Extra part 2

9.9K 372 104
                                    

🎼Everything I wanted_Billie Eilish🎶

***

"Pergi lo!"

"Kenapa lo selalu muncul di hadapan gue!"

"Pergi!"

Audy melempar berbagai macam benda yang ada di dekatnya. Dengan rasa takut yang menggerayangi tubuhnya ia duduk terpojok di sudut kamar sambil memeluk tubuhnya.

Lagi-lagi bayangan laki-laki itu muncul di hadapannya. Setiap kali Audy sedang sendiri pasti bayangan itu akan dengan senantiasa muncul dan bertingkah ingin menyakiti Audy.

Audy menangis tersedu-sedu. Jantungnya berdegup kencang karena ketakutan. Barang-barang kesayangannya sudah hancur karena ulahnya sendiri. Ini sudah yang kesekian kalinya Audy menghancurkan kamarnya. Setelah kejadian yang sama di rumah orang tuanya kini hal itu terjadi lagi di rumahnya.

"Jangan deketin gue! Jangan ganggu gue! Pergi!"

Audy terdiam seperti orang linglung, sedikit tersadar ia mengambil pecahan kaca yang ada di dekatnya. Perlahan mengarahkannya ke arah pergelangan tangannya. Ia menatap bayangan laki-laki yang berdiri di depannya.

"Pergi!" pekik Audy frustasi, "Pergi atau gue bunuh diri sekarang juga!"

"Audy." Arga masuk dengan tergesa-gesa. Matanya membulat sempurna ketika melihat keadaan kamar yang berubah berantakan. Seperti yang pernah ia lihat, Audy lagi-lagi mencoba melukai dirinya sampai berusaha untuk membunuh dirinya sendiri.

Arga berlari secepat kilat. Mengambil alih pecahan kaca di tangan Audy lalu membuangnya asal. "Kamu gila, ya?!"

Audy menunduk. "Aku capek, Ga," balas Audy pelan dan lemah. Audy benci merasa seperti ini.

"Bukan jalan ini yang harus kamu ambil, Dy."

Audy mendongak menatap sendu pada Arga. "Lalu yang mana, Ga? Aku capek kayak gini. Aku capek di hantui rasa takut, aku capek, Ga."

"Berdamai dengan masalalu, Dy. Cuma itu,"

Sorot mata Audy berubah marah. "Enggak! Sampai kapan pun aku nggak akan mau! Kamu pikir gampang?! Setelah semua yang terjadi, ini semua nggak mudah buat aku, Ga!"

"Kamu mau sembuh, 'kan?" Audy terdiam. Iya, Audy mau sembuh. Audy lelah seperti ini.

"Kamu inget kan apa kata dokter Fina?" Audy ingat, sangat-sangat ingat, dimana saat itu orang tuanya memberi saran pada Arga untuk membawa Audy ke psikolog kenalan mereka. Melihat keadaan Audy yang semakin hari semakin buruk membuat mereka menjadi takut jika sampai terjadi sesuatu hal buruk pada putrinya.

"Istri kamu mengalami trauma berat dengan masalalunya. Bisa jadi dia akan melukai dirinya sendiri ketika dia sedang merasa kesepian dan itu bisa sangat membahayakan janin yang ada di perutnya."

"Kemungkinan besar Audy bisa sembuh adalah kalau dia mau berdamai dengan masalalunya. Terapi saja tidak akan cukup kalau penyebab utamanya masih menjadi monster dalam hidupnya." Mendengarnya saja membuat tubuh Audy bergetar apalagi jika sampai ia melakukannya.

Sejak saat itu Audy tidak pernah di biarkan sendirian apalagi sampai ia merasa kesepian. Sebisa mungkin Arga membagi waktu dengan kedua ibunya untuk bergantian menjaga Audy. Kedua perempuan paruh baya yang sempat asik bergelut dengan dunia kerjanya, sekarang akhirnya memilih untuk berhenti dan fokus pada kewajibannya sebagai seorang istri dan juga ibu untuk kedua putra putrinya.

Namun, meski begitu kadang mereka lupa dan tanpa sengaja meninggalkan Audy sendiri sampai membuat Audy dengan gilanya mencoba menusuk perutnya menggunakan pisau daging berukuran sedang. Entah apa yang sedang terjadi malam itu sampai-sampai ia nekat untuk melukai janin dan dirinya sendiri. Jika saja saat itu Arga tidak datang cepat, mungkin sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi.

My Enemy Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang