"Sebaik baik perkiraan adalah husnudzan pada Allah dengan segala rencananya"
G e n g s i
***
Pulang-pulang di rumah, Carisa di sambut dengan cengiran khas para orang tua, abang dan kakak iparnya. Ia sendiri bingung keluarganya lagi kesambet apa sampai saat ia memberi salam tadi semua orang dalam rumah keluar bersamaan hanya untuk menyambutnya dan akhirnya sofa ruang keluarga lah ia mendarat dengan wajah yang masi menggambarkan sejuta kebingungan.
"Ada apa sih?" Ia lebih baik mengeluarkan pertanyaan di bandingkan penasaran setengah mati seperti ini.
Alfa dan Zahra saling memandang lalu tersenyum bersamaan sehingga hal itu makin membuat kernyitan di dahi Carisa berlipat.
"Ma, Ayah? Nih sebenarnya ada apaan sih? Kok aku pulang-pulang kalian pada aneh gini Hmm?."
"Ehm" Fadli berdehem lalu melirik Ratih yang sudah tidak tahan ingin mengucapkan satu kalimat yang ia tunggu-tunggu saat nanti anak gadisnya itu pulang.
"Jadi gini nak" mulai Fadli. "Mama sama Ayah sudah memutuskan bahwa kamu akan menikah dalam waktu dekat ini."
Deg.
"Maksud Ayah?" Astaga ia baru saja pulang dan berita ini benar-benar mengaduk isi pikirannya.
"Kamu bakal di nikahkan dalam waktu dekat ini nak, sebab seminggu yang lalu ada laki-laki yang datang melamar." Pungkas Fadli.
Ratih mengangguk lalu melanjutkan. "Karena dia datangnya siang hari bolong jadi mama sama ayah nerima aja."
"Maa.. tapi kan Aku.,"
"Jangan dulu di sanggah dek, mama sama ayah mutuskan nerima lamaran itu buat kebaikanmu juga sebab akhir-akhir ini kamu agak murungkan jadi menurut abang pilihan mama itu sudah tepat." Tambah Alfa
Rasanya Carisa ingin pingsan. Astagfirullah apa-apaan ini, kenapa kisah asmaranya berakhir pada orang yang tidak ia kenal. Tanpa persetujuan dan sepengetahuaanya ayah dan mamanya beserta kakak-kakaknya menerima lelaki itu.
"Itu kan acara penting aku, kenapa aku ngga diabarin lebih dulu, aku perlu liat calon aku dong, ngga ngasal mau aja. Ya Allah." Protesnya kini wajahnya sudah tidak bershabat lagi memandang wajah-wajah penuh senyum didepannya. Siapa yang tidak kesal coba kalau orang yang menjadi inti permasalahannya tidak tahu menahu?.
"Loh, ngga apa-apa kan kalau mama sama ayah mutusin langsung nerima, kan Risa anak mama sama ayah." Balas Ratih dengan tenang.
"Iya, Risa tau tapi ngga gini juga kan mah. Duh pupus deh harapan aku lamaran sweet-sweet kayak bang Al."
Alfa dan Zahra terkekeh lalu pindah posisi tempat duduk jadi di samping kiri kanan Carisa. Sepasang suami istri itu kompak menepuk pundaknya.
"Tak apa, boleh jadi yang Risa harapkan itu bukan yang terbaik menurut Allah untuk Risa, coba saja terima dengan lapang dada keputusan mama sama ayah yah." Jelas Zahra yang mencoba memberi pengertian.
"Justru menurut abang nih yah, hal tersweet yang abang rasa bakal kalah sweet dengan yang Risa rasa loh. Sebabkan calon imamnya belum di tahu hihihihi.." tambah Alfa.
"Iiih. Kalian mah." Carisa masi saja merajuk, dalam pikirannya ini tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan apa yang di harapkannya.
"Gimana nak, kamu setuju kan kalau mau nikah di waktu dekat ini?" Tanya Ratih dengan wajah penuh harap.
"Engg..." huftt.." Carisa menghela nafas pasrah mau bagaimanapun ia merajuk sudah tidak bisa merubah keputusan kedua orang tuanya. "Iya deh mah, tapi Risa mau kenikahan bang Afi dulu yah. Mau ngukur baju bridesmaid dulu dan masi banyak yang harus Risa lakuin buat membantu kelancaraan acara bang Afi."
KAMU SEDANG MEMBACA
G e n g s i (Complit ✔)
EspiritualBagaimana jadinya jika dua orang yang sebenarnya saling suka enggan menunjukkan rasa karna terhalang G e n g s i ? Carisa Purti Muhammad.~~~ Perempuan cantik yang sukar mengakui perasaan karna terhalang sifat tidak peka dan Gengsinya. Muhammad Ibrah...