Setelah pulang dari cafe, Arya kembali ke rumahnya. Ia sudah merasa tenang, ternyata memang dirinya lah yang terlalu berharap banyak kepada zana. Padahal dari awal, zana sempat menjauhi nya. Tapi karena ke egoisan Arya, akhirnya zana mengalah. Tetapi malah Arya yang kalah.
Di rumah Arya sangat sepi. Entah pada kemana, tak ada satupun keluarga yang menghubungi nya. Mungkin ayah nya sedang bekerja, tapi ibu nya? Saat ini memang Arya hanya tinggal bersama orang tua nya, karena mba Laras sudah di boyong sang suami ke rumahnya. Ya! Mba Laras memang sudah menikah. Pernikahan nya berlangsung sebulan sebelum isa dan Janu pergi honeymoon. Suami nya tampan,baik, dan Soleh sekalipun ia seorang mualaf. Karena dulunya, suami Laras yang bernama Erlan itu beragama Kong hu Chu, hingga akhirnya mau masuk Islam demi menikahi Larasati.
"Assalamualaikum. Bu? Ibu?.." Arya berkeliling. Dari mulai ruang tengah,dapur, hingga ke kamar kamar. Namun sang ibu tidak kunjung menunjukkan batang hidungnya.
Arya pun mengambil ponsel, lalu menghubungi sang ayah. "Halo pak? Bapak dimana?" Tanya Arya saat sambungan telepon tersambung.
"Bapak masih di kantor. Sebentar lagi pulang" jawab pak Wardhana Atmanegara.
"Ibu kemana?"
"Ohh, ibu mu lagi di rumah mbak Laras. Katanya, mas Erlan ngelembur. Ngomong ngomong, semalam kamu tidur dimana yak? Kenapa gak pulang?"
"Arya di rumah Azi. Yaudah pak. Assalamualaikum" jawab Arya lalu memutuskan sambungan telepon.
Arya melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, lalu berendam di bathtub tanpa melepas bajunya. Setidaknya, cara ini bisa membuat nya rileks sedikit.
***
"Assalamualaikum" ucap Daru yang baru saja pulang dari kantor.
Ruzi yang berada di ruang tengah, langsung merangkak ke arah Daru. Matanya berbinar kala mendengar suara ayahnya, bibir nya tersenyum dan menampilkan dua gigi nya yang baru tumbuh.
"Waalaikumsalam" jawab Azi seraya mendekati Daru.
"Anak Dady semangat banget" ujar Daru lalu menggendong anaknya.
"Gimana kerjaan nya mas?" Tanya Azi seraya berjalan beriringan dengan Daru.
"Lusa, mas harus ke Singapore. Gak apa apa kan?" Jawab Daru.
Azi merengut. "Nginep berapa hari?" Tanya Azi jutek. Tak terasa, mereka sudah sampai di kamar nya yang terletak di lantai dua.
"Gak lama.. paling cuma lima hari, paling lama sih seminggu" jawab Daru lalu meletakkan anaknya di ranjang king size nya.
"Kok lama banget sih? Biasanya cuma tiga hari! Ini kenapa sampe seminggu gini?!"
"Ya gimana dong. Disana, mas harus ngawasin orang yang bangun proyek mas. Kalo gak bener, mas yang rugi darling" jawab Daru.
"Azi ikut" ucap Azi singkat.
"Mau ngapain? Disana mas juga gak bakalan sempat ngabisin waktu bareng kamu sama Ruzi. Ini proyek besar darling. Ayo dong ngertiin mas" jawab Daru seraya membuka jas kerja nya.
"Ya masa aku di tinggal segitu lamanya sih mas. Kan aku gak bisa jauh jauh dari kamu" rengek Azi.
"Gausah lebay deh zi. Mas juga disana kerja bukan macem macem" jawab Daru lalu mengambil handuk di lemari. "Mas mandi dulu" kemudian Daru masuk kedalam kamar mandi.
"Pokoknya Azi ikut masss!!" Pekik Azi lalu membawa anaknya turun ke bawah.
***
Di LA, seorang wanita cantik dengan rambut hitam panjang sedang sibuk mengurus paspor dan visa nya. Seperti nya ia akan melakukan perjalanan luar negeri. Wajahnya sangat berseri seri, memancarkan aura bahagia nya. Mungkin ia akan menemui seseorang yang berarti di hidup nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gesrek Husband [END]
Humor"Liat tuh zi. Gibah tuh. Ga pernah banget liat orang ganteng nyanyi. Katrok" ujar Daru ngedumel. "Ya mereka pengen kali di gituin. Ga pernah mungkin mas" jawab Azi seraya memasukkan makanannya kedalam mulut. "Biasa di ajak ke kebon kali ya? Terus ol...