*18✓

8.2K 293 0
                                    

Cepat tanpa mendahului
Pelan tanpa menunggu
Tajam tanpa melukai
Cinta tanpa memiliki⭑

_adlia-rsdi_

***

"Lo udah bangun?" Tanya Arga saat baru saja masuk kedalam kamarnya, Audy hanya mengangguk karna badannya sangat lemas sekali.

"Nih makan." Suruh Arga seraya menyodorkan mangkuk yang berisi bubur buatannya sedangkan masakan yang dibuatnya tadi akan ia makan untuk dirinya sendiri.

"Nggak mau." Ucap Audy sambil menggelengkan kepalanya.

"Lo dari kemarin belom makan kan? Buruan makan gih, kalo sakit gue nggak mau tanggung jawab."

"Nggak ada makanan lain apa? Males gue makan bubur."

"Ada, tapi buat gue." Ucap Arga.

"Buat gue aja ya." Mohon Audy dengan memasang puppy eyes nya.

"Lo makan bubur aja nih."

"Makanan Lo buat gue atau gue nggak makan sama sekali." Tawar Audy dengan melipat tangannya.

"Ribet banget sih Lo tinggal makan aja sih. Kalo Lo nggak makan yang ada Lo sakit, nanti kalo Lo sakit siapa yang repot?."

"Elo."

"Diri Lo sendiri lah, mau apa-apa susah akhirnya nyusahin gue lagi."

"Ya kan sama aja Lo yang repot." Ucap Audy sambil menunjuk Arga.

"Makan atau gue cium lo sekarang." Mendengar itu Audy langsung mengambil mangkuk yang berada ditangan Arga dan segera memakannya, tentu saja hal itu membuat Arga tersenyum puas melihat reaksi Audy. Walaupun Audy tidak terlalu suka bubur, ia tetap berusaha memakannya dari pada ia dicium oleh Arga.

Dengan susah payah Audy menghabiskan bubur itu, tapi usahanya tak sia-sia ia berhasil menelan semua buburnya walau sesekali rasanya ia ingin memuntahkannya.

"Sekarang minum obatnya." Suruh Arga sambil memberikan obat pada Audy. Audy langsung membulatkan matanya ketika melihat tiga pil yang lumayan besar yang berada ditangan Arga.

Audy menggelengkan kepalanya sambil menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya.

"Buka mulutnya, sini gue bantuin." Audy tetap pada pendiriannya, membuat Arga berdecak.

"Lo mau nambah sakit hm?" Audy menggeleng, dan masih setia menutup mulutnya dengan tangannya.

"Jangan kayak anak kecil bisa nggak sih!" Ucap Arga dengan suara yang naik satu oktaf membuat Audy tersentak.

"Gue nggak minta lo untuk jagain gue, gue juga nggak minta lo buat peduliin gue, gue baik-baik aja. Gue nggak butuh itu semua." Ucap Audy lalu melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi untuk menyiram tubuhnya yang dari tadi terasa panas. Walaupun ia masih merasa sedikit pusing ia tetap memaksakannya. Audy tak mau terlihat lemah didepan Arga.

"Kalo bukan karna gue kasihan sama nyokap lo, gue ogah buat jagain lo kayak gini. Buang-buang waktu." Audy terdiam sejenak, mencerna semua yang barusan diucapkan oleh Arga. Lalu ia kembali melangkahkan kakinya kearah kamar mandi.

"Baru sehari." Gumam Audy sambil melihat pantulan dirinya didalam cermin yang berada dikamar mandi.

Sudah setengah jam ia berada dikamar mandi, ia lalu keluar dengan menggunakan baju piyama warna hitam dengan corak beruang kutub.

Ia mencari seseorang tapi ia tak melihatnya. ia berjalan kearah dapur siapa tau dia ada disana, tapi nihil ia tak menemukannya disana. Tak ingin ambil pusing Audy lalu kembali kedalam kamar karena matanya sudah sangat berat, ia ingin mengistirahatkan badannya yang terasa lemas. Tak lama matanya pun mulai memejam dan membawanya bertemu dengan alam bawah sadarnya.

My Enemy Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang