*23✓

8K 259 0
                                    

Drrtt drrtt

"Ck, siapa sih." Gumam Audy saat mendengar ponselnya berdering.

"Hallo La," sapa Audy, Arga menatap Audy dengan mulut bergerak seperti bertanya 'siapa' tanpa suara.

"Lala." Ucap Audy lirih, Arga hanya ber'oh'ria lalu fokus kembali pada kemudinya.

"Audy lo kemana sih jam segini belom berangkat?!" Teriak seseorang disebrang sana, bukan hanya satu suara tapi ada tiga suara yang sudah diyakini itu adalah suara ketiga sahabat nya.

"Gue nggak berangkat." Balas Audy.

"Alpa lo udah banyak bego, kena skors lagi baru tau rasa lo." Omel Lisna.

"Mending lo pada balik aja deh." Suruh Audy.

"Sembarangan, lo mau ngajarin kita yang nggak baek-baek ya?." Ujar Risa tidak terima.

"Iya, gue nggak ada temen soalnya, haha." Kekeh Audy.

"Iman gue kuat bro." Ujar Lisna dan disambut tepuk tangan oleh ketiganya.

"Iman lo kek bunga raflesia." Ledek Audy.

"Apaan?" Tanya mereka bertiga.

"Bangke, haha." Balas Audy dengan tawanya.

"Najis." Balas Lisna sewot. Sedangkan kedua sahabatnya yang disebrang sana ikut menertawai dirinya.

"hari ini sekolah bakal pulang cepet, guru pada mau rapat. Mending balik aja deh." Ujar Audy memberitahu.

"Idih, sok tau lo." Sahut Lala.

"Gue emang tau njir." Balas Audy tak terima.

"Lah? Emang lo kata siapa?" Tanya mereka bertiga bersamaan.

"Bokap mertua gue." Balas Audy tanpa sadar.

"Hah?! Apa lo bilang?!" Teriak mereka membuat Audy terlonjak kaget dan menjauhkan ponselnya dari telinganya.

Audy membulatkan matanya saat sadar akan ucapannya tadi.
"E-emang tadi gue bilang apa?" Tanya Audy gugup.

"Bokap mertua, siapa Bokap mertua lo ha?! Lo udah nikah? kapan? sama siapa?" Tanya Lala beruntun, Audy merutukki mulutnya yang asal bicara kalau sedang kesal.

"Em, ma-maksud gue calon Bokap mertua gue, itu tu bapaknya si Arga. Iya bapaknya nya si Arga. Gue kan ngefans banget tuh sama si Arga jadi nggak papa dong kalo gue ngarep jadi mantunya. Haha." Ujar Audy salting, sedangkan Arga yang mendengar itu hanya bisa menahan tawa nya.

"Udah dulu ya perut gue mules nih. Jangan lupa balik, bye." Alibinya, Audy langsung memutuskan panggilannya dan membuang nafasnya lega.

"Calon bokap mertua? Lo udah jadi mantunya malah." Ujar Arga sambil tertawa terbahak-bahak.

"Diem lo!" Ujar Audy kesal.

Arga tak menggubris ucapan Audy, ia masih terus tertawa sampai tak terasa kalau mereka sudah sampai diapertemen nya.

Audy tak memperdulikan Arga yang terus menertawakan dirinya, ia keluar dari mobil dengan menghentak-hentakkan kakinya.

"Lo bisa diem nggak sih?!" Tanya Audy sambil melempar sepatunya asal.

"Kalo gue diem nyeremin." Balasnya sambil terkekeh.

Plak. Audy memukul lengan Arga keras, emosinya sudah naik ke ubun-ubun.

"Aduh!" Ringis Arga sambil mengusap-usap bekas pukulan Audy tadi.

Audy berjalan santai memasuki kamarnya, masa bodo dengan Arga yang terus marah-marah tidak jelas.

Arga menyusul Audy masuk kedalam kamar, ia langsung menuju kekamar mandi dengan membawa sepasang pakaian yang sepertinya bukan pakaian rumahan.

Audy mengernyitkan keningnya, dalam hati dia bertanya-tanya mau pergi kemana Arga?

Ceklek

Arga keluar dari kamar mandi, benar dugaannya Arga pasti akan pergi. Pakaiannya rapi dengan kemeja kotak-kotak warna biru Dongker dan celana jeans putih yang begitu cocok dipakai oleh Arga.

