Usaha usaha dan berdoa...
❤️❤️❤️
Rentang waktu ini hanya untuk saling mengintrospeksi, seberapa jauh mampu menapaki...
Apapun masalah, yakinkan ada solusi.
Yeayy 👏👏👏🥳
Yuuk cuuzz, masuk Pak Eko 🤭
***
Senja... menyapa malam dengan jingganya. Ia selalu bahagia setiap hari, setia inginkan malam menjadi sahabatnya. Senja, tak pernah mengeluh jika matahari membenamkan diri. Ia tak pernah menangis sedih jika semua mulai gelap. Karena ia tahu, malam terkadang menghadirkan bulan dan bintang untuk terangi gelapnya dunia.Begitupun layaknya Danang yang selalu setia pada persahabatannya dengan Narni. Meski Narni seolah tak mau kalau dirinya sering menghubungi karena Sasongko benar sangat cemburu. Tapi Danang tidak berpikir kalau Narni keliru, justru ia menawarkan untuk bertemu dengan Sasongko di rumahnya.
Buat Danang, sebenarnya ini mudah kalau Narni sejak awal ceritakan persahabatannya pada Sasongko. Bukan justru menyembunyikannya yang menimbulkan masalah baru buat rumah tangganya. Tapi mungkin Narni punya pemikiran berbeda karena ia yang tahu persis siapa Sasongko.
Suatu hari Danang nekat mendatangi rumah Narni lagi. Ia hanya berpikir kalau dirinya berniat baik, silaturahmi dengan keluarga Narni. Tetiba di depan rumah, motornya ia letakkan tepat di halaman lalu tanpa di duga sebuah langkah kaki cepat dan berat mendekatinya.
Dag.. Dag.. Dag
Tak sempat mengelak, perut Danang terasa sakit karena pukulan keras mengarahnya. Ia sempat sedikit sempoyongan. Namun hal itu tak berhenti begitu saja. Beberapa pukulan keras mengenai wajahnya beberapa kali hingga ia pun jatuh tersungkur dekat motornya.
Plak! Plak! Bug! Bug!
"Ayooo! Siniii! Kalau memang kamu laki-laki cepat mendekatlah." Kepalan tangan Sasongko sudah siap posisi memukul.
Mata Sasongko benar memerah dengan sejuta kekebalan dan kemarahan. Ia sudah tak mampu mengendalikannya. Api cemburunya kian berkobar saja. Melihat sosok Danang yang memberanikan diri menampakkan batang hidungnya.
"Ma... maaf Mas! Salahku apa? Kenapa aku dipukul!
Entah mengapa kepalan tangan Sasongko mendarat begitu saja bahkan berkali-kali ke arah wajah dan tubuh Danang. Namun Danang tak kalah pandai, ia menghindar dengan cekatan yang membuat pukulan Sasongko kadang meleset.
Sett Sett Seettt!
Tubuh Danang dengan lihainya menghindari setiap pukulan. Sasongko justru tambah gusar, ia semakin membabi buta dengan teriakannya.
"Kurang ajar!
Para tetangga kebetulan mendengar keributan mereka berdua. Mereka pun akhirnya bergegas keluar dari rumah. Beberapa dari mereka berusaha melerai perkelahian Sasongko dan Danang. Tapi karena melihat Sasongko yang nampak agresif, jadi ia lah yang dipegangi oleh tetangga.
"Sudah Mas! Sudah! Tolong tahan diri Mas!" pekik salah satu tetangga yang berusaha memisahkan mereka.
Danang yang sedari tadi tampak sedikit tenang pun malah berusaha ikut menenangkan Sasongko. Tapi justru Sasongko makin geram melihat Danang yang ikut menenangkannya. Namun ia berusaha tenangkan diri selang beberapa menit ia pun menarik napas panjang.
Para tetangga menganjurkan supaya mereka bisa membicarakan dengan tenang. Apalagi jika memakai kekerasan sangatlah tak pantas jika dipandang.
"Mas Sasongko di rumah sendirian? Keluarga pada kemana Mas?" tanya salah satu tetangga dekatnya.
"Itu, mereka pergi ke tempat saudara di desa tetangga," jawab Sasongko.
"Oh begitu tho," ucap si tetangga.
"Anu Mas, maaf kalau bisa ada masalah mbok dibicarakan baik-baik, ndak usah pake berkelahi itu menurut saya enggak baik," anjuran tetangga pada Sasongko.
Akhirnya Sasongko nampak merasa tidak enak dengan para tetangga yang akhirnya membuat ia pun mengulurkan tangannya ke Danang. Dan Danang pun dengan berbesar hati menerima ulurkan tangan Sasongko seraya tersenyum.
"Maafkan saya Mas," ucap datar Sasongko pada Danang.
"Ehm ya enggak apa kok, saya pun minta maaf kalau punya salah," tukas Danang tersenyum tipis.
****
Mbok : kan
Ndak: tidak
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid In Merlion
Chick-LitNarni adalah gadis desa yang mencoba mengadu nasib seperti teman-temannya yang sudah dulu berada di luar negeri. Konflik rumah tangganya yang tak kunjung mendapat solusi justru semakin membuatnya bingung. Dengan terpaksa ia tinggalkan anak dan suami...