Vote dulu biar nikmat bacanya!
Harus komen juga biar ada mantap-mantapnya gitu:)Ini part panjang banget🕊️
🎼—🎶 Request:'D
Lima hari sudah berlalu. Satu hari lagi ujian kelulusan kelas dua belas akan segera usai. Masa SMA mereka akan segera berakhir, tapi Audy dan Arga masih belum menentukan akan kuliah dimana. Audy mungkin sudah memiliki incaran Universitas yang akan ia datangi, tapi beda lagi dengan Arga yang masih berada diambang kebingungan.
"Lo yakin mau kuliah di London?" tanya Arga sekali lagi pada Audy yang baru saja datang dari dapur.
Audy mengangguk mantap dan ikut duduk di sofa ruang keluarga. "Lo tau kan, kuliah di London itu impian gue dari kecil. Dan gue yakin, gue pasti masuk di Universitas itu," balas Audy antusias.
Lagi
Arga benar-benar merasa dilema sekarang. Di satu sisi Arga tidak mau jauh dari Audy, tapi di sisi lain Arga tidak bisa mengikuti kemana Audy akan pergi karna suatu masalah.
"Jadi lo mau ninggalin gue sendirian disini, ya?" tanya Arga memandang Audy.
"Enggak. Lo kan bisa ikut gue. Kita kuliah bareng disana. Pasti bisa kok,"
"Kalo gabisa?"
"Jangan bilang gitu dong. Kalo mau berusaha pasti bisa. Yakin deh sama gue,"
"Gue nggak yakin,"
Audy berdecak. "Di coba dulu baru bilang gitu," ucap Audy.
"Ini bukan masalah nilai yang mempengaruhi gue bisa masuk di sana atau enggak Dy, tapi ini masalahnya ada didalam diri gue,"
Audy mengkerut kan keningnya. "Maksudnya?"
Arga menghembuskan nafas. "Gue punya trauma. Gue takut naik pesawat, itu kenapa gue nggak pernah punya keinginan buat pergi ke luar negeri, entah itu belajar atau hanya sekedar liburan. Gue terlalu takut,"
Audy diam membeku. Apa impiannya untuk kuliah di London hanya akan jadi angan-angannya saja?
"Tapi Ga, lo tau kan kalo gue pengen banget kuliah di London?"
"Gue cuma cerita biar lo tau, bukan nahan dan larang lo buat pergi, Dy." Arga memegang kedua pundak Audy.
"Lagian belum jelas juga kan lo bakal di terima atau enggak disana?" Audy langsung memanyunkan bibirnya.
"Ih kok lo ngomong gitu sih. Harusnya lo tuh doain gue biar diterima," tutur Audy kesal.
Arga terkekeh. "Gue doain kok,"
Audy tersenyum tulus. "Makasih ya Ga, lo baik."
Arga menarik Audy kedalam pelukannya. "Gue kan emang baik, baik banget malah." balas Arga sombong.
"Makin narsis aja, heran gue." ucap Audy disambut tawa Arga.
***
"Ga, besok pulang sekolah temenin gue kerumahnya Lila ya?"
Arga yang hampir memejamkan matanya, hendak tidur tak jadi dan langsung menoleh kearah Audy.
"Mau ngapain?" tanya Arga.
"Ngomong,"
"Masih soal yang sama?" Audy diam.
Arga menghembuskan nafas kasar. "Udahlah Dy. Dia juga pasti ngerti kok, atau jangan-jangan dia waktu itu nolongin lo biar dia nggak di keluarin dari sekolah?" tanya Arga beranggapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy Is My Husband
Fiksi RemajaSemua berawal dari pindahnya Audy dari Bandung ke Jakarta, ia juga terpaksa harus pindah sekolah. Disekolah ini ia harus bertemu lagi dengan musuh kecilnya yang menyebalkan. Sampai akhirnya sebuah pernikahan mereka alami karna perjodohan yang sudah...