"Eee, mau kemana lo?" Tanya Audy memberanikan diri untuk bertanya, setelah lama menatap Arga yang sedang menyisir rambutnya didepan kaca.

"Keluar." Balasnya singkat.

"Kemana?"

"Apa pentingnya buat lo?" Arga keluar dari kamar tanpa menunggu balasan dari Audy, tentu saja hal itu membuat Audy mendengus kesal. Benar apa kata Arga, apa pentingnya untuk Audy? Terlalu perduli. Haha.

Hari ini ia merasa sangat bosan berdiam diri didalam apartemen ini seorang diri. Tak ada teman ngobrol, curhat bahkan bercanda sekalipun.

Arga benar-benar menyebalkan, kenapa tadi ia tidak ikut saja, siapa tau ia diajak makan lumayan bisa mengisi perutnya yang sekarang sedang keroncongan.

Audy memutuskan untuk tidur dari pada memikirkan hal-hal yang tidak jelas. Beberapa menit kemudian Audy sudah tertidur masih menggunakan seragam sekolahnya.

Audy bangun dengan sedikit menggeliat meregangkan otot-ototnya, ia menatap jam yang berada didinding kamarnya. Sudah pukul 15:55 ternyata cukup lama ia tidur.

Audy memutuskan untuk mengganti pakaiannya. Setelah itu ia langsung menuju kearah dapur untuk memasak makanan karna ia merasa sangat lapar. Ternyata Arga juga belum pulang. Pergi kemana dia, Audy jadi merasa sedikit khawatir. Tapi untuk apa ia merasa khawatir, Arga sudah dewasa dia juga seorang laki-laki kalau ada orang jahat yang akan melukainya tidak mungkin kalau dia tak bisa menghadapinya.

"Ngapain lo?" Audy terlonjak kaget karena tiba-tiba ada suara seseorang dari belakangnya.

Audy menoleh kebelakang dan mendelik tajam kearah Arga.

Arga terkekeh lalu menghampiri Audy. "Lo masak?" Tanya Arga.

"Menurut lo?" Audy malah balik bertanya.

"Yah padahal gue udah beli sate, bakso, sama mie ayam tadi." Ucap Arga kecewa, sambil mengangkat dua kantong plastik berisi makanan yang tadi ia beli di luar.

"Gimana ya? Lo lama si. Ya udah deh kita makan makanan yang lo beli aja biar masakan gue bisa gue angetin lagi buat sarapan besok aja, gimana?" Usul Audy.

"Emang bisa?" Tanya Arga heran.

"Emm bisa nggak ya?" Ujar Audy sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Huh, kita abisin sama-sama aja dari pada mubazir." Ucap Arga.

"Hem oke."

Audy segera menyiapkan dua piring dan beberapa mangkok untuk wadah makanan yang dibeli Arga tadi diatas meja sedangkan Arga mengambil dua gelas berisi air untuk mereka minum.

Audy dan Arga menatap meja makan yang dipenuhi dengan berbagai macam jenis makanan, Audy meringis kecil begitupun dengan Arga. Tatapan mereka bertemu, mereka saling menatap cukup lama sampai akhirnya mereka tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa ketawa?" Tanya Arga dengan tampang bodohnya.

"Entah." Balas Audy tak kalah bodohnya.

"Gila lo." Ujar Arga sambil tertawa.

"Lo juga." Balas Audy.

"Gila sama-sama ini." Kata Arga masih sambil tertawa sampai matanya berair.

"Gue si ogah, lo sendiri aja sono." Ucap Audy sambil menjejalkan potongan bakso kedalam mulut Arga.

"Uhuk uhuk. Kampret lo." Kesal Arga lalu mengambil segelas air untuk menghilangkan rasa sakit di tenggorokan nya karna tersedak potongan bakso yang diberikan Audy tadi.

Audy terkekeh tak menanggapi ucapan Arga ia lebih memilih memakan bakso miliknya.

"Kenyang." Eluh Audy, karna ia sudah menghabiskan sebagian makanan yang berada dimeja, sedangkan Arga ia hanya memakan makanan yang tadi ia masak.

•••

1010 kata

SMK Muhammadiyah 1 marga tiga
Lampung timur

My Enemy Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang