🎼Miss You_Louis Tomlinson🎶
***
Hari ini adalah hari ketujuh setelah hari itu. Satu Minggu yang lalu Audy mengirimi pesan singkat pada Arga yang mengatakan bahwa dirinya akan menginap dirumah neneknya yang ada di Bandung untuk beberapa hari.
Tentu saja hal itu membuat Arga sedikit kaget karena Audy mengatakannya secara mendadak apalagi dengan alasan yang tidak jelas.
Arga menghela nafas panjang. "Kapan pulang?"
Arga duduk diatas ranjang seraya menyenderkan punggungnya dikepala kasur. Ia memandang foto pernikahannya yang sengaja Audy pajang di dinding tepat di hadapannya.
Biar tiap bangun tidur inget terus kalo kita udah nikah, katanya waktu itu yang berhasil menyindir Arga.
"Kenapa rasanya beda banget? Padahal dulu gue biasa aja kalo lo jauh dari gue."
Walaupun perempuan itu selalu memberi kabar padanya, tetap saja rasanya beda jika tidak bertemu langsung. Ia merasa seperti ada setitik perasaan rindu pada gadis itu.
Ia memejamkan matanya sebentar. Berpikir akan menghubunginya terlebih dahulu atau tidak. Pasalnya selama ini yang selalu menghubunginya terlebih dahulu adalah Audy.
"Lo kemana sih Dy? Nggak biasanya lo telat ngabarin gue." gumamnya.
Biasanya perempuan itu pasti akan langsung memberinya kabar pagi-pagi sekali sebelum Arga bangun, tapi kali ini tidak. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam sekarang. Tapi kabar yang di tunggu-tunggu juga tidak ia dapat sampai saat ini.
Arga mengambil ponselnya yang ada di bawah kakinya. Memandang layar ponselnya yang mati cukup lama. Haruskah ia menghubunginya terlebih dahulu? Mana mungkin, Arga selalu menjunjung tinggi rasa gengsinya itu. Lagi pula, perempuan itu pasti sudah tidur saat ini.
Ia membenarkan posisinya jadi terbaring. Matanya menatap langit-langit kamar. Keputusannya, ia memilih untuk menghubungi gadis itu sekarang, ya walaupun ia sedikit ragu. Apa Perempuan itu akan menjawabnya atau tidak. Mengingat jam yang sudah akan beranjak ke waktu dini hari.
Arga menempelkan benda pipih yang tengah berdering tanda sedang memanggil itu kesamping telinganya. Tak butuh waktu lama panggilan itu segera diangkat oleh orang itu.
"Hallo?"
Arga diam. Gadis itu belum tidur? pikirnya.
"Ada apa? Tumben nelfon duluan? Malam-malam begini lagi."
Arga gelagapan, "Em– anu, nggak papa iseng aja." balasnya seraya terkekeh kikuk.
"Iseng apa iseng?" goda orang diseberang sana.
"Gak percaya, terserah."
Arga segera mematikan panggilannya. Sialan. Jantungnya jadi dag dig dug hanya karna mendengar Audy menggodanya seperti itu.
Selama Audy jauh dari Arga, hubungan mereka malah semakin dekat. Pertengkaran sudah jarang mereka lakukan. Mulai timbul perasaan aneh didalam diri mereka masing-masing yang tentunya hanya Audy yang sudah menyadarinya sedangkan Arga, belum.
Tring
Suara pesan dari ponsel Arga mengalihkan perhatiannya. Ia segera membaca pesan tersebut. Dilihatnya siapa sang pengirim lalu seukir senyum tiba-tiba muncul diwajahnya.
Audy👹:
Kangen ya? Haha. Besok gue pulang.Hanya pesan singkat, tapi mampu membuat perasaannya dikabuti rasa senang yang mengguncang didalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy Is My Husband
Ficção AdolescenteSemua berawal dari pindahnya Audy dari Bandung ke Jakarta, ia juga terpaksa harus pindah sekolah. Disekolah ini ia harus bertemu lagi dengan musuh kecilnya yang menyebalkan. Sampai akhirnya sebuah pernikahan mereka alami karna perjodohan yang sudah...