Cemburu

811 70 3
                                    

"Kalau ada aku kenapa mesti dia?"

G e n g s i

***

"Gioooooo"

Suara Carisa melengking saat mendapati sahabatnya berjalan kearah lobi rumah sakit. Orang-orang yang lalu lalang dirumah sakit itu hanya bisa geleng-geleng melihat kelakuan dokter muda satu itu, mau bagaimana lagi ditegur juga pasti banyak alibi atau ngga pake jurus andalan cengeyesan lalu kabur.

Gio yang diteriaki mendadak  meringis sambil mengusap telinga, rasanya ia ingin mengumpat karna di kagetkan dengan suara toa milik sahabatnya itu, tapi mengumpat orang dosa ey. Jadi ia hanya bisa berbalik melihat Carisa yang sudah datang kearahnya dengan wajah dongkol.

"Mau kemana Gi?" Tanya Carisa sambil memamerkan senyum manisnya. Aii kalau begini cara si penanya sedongkol-dongkolnya Gio bakal luluh juga walau ngga hilang semua dongkolnya setidaknya teguran Carisa ini buat bibirnya ikut melengkungkan senyum.

"Mau keluar bentar, ada apa?"

"Kemana? Ikuut yah." Bujuknya

Hmm, Gio nampak berfikir tumben nih anak mau keluar bareng biasanya juga betah dia di rumah sakit, terus kalau Carisa keluar ikut dia, pasien pasienya bagaimana? Gio memicing curiga menatap Carisa.

"Yakin mau ikut, lu lagi ngga kabur sama pasien yang bejibun kan?" Sergah Gio dengan mimik wajah mengintrogasi.

Carisa berdecak lalu berkacak pinggang. "Pasien gue udah habis kali, yakinlah soalnya gue mau minta di traktir sate di kantin Fakultas sama lu" Tukasnya enteng sambil nyengir.

Kapan lagi coba ngikut Gio, di traktir sate gratis pula. lagian dia juga udah lama ngga makan sate sekalian ketemu teman temannya dikampus. Ia nyengir menatap Gio yang sudah berdecak balik.

"Hmm, mau ikut ternyata ada maunya." Gio mencibir "Lu tau dari mana sih gue mau kekampus."

"Gue kan sahabat lu, ya tau lah, roman-roman wajah Gio Ardian yang mau berkunjung ke kampus."

"Yasih." Gio menggaruk tengkuk yang tiba-tiba gatal karna salah tingkah. uhuy.... gini gini dia juga naksir sama sahabatnya ini tapi ngga berani bilang ei takut nanti Carisa ngga mau dekatin dia lagi. al hasil rasa terpendam.

Carisa mengernyit mendapati Gio yang mendadak kikuk, dia kan calon dokter psikiater jadi tau lah gerak gerik orang yang mendadak kikuk hanya saja tetap tidak peka.

"Yeh malah cengar cengir rapiin rambut, jadi kan lu kekampus."

"Ck.! Iye iye jadi ayok lah, gini nih punya sahabat tidak peka, katanya psikiater gitu aja kaga nangkap." nyinyir Gio dengan jengkel. Ia jengkel karna saat kikuk seperti tadi Carisa paham tapi kalau soal perasaan sampe es kutub mencair juga ni gadis yang berjalan disamping bersama denganya ini kaga bakal konek.

Sementara dari arah lain Afi menatap keduanya dengan tajam. Dalam hati ia bertanya-tanya mau kemana sih mereka tumben bener jalan berdua, mau cegah Carisa dengan alasan bantuin dia nangani pasien udah ngga mungkin, samparin takut tak diladeni atau takut diberi tatapan jengkel. Al hasil ia berdiri aja di depan ruang Saga sambil lipat tangan di dada, sekaligus menahan rasa jengkel karna mendapati Carisa dan Gio ngobrol intens.

G e n g s i (Complit ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang