perempuan tidak peka

715 70 5
                                    

"Kalau tindakan ngga mampu meluluhkan ya sudah waktunya doa yang bertindak"

G e n g s i

***

Pagi ini Carisa datang di rumah sakit dengan senyum mengembang diwajah bagaimana tidak semalam ia mendapat kabar bahwa Alfa dan kakak iparnya akan balik lagi ke bandung ooh akhirnya teman curhatnya yang pergi beberapa minggu itu akan balik lagi.. semua perawat dan beberapa keluarga pasien yang ia lewati di sapa dengan senyuman hangat. Para perawat yang di sapa seperti itu turut melemparkan senyuman dan sapan pula sebagai tanggapan.

Senyumnya semakin lebar saat melihat Gio yang berjalan lesu kearah kantin. "Giooooo." Ia memekik lalu terbahak saat mendapati ekspresi Gio yang hampir terjengkang akibat kaget. Lelaki itu snewen, sudah tadi malam bergadang akibat operasi eh paginya di kagetkan untung dia tidak jantungan..

Afi yang baru saja datang dari Mushola menggelengkan kepala melihat Carisa yang sudah heboh lari-larian kecil menghampiri Gio. Ia melirik sedikit saat melewati mereka berdua langsung memasang wajah dingin tak tersentuh. Carisa yang melihat itu berdecak sebal tapi kemudian bodo amat.

"Kusut benar lu Gi kaya kertas kusut, astaga aura kegantengan lo hilang beberapa persen." Tegurnya dengan senyum jahil.

"Ya Allah Risa, semalam gue ngelakuin tindak operasi hampir 5 kali, operasi terakhir tadi pas slesai shalat subuh." Jelas Gio.

"Oooh, hehehe Sory deh kalau udah buat lu kaget, lu ngga jantungan kan?" Tanyanya polos.

Gio menggeleng lalu menampilkan senyum yang tidak terlalu cerah sepertinya. "Engga kok, gue malah senang karna lu sapa." Ucapnya. "Ya udah gue mau kekantin dulu yah mau makan laper nih."

"Oo oke, ngga sekalian pulang mandi gi, kusut benar lu sumpah". Timpalnya lagi.

"Iya, habis ini gue balik kok sebentar buat mandi, udah yah." Ucap Gio lalu melanjutkan langkahnya menuju Kantin. Carisa menatap punggung Gio yang semakin menjauh lalu ia berbalik lagi menuju ruangan saat berjalan indra pendengarannya tak sengaja menangkap bisik-bisik para perawat tentangnya dan Gio.

"Cocok yah mereka, dokter Gio ganteng dan dokter Carisa cantik. Paket komplit lah."

Carisa menahan tawa saat mendengar itu, sudah sering ia mendengar ucapan seperti itu dari jaman-jaman kuliah dulu banyak yang menshipkan tapi dia dan Gio selalu tertawa ngakak. Ia dan Gio kan ngga saling suka pure sahabatan. Gio beberapa kali dengan perempuan dan dia fine-fine saja. Gak mungkin lah Gio suka sama dia yang ada cuma sayang, Sayang sih jangan ditanya tapi mereka saling menyayangi layaknya sahabat. Ia biarkan saja tak mau menanggapi.

Saat membuka pintu ruangannya, pintu itu terkunci, ia mendesis sebal baru ingat kalau semalam kuncinya ia berikan ke Afi. Ia berbalik arah menuju ruangan Afi.

"Assalamualaikum" ucapnya saat masuk dalam ruangan Afi.

"Hmm, waalaikumsallam" balas Afi yang tidak menoleh sama sekali padanya lelaki itu sibuk merapikan lemari buku-bukunya lalu beranjak merapikan lagi mejanya. Carisa bediri mematung depan pintu saat melihat Afi yang super duper sibuk itu.

"Ngapain?" Tanya Afi saat sudah kembali duduk di kursinya. Aura dinginya terasa sekali saat melontarkan pertanyaan tersebut membuat Carisa agak sedikit menciut untuk mengutarakan maksudnya.

"Ehh,, aanu.. aa_____"

"Kalau ngomong itu yang jelas bisa ngga sih? Tadi aja ngomong sama yang lain lancar ngga gagu.." nyinyir Afi yang sukses membuat Carisa membulatkan matanya terkejut dengan ucapan Afi barusan.

G e n g s i (Complit ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang