*20✓

9K 280 2
                                    

Mereka sedang beristirahat dibawah pohon yang tempatnya tak jauh dari lapangan.

Sekarang jam sudah menunjukkan waktu istirahat pertama dan mereka baru saja selesai melaksanakan hukumannya, bagaimana bisa? Jawabannya singkat, karna mereka selalu bertengkar saat sudah melakukan satu putaran hanya karna masalah kecil dan begitu juga dengan putaran-putaran yang lainnya.

Bahkan beberapa anak kelas dua belas yang masih setia menonton pun terkadang ada yang menggeleng-gelengkan kepalanya dan ada juga yang tertawa, mencibir, menggosip dan lain sebagainya melihat mereka bertengkar hanya karna masalah sepele.

"Nih minum." Arga memberikan sebotol air mineral yang tadi sempat ia beli setelah selesai melaksanakan hukumannya.

"Thanks." Ucap Audy dan dibalas anggukan oleh Arga.

"Mimpi apa gue semalem bisa kena hukuman begini." Gerutu Audy sambil sesekali menyeka keringat yang keluar dari pelipisnya.

"Mimpiim gue kalik." Sahut Arga sambil terkekeh.

"Narsis lo." Balas Audy sambil bergidik ngeri.

"Woy bro, dihukum lagi lo?" Tiga orang teman Arga datang menghampiri mereka, ralat menghampiri Arga lalu berjabat ala anak laki.

Arga mengangguk mengiyakan pertanyaan Vano.

"Eh ada my baby sweety juga, ngapain disin?" Tanya Raka yang memang memanggil dirinya dengan panggilan itu. Awalnya Audy bergidik jijik mendengarnya tapi lama kelamaan ia mulai terbiasa dengan panggilan itu.

"Abis ngitemin badan." Ucap Audy ngasal, mereka tertawa kecuali Arga yang menatapnya datar.

"Bisa ae lo." Balas Rizky sambil mengacak puncak rambutnya. Audy sudah biasa diperlakukan seperti itu oleh ketiganya.

Arga yang melihat perlakuan manis yang diberikan Rizky untuk Audy seketika langsung mengeraskan rahangnya dan menatap Audy datar, sedatar-datarnya.

Audy dengan susah payah menelan salivanya  kala menerima tatapan datar dari seorang Arga.

"Gue duluan ya." Audy langsung melesat pergi meninggalkan mereka berempat yang menatap kepergian Audy sambil mengerutkan keningnya, terkecuali Arga yang tersenyum puas karna Audy segera pergi meninggalkan mereka.

Entah mengapa ada sedikit rasa tak suka ketika ia melihat Audy diperlakukan seperti itu oleh orang lain, walaupun Arga sudah sering melihat Audy diperlakukan seperti itu oleh ketiga temannya. Tapi kali ini ada rasa yang berbeda pada dirinya.

"Gue duluan." Ucap Arga lalu berjalan meninggalkan ketiga temannya.

"Eh bangke, di samperin malah ninggalin." Ucap Vano sedikit kesal.

"Salah satu keturunan bangsa binatang tuh, nggak tau di untung." Sahut Raka dengan tawanya.

"Kualat lo ngatain temen sendiri." Mereka bertiga pun terkekeh kecil lalu berjalan menuju kearah kantin untuk menyusul Arga.

...

Audy menghempaskan tubuhnya setelah pulang sekolah, sesekali ia mengoceh tidak jelas dan menyumpah serapahi Arga karna perbuatannya tadi ketika akan pulang sekolah. sedangkan Arga kini langsung masuk kekamar mandi untuk membersihkan badannya yang sudah terasa lengket, karena keringat yang sudah membasahi tubuhnya ketika ia bermain basket tadi.

Flashback on

Audy tengah asik berjalan di koridor sekolah karna memang jam sudah menunjukkan waktu pulang.

Dengan membawa tas punggung yang ia letakkan di pundak kanannnya dan sesekali ia bersenandung kecil sambil terus berjalan seorang diri, karna ketiga temannya sudah pamit pulang duluan ketika sedang berada didalam kelas.

My Enemy Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang