Sahabat Dulu Lima

85 4 0
                                    

SKS -> Sistem Kebut Semalam

Warning Narni 🤭 karena ini adalah permulaan 🌪️

wuzz wuzz wuzzz!!!

***

Sasongko sudah berprasangka, ia melihat semua sms dalam handphone Narni. Padahal hanya isi tentang sekadar pembicaraan ringan bukan lainnya. Matanya yang memerah, bibirnya bergetar menahan rasa amarahnya.

"Ini apa? Tolong jelaskan! Sekarang," cecar Sasongko penuh emosi kemarahan.

"Apa maksudmu Mas? Kamu pikir aku ada hati dengan teman SMPku itu? Ya kuakui! Dia sahabatku, tapi bukan berarti menjadi kekasih kan?" bela Narni atas tuduhan suaminya.

"Kamu sungguh pandai Nar, enggak sangka kalau kamu mau berbuat hal itu!" tuduh Sasongko.

"Ya Tuhan Maaaas! Enggak mungkin banget aku melakukannya, tolong Mas mengertilah," Narni memohon dengan perasaan yang terasa sesak di dada.

Pecah tangis Narni, setelah ia berusaha keras meyakinkan suaminya agar tak terus menerus berprasangka. Namun Sasongko sepertinya sungguh posesif dan inginkan istrinya menuruti kemauannya tanpa perlu mendengar dulu suara dari istrinya.

"Baiklah, kalau Mas bersikeras aku yang lakukan hal salah, aku minta maaf tapi benar mas! Aku enggak ada niat sekalipun bermain api," tandasnya.

"Ya, ok! Kita lihat saja nanti, waktu yang akan tunjukkan kalau kamu benar lakukan atau tidak," geramnya pada telunjuk jari di arahkan ke wajah Narni,"Dan ingat! Kalau kulihat kamu berduaan dengannya, kubunuh kalian! Ingat itu."

Sasongko mengancam istrinya, rasa posesifnya sudah tak terbendung lagi. Bisa jadi ia makin menggila. Melihat hal itupun orang tua Narni, tak lantas tinggal diam. Mereka pun ingin berusaha menengahi pertengkaran mereka berdua.

"Ono opo sih iki! Kenapa kalian ribut-ribut? Malu didengar tetangga! tukas Bapaknya Narni.

Sasongko pun terdiam dan Narni pun akhirnya masih terisak-isak menahan sedih. Kemudian Bapak Narni meminta mereka berdua duduk di ruang tamu untuk membicarakannya atas apa yang sudah terjadi.

"Kalian itu kenapa? Kalau ribut jangan di sini, tapi di tengah sawah sana!" ucap Bapak Narni.

"Ko! Kamu coba sabar, tolong dengarkan istrimu bicara."

"Njeh Pak," ujarnya mereda.

"Nah, kalau ada masalah mbok kalau bisa enggak usah pakai suara kenceng begitu, nanti tetangga dengar kan malu? Dan mereka bisa terganggu karena suara kalian," jelas Bapak seraya memandang mereka berdua yang masih sama nampak emosi.

"Kalau begitu," lanjut Bapak,"Bapak. ingin kalian bicarakan baik-baik kalau ada masalah, ndak usah pake ribut yo?"

"Kalian berumah tangga itu memang ndak mudah tapi harus saling menghormati, menghargai begitu...."

Bapak Narni menjelaskan panjang lebar pada mereka. Narni dan Sasongko saling tertunduk dan mendengarkan nasehat Bapak. Mereka pun sama saling berpikir kalau yang baru saja mereka lakukan adalah wajar sebagai bumbu pernikahan.

Suka tak suka, ya inilah suatu pernikahan. Bukan hal mudah, akan tetapi bisa sama-sama mempunyai rasa menghormati dan menghargai antar pasangan. Cukup merenungi saja apa yang sudah mereka buat pertengkaran.

"Mas, maafkan Narni kalau sudah membuatmu enggak suka akan apa yang ku perbuat," pinta maaf Narni seraya meraih tangan Sasongko dan mencium punggung tangannya.

Akhirnya Sasongko menjadi luluh karena istrinya meminta maaf padanya. Dan ia pun selalu berpikir jika istrinya meminta maaf, itu adalah tanda kalau dia masih dihargai oleh istrinya. Narni pun sama, ia hanya ingin berdamai dengan keadaan tanpa terus melawan arus.




Maid In MerlionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang