*8✓

9.3K 330 1
                                    

Kita punya banyak pilihan untuk menyerah tapi aku memilih untuk tidak menyerah. Karna menyerah itu terlalu mudah.

_Dedi-Corbuzier_

***

"Lo cewek kalo makan pelan-pelan napa." kata Raka.

"Laper." balas Audy dengan mulut yang dipenuhi bola-bola bakso didalamnya.

"Berapa hari lo kagak makan?" canda Vano dengan kekehannya.

"Eum." Audy nampak berfikir sebelum menjawab pertanyaan dari Vano. "Beberapa jam yang lalu." ucapnya dengan wajah polosnya sambil terus melahap makanannya tanpa menengok kesumber suara.

"Yak–"

"Ssttt brisik!" protes Audy pada saat Vano ingin melempar pertanyaan lagi. Vano langsung mengatup mulutnya, dan tidak adalagi yang melempar berbagai pertanyaan lagi pada Audy.

"Hah kenyang." ucap Audy sambil mengelus-elus perutnya.

"Nih minum." Arga memberikan segelas es teh pada Audy, dan diterima dengan senang hati oleh Audy.

"Makasih."

"Kalian bertiga, balik kelas yuk. Gue mau tidur, ngantuk." ajak Audy sambil menunjuk ketiga temannya dan langsung bangkit dari duduknya.

"Nanti napa gue belum abis nih." balas Risa sambil menunjuk bakso miliknya.

"Tapi punya gue udah abis."

"Lo tunggu aja dulu napa." sahut Arga.

"Apaan sih lo." balas Audy lalu kembali duduk ditempatnya.

"PMS ya lo." selidik Arga.

"Gak." ketus Audy.

"Marah-marah mulu, heran gue."

"Lo ngapain sih masih disini, balik sono kehabitat lo." usir Audy.

"Suka-suka gue dong."

"Tapi gue nggak suka."

"Ya udah sono lo aja yang balik." usir Arga sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

Audy tak membalasnya ia hanya menatap tajam pada Arga. Kemudian ia mengambil sisa es teh miliknya yang tinggal setengah dan kembali meminumnya lagi.

"Hai sayang." panggil seorang gadis bersama dengan kedua temannya yang tiba-tiba datang lalu menghampiri Arga, dan langsung menggelantung pada salah satu lengan Arga.

Audy yang terkejut langsung menyemburkan minumannya, dan langsung mengenai baju seorang gadis yang tadi memanggil Arga dengan embel-embel 'sayang'.

Kantin yang semula ramai pun kini berubah menjadi hening karna Audy, dan mata mereka pun kini mulai menatap kearah Audy dan gadis itu bergantian seolah ingin melihat kejadian selanjutnya.

Audy yang melihat itu pun terkejut bukan main begitupun semua penghuni kantin.

"Sorry sorry gue nggak sengaja." kata Audy.

"Lo kalo minum bisa pelan kan! Atau lo sengaja nyembur minuman murahan lo itu ke gue!" tuduh Aurel dengan nada tinggi tepat didepan wajah Audy yang menatap wajah Aurel dengan raut tanpa dosanya.

"Gue kan udah bilang, gue nggak sengaja. Gue harap lo nggak budek, biar ucapan gue gak sia-sia!" balas Audy tak kalah tingginya.

"Kok jadi lo yang sewot sih. Disini elo yang salah jadi nggak usah ngegas!"

"Dan disini gue udah minta maaf sama lo dan gue rasa lo nggak perlu semarah itu!"

"Lo–"

"Nggak usah dijawab." tandas Audy saat tau bahwa Aurel ingin membalas ucapannya.

My Enemy Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang