emang harus diginiin biar lo ngerti," balas Arga tajam.

"Kamu kenapa sih?" tanya Fafa dengan wajah bingung.

"Elo yang kenapa," ucap Arga sinis.

Fafa menunjuk dirinya sendiri, "Aku?" tanya Fafa nampak cengo.

"Emang aku kenapa Ga?" tanyanya.

"Lo gila! Lo udah nggak waras, nggak punya otak, lo itu bukan manusia tau nggak?" ucap Arga setajam-tajamnya.

Fafa membulatkan matanya, "Tega kamu Ga ngomong kaya gitu sama aku?" Fafa memandang tidak percaya pada Arga.

"Kenapa? Nggak suka ya?"

"Aku ini pacar kamu lo Ga. Kamu lupa?"

"Banget. Andai gue bisa, pengen rasanya gue amnesia'in semua ingatan gue tentang lo, Fa."

"Kamu ngomong apa sih? Ngaco deh kamu," balas Fafa mulai tak suka dengan obrolan ini.

"Gue serius, Fa. Jujur gue kecewa sama lo."

"Kecewa?" tanya Fafa. "Kamu kecewa apa? Aku ada salah ya sama kamu?"

"Ada. Kesalahan yang mungkin bakal sulit banget untuk gue maafin,"

Fafa sedikit menegang mendengarnya. Soal apa? Fafa mencoba menebak-nebak kesalahan apa yang pernah ia perbuat? Dan kenapa ini sangat mengancam hubungannya?

"A-apa? Apa kesalahan aku yang buat kamu kecewa?" tanya Fafa mencoba tenang.

Arga menghembuskan nafas pelan, "Ngapain lo seminggu yang lalu di toilet lantai dua yang udah rusak?" tanya Arga mulai menimbun amarah saat video tentang Audy kembali berputar di ingatannya.

Lagi-lagi Fafa terkejut, Apa ini soal jalang itu? pikir Fafa semakin tak tenang.

"Kenapa kamu tiba-tiba nanya gitu?" tanya Fafa enggan menjawab.

"Gak usah nanya balik. Lo tinggal jawab aja,"

Fafa berdiri tak tenang di posisinya. Pandangannya tak bisa ia fokuskan pada satu titik. Jari-jarinya saling meremas satu sama lain. Astaga, bagaimana ini?

"Maaf Ga, tapi aku nggak tau tempat apa yang kamu maksud tadi," ucap Fafa bohong.

"Seinget gue, Fafa yang gue kenal nggak suka bohong," sarkas Arga.

Fafa semakin kuat meremas jari-jarinya yang kian mendingin. "A-aku nggak bohong,"

"Masih mau bohong?"

Fafa menghembuskan nafas kasar. Ia menatap Arga tajam. "Kenapa sih kamu kepo banget?!" pekik Fafa kesal.

"Jangan pernah ikut campur urusan aku, Ga." ucap Fafa hendak pergi dari sana, tapi dengan cepat Arga mencegah dengan menghalangi jalan Fafa menggunakan satu tangannya yang ia lentangkan di depan Fafa.

"Jangan lo pikir dengan lo kabur gue nggak tau apa-apa soal itu," ucap Arga.

Fafa membalikkan badannya menghadap Arga, "Kamu kenapa sih Ga lebih belain dia ketimbang aku yang udah jelas-jelas pacar kamu?" tanya Fafa tak suka.

My Enemy Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang