*6✓

11.6K 354 1
                                    

®

Matahari sudah menampakkan dirinya untuk mengawali hari baru. Sinarnya masuk melalui celah-celah jendela kamar seorang gadis yang tengah bergelung diatas kasur, Audy. ia mengabaikan cahaya matahari yang menyilaukan mata. ia masih tetap nyaman dengan posisinya sampai bunyi alarm mengganggu tidurnya. Dengan malas ia mengambil benda bulat yang terus berdering diatas nakas, dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul Audy bangun menuju kamar mandi untuk bersiap² untuk berangkat kesekolah.

"AUDYY BANGUUUN SEKOLAH KAGAK LO!" pekik seorang laki-laki remaja sambil menggedor-gedor pintu kamar Audy.

"BRISIK LO BANG PERGI SONO GUE LAGI GANTI BAJU!" pekik Audy tak kalah kerasnya. Untung pintunya sudah ia kunci.

Saat Audy sudah siap ia langsung bergegas turun untuk sarapan.

Saat tengah sarapan tak ada perbincangan diantara mereka hanya suara dentingan garpu dan sendok yang dipadukan dengan piring.

"Dek." panggil Evan memecah keheningan diantara mereka.

Audy yang merasa ada yang bersuara ia langsung menengok keasal suara.

Tumben nih bocah manggil gue gitu, jangan bilang ada apanya. batin Audy.

Audy terus menatap abangnya tanpa ada niatan untuk menjawabnya ia masih menunggu kelanjutannya, tapi nampaknya yang ditunggu seperti tidak merasa ditunggu sebut aja dia 'nggak sadar diri' membuat Audy jengkel setengah mati. Entahlah sejak kepulangan Evan dari luar negri sifatnya berubah, entah sifat Evan yang berubah atau memang dirinya lah yang terlalu berperasaan.

Whatever, Audy tak peduli ia segera bangkit dari duduknya saat ia hendak melangkah menuju kedua orang tuanya untuk berpamitan Evan langsung bersuara membuat Audy refleks duduk kembali untuk mendengarkan ucapannya.

"Gue anterin ya." tawarnya, Audy hanya menatapnya malas.

"Gak usah." balasnya lalu kembali berjalan menuju orang tuanya. Evan pun ikut bangun dan mengikuti Audy dari belakang.

"Lo kenapa dah." tanya Audy saat ia ingin masuk kedalam mobil.

"Gue mau nganterin lo." balas Evan.

"Makasih tawarannya tapi gue nggak butuh, sono lo masuk abisin tuh sarapan lo." usir Audy.

"Gue nggak nawarin gue cuma mau pinjem mobil lo, gue anterin ya." paksa Evan.

"Mobil lo nganggur tuh ngapa harus pake mobil gue sih."

"Mogok." ujarnya santai.

"Ya udah nih. Mobil mahal-mahal mesinnya murahan." Begitulah gerutunya. Audy tak ingin berdebat dengan kakaknya ia langsung memberikan kunci mobilnya pada Evan dan beberapa menit kemudian mereka sudah melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumahnya.

"Lo balik jam berapa?" tanya Evan saat sudah sampai disekolah Audy.

"15:30 jangan ngaret, gue makan beneran lo kalo ngaret." ancam Audy lalu segera keluar dan berlalu meninggalkan Evan.

***

"WOY KEBO BANGUUUN LO!" teriak seseorang dibalik pintu kamar Arga sambil sesekali menggedor-gedor pintu tersebut. Seseorang yang tengah hanyut dalam mimpinya pun merasa terusik.

"Apaan sih lo!" kesal Arga dengan suara khas orang bangun tidur, lalu bangkit dari duduknya dan menghampiri pintu untuk menemui seseorang yang diluar sana yang sudah dipastikan itu adalah adik lelakinya yang sangat menyebalkan.

"Bangun abangku. Ayah udah nunggu tuh dibawah ngajak sarapan bareng." ujar Reza dengan suara yang dibuat seperti perempuan, terdengar menjijikkan.

"Iya-ya." balas Arga lalu segera menuju kearah kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan segera bersiap-siap untuk menuju kesekolah. Sebelum itu ia akan melakukan sarapan pagi bersama dengan kedua orang tuanya.

My Enemy Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang