*10✓

10.1K 297 0
                                    

Rasa mana yang harus aku utamakan?
Cinta ku atau Benci mu?

_adlia-rsdi_

***

Sepulangnya Arga dari rumah Audy tiga jam yang lalu dan sekarang jam telah menunjukkan pukul 00:30, detak jantungnya sudah kembali normal, namun ia masih saja belum bisa tidur Ia masih membayangkan wajah Arga yang begitu dekat dengan wajahnya dan saat ia mengingat sebuah benda kenyal yang menempel di bibirnya membuat pipinya kembali memanas. Malu? Ya itulah yang dirasakan Audy, bagaimana dengan esok jika ia bertemu dengannya? Huh ia benar-benar tak ingin bertemu dengan laki-laki itu.

"Bego banget sih gue!" Audy memukul-mukul kepalanya pelan.

"Kenapa gue diem aja sih? bibir gue udah nggak perawan lagi." Perempuan itu lalu menghentak-hentakkan kakinya dengan posisi terbaring.

Ia mencoba melupakan kejadian dua jam yang lalu dengan memejamkan matanya berniat untuk tidur. Cukup sulit namun akhirnya ia berhasil dan akan segera bertemu dengan sang bunga tidur.

Disisi lain seorang laki-laki yang baru saja pulang dari rumah seorang gadis dengan perasaan berkecamuk antara menyesal dan merasa bersalah. Ya dia adalah Arga.

Kini ia tengah duduk dikursi yang berada di balkon kamarnya. Jam sudah menunjukan pukul setengah sebelas tapi ia masih belum bisa tertidur. Ia menatap rumah-rumah yang berada disekitarnya, dan juga beberapa anak-anak muda seusianya yang tengah asik bergurau dengan teman-teman nya atau bahkan beberapa orang bapak-bapak yang asik meminum kopi diwarung-warung kecil, yang sesekali membicarakan tentang hasil panennya, masalah yang terdapat pada ladangnya dan masih banyak lagi.

Tak sengaja, Arga teringat pada kalimat terakhir yang Audy ucapkan sebelum dia pergi dari kamarnya. 'Terus Lo minta bayaran dengan lo ambil first kiss gue, gitu?' Arga yang mengingat itu pun hanya terkekeh.

"Maaf ya Dy, gue hilaf." ucap Arga pelan seraya mengembangkan senyumnya.

Tapi senyumnya pudar ketika ia mengingat bahwa Audy jika sudah marah bisa sampai berminggu-minggu bahkan sampai satu bulan lamanya.
Arga benar-benar bingung harus meminta maaf pada Audy dengan cara apa?.

"Oh ayolah Arga, lo kenapa sih? Audy bukan anak kecil lagi yang harus marah sama lo sampai berminggu-minggu." Ujar Arga pada dirinya sendiri sambil sesekali mengusap wajahnya.

Arga mengambil benda pipih yang berada pada meja didekatnya, ia baru teringat kalau dirinya memiliki nomor ponsel Audy. Tadinya laki-laki itu ingin menghubunginya langsung, tapi tidak jadi. Alhasil ia hanya mengirim pesan lewat aplikasi WhatsApp saja.

Audy👹:
Audy ini gue Arga.
G

ue minta maaf ya soal yang tadi, gue bener-bener nggak bermaksud.


Nggak dibales itu tandanya lo maafin gue

"Saatnya tidur." ucap Arga lalu berjalan kearah kasurnya dan merebahkan badannya. Sebelum itu, ia mematikan lampu tidurnya terlebih dahulu.

...

"Telat." Seorang gadis berlari kesana kemari seperti orang yang kebingungan.

"Ehhh Audy kenapa lari-lari, sini sarapan dulu." panggil seorang wanita paruh baya yang melihat Audy berlari terbirit-birit.

"Nggak sempet mi Audy udah terlambat." teriak Audy yang sudah berada diambang pintu.

"Mam–" Renata tak melanjutkan ucapannya saat melihat Audy sudah tidak terlihat lagi. Ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah anak gadisnya.

"Pagi mi." sapa Evan pada maminya.

"Pagi." balasnya sambil tersenyum.

"Audy belum bangun mi?" tanya Evan setelah meminum air putih yang tadi ia tuangkan pada gelasnya.

"Udah, udah berangkat malahan."

"Yah, padahal hari ini Evan mau pamitan." Evan mendesah kecewa.

Renata yang mendengar itu pun mengernyitkan dahinya.
"Emang kamu mau kemana Van?" tanya Renata.

"Evan mau balik lagi ke Jerman mi." jawab Evan.

"Kok mendadak banget sih Van?" tanya Renata kaget.

"Maaf mi, Evan juga semalem baru dikabarin kalo kampus mau ngadain acara." jelas Evan.

Renata hanya menghembuskan nafas panjang. Anak laki-lakinya ini memang kebiasaan kalo apa-apa suka mendadak.

"Berangkat jam berapa?"

"Jam sembilan pesawatnya take off."

"Udah disiapin semua?"

"Udah kok mi."

"Jangan lupa nanti kamu kekantor papi." suruh Renata.

"Iya mi."

Mereka pun langsung melakukan sarapan berdua, karna Rendra sudah berangkat kekantor dari jam enam pagi tadi dan Audy sudah berangkat sekolah beberapa menit yang lalu.

...

"Telat dua puluh menit." gumam Audy, ia masih berfikir apakah ia harus masuk atau tidak.

"Bisa kena hukum ni gue." Ia menghembuskan nafas kasar. Ini semua gara-gara semalam ia telat tidur karena pikirannya dipenuhi dengan bayang-bayang atas perlakuan Arga.
Sebegitu hebat kah efek dari apa yang dilakukan Arga?

Kemudian ia mengambil ponsel yang ada didalam tasnya, berniat menghubungi teman-teman nya, tapi matanya seketika langsung tertuju pada nomor tak dikenal yang mengiriminya dua pesan, Audy melupakan niatnya dan langsung melihat pesan dari orang tersebut. Seketika dahinya mengkerut saat mengetahui bahwa yang mengirim chat padanya adalah orang yang semalam sudah membuat dirinya uring-uringan karna perlakuannya.

0892xxxxxxxx:
Audy ini gue Arga.
Gue minta maaf ya soal yang tadi, gue bener-bener nggak bermaksud.

Nggak dibales itu tandanya lo maafin gue

Audy langsung melototkan matanya saat membaca pesan terakhir dari orang tersebut. Apa-apaan ini? Hey! ia tak membalas karna semalam ia sudah tidur, bukan karena ia sengaja tak membalas.

Tok tok tok

Baru saja ia akan membalas tapi aktivitas nya terhenti karena mendengar suara ketukan dari kaca jendela mobilnya. Audy mengernyitkan dahinya karna ia tak bisa melihat wajah orang tersebut karna ia menundukkan kepalanya dan ia pun menggunakan jaket dan tak lupa tudung nya pun ia gunakan untuk menutupi kepalanya.

Tanpa banyak pikir lagi Audy langsung menurunkan kaca jendelanya, bersamaan dengan itu orang yang tadi mengetuk jendela mobilnya langsung mengangkat kepala dan bersamaan dengan itu pula Audy langsung membulatkan matanya saat mengetahui siapa orang tersebut. Arga, ya orang itu adalah orang yang semalam dengan seenak jidatnya mengambil first kiss Audy.

"E e jangan ditutup." sergah Arga saat tau Audy yang ingin menaikkan kaca jendelanya kembali.

"Mau apa lo?" tanya Audy menatap sinis.

Orang yang ditanya bukannya menjawab, tapi malah melihat jam ditangannya lalu ia menatap Audy dengan senyum manis diwajahnya yang bisa membuat sebagian kaum hawa terpesona jika melihatnya. Tapi itu tidak berlaku untuk Audy.

"Kita udah telat dua puluh lima menit, lo mau lanjut masuk?" tanya Arga masih dengan sedikit senyum tipis diwajahnya.

•••

1014 kata.

Sebelumnya aku mau minta maaf, mungkin cerita ini nggak semenarik cerita-cerita lain tapi aku usahain untuk buat cerita ini sebagus mungkin dan tentunya sebisa aku.

Udah, itu aja sih. hehe😂

Follow dong >,<

My Enemy Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang