"Jika Allah sudah berkehendak maka tak ada yang mustahil dalam peristiwa kehidupan"
G e n g s i
***
Afi berjalan santai sambil sesekali tersenyum usai memberi berkas hasil rekap pasien pada Carisa, ia sebenarnya sengaja melimpahkan tugas berat itu karena rasa cemburunya hihihi. Hanya saja mana mau ia mengakui kalau dia cemburu melihat kedekatan gadis itu dengan lelaki lain.
Saga yang melihat Afi jalan sambil senyum-senyum bahagia itu mengernyit. Aneh tadi marah-marah sekarang malah bahagia pikirnya.
"Fii" panggilnya, ia kemudian berjalan menghampiri Afi yang sudah berbalik dengan sunggingan senyum di wajah tampannya itu.
"Gimana pasien lu kapan lahiran.?"
Saga mendengus baru juga disamperin, Afi sudah menyemprot dengan pertanyaan konyol. Astagfirullah Saga memang harus kuat-kuat menahan emosi, tidak Lim, tidak Afi maupun Alfa selalu saja bikin tengsin.
"Besok dia lahiran." Timpal Saga dengan wajah snewen niat hati ingin bertanya lebih dulu eh malah kena perntayaan duluan.
Afi terkekeh melihat wajah snewen milik Saga. "Sory deh sory." Balasnya.
"Lu kenapa senyum senyum gaje?" Tanya Saga curiga dengan tingkah laku sahabatnya ini.
"Engga kenapa-napa" Afi menggeleng pelan usai menjawab pertanyaan Saga. Kalau mau jujur sih sebenarnya dia bahagia karna ngerjain anak orang tapi itu cukup dia dulu yang tau repot kalau sudah banyak yang mengetahui. Terlebih Saga, sahabatnya yang satu ini kan peka sekali jadi ia yakin walaupun berkata tidak ada apa-apa pasti Saga sudah bisa menganalisa dengan baik. Jadi percuma juga sebenarnya.
"Oh." Saga menimpali dengan beroh ria tidak lagi curiga.
Allah hu akbar Allah hu akbar.....
Allah hu akbar Allah hu akbar....Suara Adzan shalat Asar berkumandang merdu menggema memasuki tiap sudut ruang yang ada dalam rumah sakit tersebut.
"Ga dah Adzan nih ke Mushola ayo" ajak Afi.
"Ayo lah."
Mereka berdua akhirnya jalan bersama kearah mushola. Sementara Carisa baru saja mendengus dengan sangat kasar akhirnya kerjaan dadakan yang diberikan Afi untuknya tinggal setengah. Ia menutup map berwarna kuning itu, berdiri merenggangkan sedikit otot-ototnya yang kaku lalu mengucap hamdalah kemudian bergegas keluar ruangan menuju mushola karna suara Adzan telah berkumandang.
Kalau sudah mendengar seruan Allah untuk shalat maka bergegaslah mensucikan diri lalu dirikan shalat. Terlebih shalat Ashar yang memang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan tepat waktu karena itu bisa menjadi pembeda untuk orang-orang yang khusyu atau munafik. Terkadang banyak orang terlena dengan sibuknya kegiatan dunia entah itu sekolah, kuliah, kerja atau sibuk pergi bermain seperti main bola, nonton film dan lain-lain sehingga sebagian kaum muslimin seringkali menunda melaksanakan shalat ashar sampai ujung waktu bahkan parahnya kadang shalat Ashar dilupakan.
Astagfirullah...
Menunda-nunda shalat asar sampai batas ambang waktu bisa membuat seseorang tergolong dalam ciri-ciri orang munafik. Sebagai mana sabda Rasulullah yang Artinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
G e n g s i (Complit ✔)
EspiritualBagaimana jadinya jika dua orang yang sebenarnya saling suka enggan menunjukkan rasa karna terhalang G e n g s i ? Carisa Purti Muhammad.~~~ Perempuan cantik yang sukar mengakui perasaan karna terhalang sifat tidak peka dan Gengsinya. Muhammad Ibrah...