*5✓

12K 405 0
                                    

Audy tak menggubris perkataan Arga ia melihat sekelilingnya. Ternyata mereka sudah sampai Audy langsung melihat Arga dan berkata, "Udah sampek kan? Turun sana hus.. hus.. gue mau balik." usir Audy pada Arga.

Audy langsung turun dari mobil dan diikuti oleh Arga.

"Dy,"

Audy baru saja ingin masuk kedalam kursi kemudi, tapi tiba-tiba suara Arga menghentikan pergerakannya. Padahal Audy ingin cepat-cepat pulang kerumah. Ia tak sabar ingin bertemu dengan abangnya, Evan. Yang baru saja pulang dari luar negeri, untuk kuliah. Umur Audy dan Evan hanya berbeda 2 tahun. Saat mereka sedang pergi bersama mereka sering dikira seperti sepasang kekasih. Bahkan banyak laki-laki yang beranggapan bahwa mereka sudah bertunangan karena mereka terlihat begitu cocok.

"Hm?"

"Hati-hati dijalan." kata Arga dengan senyumnya.

Audy hanya membalas dengan senyum kemudian ia melanjutkan langkahnya dan segera mengendarai mobilnya dengan kecepatan standar.

Saat sudah sampai dirumah Audy langsung masuk tanpa mengucap salam dan langsung berteriak.

"Mami!!.. Papi!!.. Abang!!.. Audy pulang yuhuuuu..." Semua orang yang berada diruang tamu terkejut dan memandang Audy dengan tatapan tajam terkecuali Evan ia hanya terkekeh melihat tingkah adiknya yang menggemaskan.

Audy hanya membalas dengan cengiran tanpa dosanya menampilkan deretan gigi putihnya.

Audy tak menggubris tatapan dari kedua orang tuanya ia lalu berjalan kearah Evan dan langsung berhambur kedalam pelukannya. Terkesan kurang sopan tapi memang seperti itu lah Audy.

"Abaaang, gue kangen." ucap Audy manja.

"Baru juga ditinggal beberapa bulan udah kangen aja lo." balas Evan sambil terkekeh pelan.

"Tetep aja lama bang." ujar Audy sambil mengerucutkan bibirnya.

Pembicaraan mereka berlangsung cukup lama. Mulai dari Evan yang menceritakan tentang kehidupannya selama di luar negeri, kuliah nya, wanita yang ia suka tapi tak berani mengungkapkannya dan lain-lain.

Audy kini telah berada didalam kamarnya, ia membiarkan pintunya terbuka. Ia berbaring sambil terus berkutat dengan ponselnya. Membuka semua aplikasi mulai dari WhatsApp, Facebook, Instagram dll.

Tiba-tiba ketukan pintu membuat ia menghentikan aktivitasnya dan ia pun langsung melihat orang tersebut ternyata dia adalah Evan. Audy langsung duduk dan menatap Evan dengan senyumnya lalu ia menyuruh abangnya untuk masuk.

"Ada apa?" tanya Audy pada Evan yang sudah duduk disampingnya.

"Disuruh mami ke supermarket." kata Evan.

"Gue?"

"Hm."

"Lo aja deh. Gue cap–" Belum sempat Audy menyelesaikan ucapannya malah sudah dipotong oleh Evan.

"Sama lo lah. Gak usah kebanyakan alasan. Buruan jangan lama-lama." tandasnya. Ia melangkahkan kakinya keluar kamar Audy.

"Arrggh... nggak tau orang capek apa!" kesal Audy saat Evan sudah tidak terlihat lagi.

Audy menghembuskan nafasnya kasar lalu berjalan kearah lemari untuk mengambil baju dan segera menutup pintu dan menguncinya.

10 menit sudah berlalu, Audy sudah siap dengan penampilannya. Ia memakai kaos warna maroon lengan panjangnya sampai batas ibu jarinya, dan celana jeans. Make up tipis dan rambut yang digerai.

"Perfect." gumam Audy saat melihat dirinya dicermin, ia langsung turun untuk menemui abangnya.

"Yuk." ajak Audy.

My Enemy Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang