"Yah, bukannya muka Tante itu kaya kepinting rebus. Apanya yang cantik?" - Noah Hyunjin Kwayera Parviz
****"Jadi, Tante mau dipanggil apa?"
Tzuyu memandang bingung bocah laki-laki yang kini duduk sambil menatapnya penuh penilaian. Apa-apaan gayanya si Hyunjin?
"Panggil apanya?" Tanyanya untuk dapat memahami apa yang dibilang Hyunjin tadi. "Tante kan sekarang jadi orang yang selalu bikin Ayah seneng, masa gak mau ada panggilan khusus gitu?"
"Ha?"
"Mau Mama apa Ibu?"
Tzuyu langsung melotot, dia memang sedang menjalin sebuah hubungan dengan Taehyung. Tapi, rasanya terlalu cepat kalau mesti dipanggil demikian. "Gak ada yang lebih keliatan beda gitu?"
"Ada."
Tzuyu terlihat penuh harap, "Apa?"
"Mbok."
"Ish!" Hyunjin sudah terbahak-bahak ketika melihat wajah kesal Tzuyu. Sementara Taehyung yang melihat kedekatan antara dua orang itu hanya menggeleng. "Noah, makan dulu baru ngobrol lagi."
Hyunjin mengangguk dan kembali menyuapkan makanannya. Sekarang mereka ada disebuah resto, seperti sebelumnya setelah menjemput Hyunjin mereka langsung mencari tempat makan.
Tzuyu mencolek bahu Hyunjin membuat anak lelaki itu menatapnya, "Kenapa, Tan?"
"Kamu beneran gak apa-apa kalau Tante sama Ayah kamu?"
Hyunjin menyingkirkan piring dari depannya dan kembali memandang Tzuyu penuh penilaian. "Tante bakalan bikin Ayah sedih?"
"Ya nggaklah. Ngapain dibikin sedih? Sedih itu emosi paling menyebalkan. Jadi, Tante pengennya buat seneng bukan sedih."
Hyunjin mengangguk seakan puas dengan jawaban yang didengarnya. "Selama Tante bisa bikin Ayah bahagia, Noah gak masalah. Noah gak suka lihat Ayah sedih."
Tzuyu termenung mendengar ucapan barusan, selain karna Hyunjin terdengar begitu dewasa untuk usianya. Anak itu juga terdengar begitu tahu dengan apa yang dikatakannya, seperti pernah kejadian sebelumnya.
Tzuyu mengacak rambut Hyunjin gemas, "Tante gak bisa janjiin bakalan bahagiain terus Ayah kamu. Tapi, Tante bakalan usahain kalau Ayah kamu bakalan senyum walau cuma sekali."
Hyunjin kembali mengangguk, "Janji itu terikat jadi pasti ada saat jenuhnya. Tapi, kalau usaha gak memaksa, usaha itu mencoba. Mencoba untuk mewujudkannya. Noah percaya sama Tante."
Tzuyu tersenyum walau dalam hatinya mengomel. Katanya gak suka ngomong serius, ternyata otaknya emang turunan Bapaknya. Ngomong apa sih, bocah ini? Berat amat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exa(mine)r (Complete)
Short StoryPak Aksa itu Dosen pengujinya. Tapi, kenapa ujiannya bukan cuma pas sidang?