10. Pengakuan Berdua

3.3K 482 143
                                    

"Dan kamu, tolong ajari saya supaya tidak mengecewakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dan kamu, tolong ajari saya supaya tidak mengecewakan." -  Aksa Taehyung Akhilendra Parviz

****

Tzuyu menatap tangannya yang kini berada dalam genggaman Dosennya. Mereka sudah sampai di parkiran dari beberapa menit yang lalu, tapi belum juga turun. Masalahnya, Tzuyu lapar tapi dia juga gak rela kalau mesti melepas genggaman ini. Eh, dia gak rela?

Taehyung tampaknya sadar kalau dia terlalu lama mengenggam jemari mahasiswinya. "Oh, maaf. Saya terlalu nyaman."

Aduh, Tzuyu mau pingsan aja rasanya.

"Ha? Gak apa Pak, banyak yang bilang kalau tangan saya lembut sih. Wajar kalau Bapak nyaman, hehehe..." Tawa Tzuyu terdengar garing, dia bahkan merasa kalau jawaban tadi sungguh memalukan. Dia kenapa, sih?

"Kamu pernah dipegang Kama?"

Eh? Kok auranya berubah kelam? Mana tadi Bapak Dosen yang manis kayak gula-gula? Kenapa balik jadi aura neraka gini, sih?

"..eh, Kama kan temen saya Pak."

"Jadi dia pernah megang tangan kamu?"

Tzuyu mengangguk kemudian menggeleng, dia jadi pusing sendiri mesti menjawab apa. Pertanyaan ginian mesti banget di jawab ya?

"Makan yuk, Pak. Saya laper." Tzuyu memasang wajah paling nelangsa berharap pria disampingnya peka dan lebih memilih mengajaknya masuk ke dalam resto daripada berdebat untuk hal yang Taehyung sendiri pasti tahu jawabannya.

"Turun."

"Eh, saya mau ditinggal Pak? Kok Bapak tega, saya kan bilang kalau saya gak bawa duit banyak. Saya gak punya ongkos Pak."

Taehyung mendengus ketika mendengar gadis disebelahnya mulai merengek. "Katanya mau makan, emangnya kamu mau manggil waiter kesini? Makan di mobil?"

"Eh? Bener juga sih. Ayo, Pak. Makaaaan." Tzuyu turun dari mobil dengan riang membuat Taehyung jadi merasa tengah membawa Noah bukan mahasiswinya.

"Kelakuannya persis sama Noah."

****

"Pak, ini enak banget lhoo.."

Tzuyu menyuapkan makanan itu kemulutnya dan kemudian tersenyum. Dia merasa kalau makanan itu adalah makanan paling enak yang pernah cicipi.

"Kamu selalu bilang itu tiap makan."

Tzuyu menghentikan kunyahannya dan tertawa kecil. "Ini namanya bersyukur Pak."

"Kamu cuma bersyukur tiap sama makanan."

"Siapa bilang? Saya bersyukur kok ketemu Bapak..eh-" Tzuyu menutup bibirnya sendiri merasa bodoh karna kelepasan berbicara. Tzuyu mau ditaruh mana mukamu, Nak?

Exa(mine)r (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang