"Lo gak kerja yak?" Tanya Azi. Pagi ini, Arya bangun sangat pagi dan mengajak azi dan anaknya untuk lari pagi.
"Enggak. Gue gak enak sama Abang. Kan gue di suruh jaga Lo, masa gue kerja" jawab Arya seraya memakai sepatu.
"Ya gak gitu juga lah. Ntar kalo Lo di pecat gimana?"
"Cari pekerjaan lagi lah. Susah amat." Sahut Arya. "Nahh, udah yuk kita berangkat"ucap Arya saat ia selesai memakai sepatu.
Arya pun menggandeng tangan mungil Ruzi. Bocah tampan itu kini sudah bisa berjalan walau baru lima langkah lalu terjatuh. Maka dari itu Arya mengajak Azi dan anaknya joging agar cara berjalan Ruzi lebih lancar.
Mereka pun berjalan beriringan keluar rumah. Dan di gerbang, mereka sudah di sambut oleh pak satpam yang sudah fresh walau masih jam 6 pagi.
"Widih. Den kecil mau joging ya?" Ucap pak satpam.
"Hehe iya bapak. Biar jalan nya makin lancar" jawab Azi.
"Titip rumah pak" sahut Arya. pak satpam pun mengangguk sebagai jawaban. Lalu Arya dan Azi pun kembali melangkahkan kakinya menyusuri jalanan komplek rumah nya.
"Sebenarnya gue lagi gelisah banget ini yak" ucap Azi seraya terus berjalan sambil menggandeng tangan anaknya.
"Alay banget. Gelisah kenapa sih?" Jawab Arya.
"Dari kemaren, Daru gak hubungi gue. Terus pas Lo berangkat kerja itu, Ruzi rewel banget. Gak mau diem, terus bawaannya suntuk gitu. Pas gue telpon kaga di angkat" Azi menjelaskan.
"Mungkin Daru sibuk zi. Ngertiin dia lah, ini proyek besar" jawab Arya.
Azi menghela nafas panjang. "Udah lah gausah khawatir khawatir begitu. Daru pasti baik baik aja. Kalo daru kenapa-kenapa, pasti pada ngabarin" ucap Arya.
"Yuk lari lagi yuk." Ucap Azi seraya berlari kecil.
***
Lain halnya dengan suasana rumah isa dan Janu. Setelah shalat subuh tadi, isa sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Badannya lemas, pusing, dan mual. Janu sebagai suami yang baik, ia sudah menyiapkan banyak perabotan dan obat obatan. Dari mulai segelas air putih, jus jeruk, dan susu. Tak lupa baskom untuk wadah saat isa mual. Dan berbagai macam Paracetamol yang sirup maupun tablet. Madu dan teh hangat pun tersedia di sana."Butuh apalagi dek?" Tanya Janu sesaat setelah ia memberikan sesendok madu untuk isa.
"Udah bee. Adek malah makin mual kalo di kasih makanan Mulu" jawab isa.
"Abisan Lo nya bikin tegang aja. Lo tumben tumbenan sakit. Biasanya sehat walafiat"
"Jadi Lo gak ikhlas nih ngurusin gue?!" Sentak isa.
"Astaghfirullah. Punya istri kok suka banget su'uzon" gumam Janu seraya mengelus dada. Baru saja isa ingin menjawab Janu, rasa mual nya kembali datang. Buru buru Janu memberikan baskom nya kepada isa.
"Kita ke dokter aja yuk dek. Daripada Lo makin parah" ucap Janu.
"Apa adek hamil ya bee?" Celetuk isa.
"Apa?! Alhamdulillah" Janu pun bersujud.
"Ya kan belum tau bee! Main sujud sujud aja." Sahut isa. "Coba deh bee buka laci yang itu." Suruh isa seraya menunjuk laci yang bertumpuk-tumpuk.
Janu pun menurut, lalu mengambil isi dari dalam laci tersebut. Janu mengernyit heran karena ia merasa asing dengan benda yang ia pegang sekarang ini. "Lo beli termometer dek?" Tanya Janu.
"Lo yakin bee mau jadi bapak? Tespack begitu di bilang termometer. Kenapa gak di bilang sedotan sekalian!" Sahut isa.
"Oo tespack. Sini biar gue yang pake in" jawab Janu seraya membuka bungkusan tespack dan mengarahkan benda tipis itu ke mulut isa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gesrek Husband [END]
Humor"Liat tuh zi. Gibah tuh. Ga pernah banget liat orang ganteng nyanyi. Katrok" ujar Daru ngedumel. "Ya mereka pengen kali di gituin. Ga pernah mungkin mas" jawab Azi seraya memasukkan makanannya kedalam mulut. "Biasa di ajak ke kebon kali ya? Terus ol...