Setelah pulang dari taman, zana langsung mengunci diri di kamar nya. Masih dengan pakaian yang sama, zana membaringkan tubuhnya di ranjang seraya menangis. Salahkah keputusan yang ia ambil? Atau ini memang keputusan terbaik?
Bude zanah: la, bisa kesini gak?
Bella negara: kenapa?
Bude zanah: gue mau ngomong. Tolong ya, please
Bella negara: otw
Zana pun meletakkan ponselnya di nakas. Lalu kembali menangis sesenggukan. Akankah persahabatan mereka hancur hanya karena hubungan yang lebih dari sekedar sahabat? Sebenarnya inilah yang zana tidak inginkan. Ia sayang Arya, namun dengan artian lain. Dulu, ia menerima Arya hanya karena ingin mencoba hal baru, maksudnya, akankah ia bisa mencintai Arya. Ternyata tidak. Walau ia sudah mencoba berbagai cara untuk mencintai arya dengan kurun waktu yang cukup lama, namun hasil nya sama saja. Tapi yang membuat zana bimbang adalah, benarkah tindakan nya yang menolak Arya dengan cara seperti itu? Arya adalah tipe lelaki idaman para wanita, zana pun mengakui itu. Jujur, sebenarnya zana terlalu munafik. Sejujurnya, masalah biaya yang ia bicarakan tadi sore, tidak ada kaitannya sama sekali. Bahkan zana dengan senang hati atas keputusan Arya yang mengulur ulur waktu pernikahan nya.
Lama merenung, zana mendengar ketukan pintu dari arah luar. Buru buru ia menyeka air matanya dan merapikan baju kantor nya.
"Assalamualaikum?" Ucap Ella tepat saat pintu rumah zana terbuka.
"La...." Keluh zana lalu memeluk erat tubuh Ella dan menangis disana.
"Lo kenapa Zan? Eh?" Ella kebingungan.
"Yaudah yuk, nangis nya di dalem aja" ujar Ella seraya merangkul pundak zana, mengajaknya masuk lalu mendudukkan nya di sofa."Lo kenapa?" Tanya Ella lembut.
"Gue salah la... Gue udah nyakitin Arya" jawab zana masih dengan tangisan nya.
"Kok bisa?"
"Gue sayang dia la, tapi sebagai sahabat. Gatau kenapa, hati gue gak bisa terima dia jadi pacar, apalagi suami." Zana menyeka air matanya.
"Gue ngerti perasaan Lo. Jadi, sekarang lo sama Arya udah putus?" Tanya Ella lagi.
Zana mengangguk. "Tapi gue gak jujur sama dia. Gue gak bilang kalo gue ga bisa Nerima dia jadi suami gue. Gue bohong laa!!" Pekik nya lalu menangis lagi. Dengan sigap, Ella kembali menarik zana ke pelukan nya.
"Gue jahat la. Gue udah bikin semuanya berantakan. Bahkan gue, langsung ninggalin dia di taman, tanpa tau apa yang dia lakuin setelah itu. Gue bohong Ella!! Gue pembohong!" Lanjut zana.
"Stttt. Enggak Zan, Lo gak boleh salahin diri Lo sendiri. Gue tau, Lo Bingung. Di satu sisi Lo gak pengen Arya terluka, dan di sisi lain, Lo gak mau buat diri Lo terluka. Gue tau perasaan Lo saat ini. Tapi Lo gak bener cara nyampein ke Arya nya. Lo gak berhak buat bohongi dia. Dan itu malah nambahin luka di hati Arya" jawab Ella seraya mengelus punggung zana, memberi semangat.
"Gue tau! Gue salah! Tapi gimana? Semua udah terlanjur!" Ujarnya lagi.
"Saat ini, Lo tenang in diri dulu, mandi, makan, terus baru kita omongin" ucap Ella. Zana pun mengangguk.
***
Setelah menangis beberapa menit di taman, Arya memutuskan untuk pergi ke clubing. Inilah salah satu keburukan Arya, saat sedang down atau stres, ia memilih tempat jahanam itu untuk menenangkan diri. Mungkin hanya sekedar minum, tapi terkadang juga bermain dengan jalang jalang disana, namun tak sampai berhubungan badan.
Dengan langkah gontai, mata yang sembab karena menangis, dan rambut yang kusut, Arya menghampiri meja bartender dan langsung memesan alkohol. Dentuman musik yang sangat memekakkan telinga tidak membuat Arya berubah pikiran. Tak butuh waktu lama, segelas minuman beralkohol yang ia pesan sudah tersedia di hadapannya. Tanpa basa basi, Arya langsung meminum nya dalam sekali tegukan. Saat gelasnya sudah kosong, ia kembali memesan, kegiatan nya itu berulang hingga beberapa gelas yang ia minum. Hingga gelas kelima, kesadaran Arya mulai menipis. Matanya yang sayu, dan badan yang terkulai lemas, ia memaksakan diri untuk maju ke lantai dansa dan berjoget bersama para jalang yang mengenakan pakaian mini, payudara nya bahkan hampir terlihat semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gesrek Husband [END]
Humor"Liat tuh zi. Gibah tuh. Ga pernah banget liat orang ganteng nyanyi. Katrok" ujar Daru ngedumel. "Ya mereka pengen kali di gituin. Ga pernah mungkin mas" jawab Azi seraya memasukkan makanannya kedalam mulut. "Biasa di ajak ke kebon kali ya? Terus ol...