prolog

33.8K 655 4
                                    

Bandung 06:25

"Audy, lusa kita pulang ke Jakarta ya." Seorang laki laki paruh baya berjalan kearah meja makan sambil berbicara kepada anak perempuannya.

Perempuan yang tengah asik menikmati sarapannya sontak menoleh pada ayahnya. "Kok mendadak sih?" tanyanya sedikit tidak suka dengan ajakan ayahnya itu.

"Iya, Papa ada kerjaan. Atasan Papa minta Papa pindah ke sana untuk sementara waktu," balas pria itu kemudian mengambil air minum dan menuangnya dalam gelas.

"Terus aku pindah sekolah gitu?" tanyanya dengan wajah memelas. Berharap ia akan tetap berada di kota itu walaupun nantinya ia akan sendirian.

Rendra mengangguk. "Kamu harus pindah, Mama sama Papa nggak mungkin ninggalin kamu sendiri di sini 'kan?"

Perempuan itu menghembuskan napas pelan. "Tapi tanggung, Pa dua tahun lagi aku lulus," ucapnya berusaha memohon.

"Tanggung gimana? Pindah di saat kamu masih kelas sebelas itu nggak masalah lho, sayang," balas Rendra.

"Dan akan jadi masalah kalo aku sampe pindah," kekeuh Audy masih pada pendiriannya untuk tidak pindah bersama orang tuanya.

"Audy." Suara dari belakang tubuh Audy membuat gadis itu refleks menoleh.

Tatapan tajam dari ibunya sukses membuat Audy harus mengalah lagi kali ini. Ia menghela napas pasrah. Jika ibunya sudah begitu, itu artinya ia tak boleh menjawab atau pun membantah. Kalau pun menjawab, jawabannya hanya berarti setuju.

"Iya. Audy ikut pindah," ucapnya pasrah.

Perempuan paruh baya itu tersenyum, kemudian menarik kursi dan ikut bergabung di meja makan bersama suami dan putri bungsunya.

"Terima kasih ya, sayang." Renata–Ibu Audy, mengelus sayang kepala putrinya.

Audy tersenyum tipis. Baiklah, seperti kata ayahnya, pindah di saat ia masih kelas sebelas bukanlah masalah untuknya.

Ruangan yang awalnya berisi percakapan kecil kini berganti dengan suara denting sendok dan garpu yang beradu pada piring. Mereka memulai acara sarapan pagi dengan khidmat. Kecuali Audy yang duduk gelisah di tempatnya.

Setelah beberapa menit akhirnya kegiatan mereka selesai dan Audy bergegas pergi ke sekolah bersama dengan Papanya. Hari ini adalah hari terakhir Audy sekolah di Bandung dan hari terakhir juga untuk ia bertemu dengan teman-temannya. Karena setelah ini, semuanya akan berubah.

Audy Vania Mecca. Perempuan dengan segala sifat pecicilannya. Rambut di kuncir kuda sudah menjadi ciri khas nya sejak dulu. Waktu Audy masih kecil, dia memang pernah tinggal di Jakarta, tapi setelah itu ia harus pindah ke Bandung untuk urusan kantor ayahnya.

Dan sekarang ia harus pindah lagi ke kota itu dengan alasan yang sama juga.

•••

Akhir dari segalanya akan di mulai dari sini.


Di Revisi.

...

389 kata.


My Enemy Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang