Serba salah

682 77 8
                                    

Perempuan-perempuan giliran lagi butuh aja kelakuanya manis giliran orang tuh bikin masalah lah dimarahi. Heran gue."

G e n g s i

***

"Assalamualaikum" Ucap Saga sambil melangkah masuk dalam ruang kerja Afi. "Tumben Fi dalam ruangan mulu."

Afi menoleh menatap Saga dengan datar lalu fokus kembali memeriksa berkasnya. "Ngapain keluar bentar lagi pasien bermunculan." Balas Afi ketus.

Saga yang berniat ingin duduk langsung tercegat mendengar penuturan Afi yang ketus. Ia tersenyum lalu menghampiri Afi untuk merecoki lelaki sibuk ini. Tanganya langsung mengambil berkas yang Afi pegang. Afi mendelik menatapnya tidak suka.

"Ga? Balikin!" Titah AFi penuh penekanan.

Sementara Saga pura-pura tuli ia malah berjalan santai keluar ruangan sambil membuka berkas berkas itu. Biarkan Afi marah suruh siapa ia yang datang bertanya baik-baik diketusi hell, gini-gini dia juga punya hati kali walaupun masi kosong karna belum di isi ehh. Maksudnya diisi oleh sosok perempuan. Kalau penghuni tetap dan tak akan pernah hilang tentu saja Allah.

Afi berdiri dari tempat duduknya melangkah lebar menyusul Saga. Matanya memicing saat melihat Saga dan Carisa terkekeh bersama. Ia tahu pasti yang mereka tertawakan dirinya. "Ga." Pekiknya sedikit membuat penghuni rumah sakit itu tersentak termasuk Saga dan Carisa.

"Tuh bang Afi kesini." Carisa memberitahu dengan berbisik. Saga yang mendengar bisikan Risa lempeng saja, ia malah tidak perduli karna misinya hari ini ingin membuat sahabatnya itu keluar dari ruangan yah minimal istrahat sedikit karna kalau terlalu fokus ia takut anak itu tumbang kan kasian pasienya.

Afi mendekati mereka lalu mengambil berkas yang ada di tangan Saga. Sekonyong konyongnya tangan yang mengambil alih berkas itu mendarat juga dikepala Saga. Ia menggetuk kepala Saga dengan jengkel. Saga meringis sementara Carisa terkikik.

"Ck.! Di suruh keluar ngga mau giliran di rebut berkasnya marah- marah." Nyinyir Saga. Carisa yang mendengar cibiran itu menahan mati-matian tawanya. Ia takut ey entar digepalak juga sama Afi walaupun kemungkinannya sedikit. Sementara Afi balik nyinyir.

"Punya sahabat gini amat ngga ada kerjaan selain ngerusuhin." Tukasnya lalu pergi sambil menatap tajam Carisa yang sedikit lagi ingin meledak. Ia merasa lucu dengan interaksi Saga dan Afi sih.

"Kamu juga Ris, ngga usah ngakak ngikik disini sono periksa pasien, dokter kok keliaran." Semprotnya lagi. Yang dibalas oleh dengusan malas milik Carisa.

"Yang jahil siapa yang kena semprot juga siapa." Nyinyirnya lalu menatap punggung Afi yang perlahan menjauh.

"Apansih bang Afi sensi amat hari ini."

"Lagi pms kali." Saga menimpali dengan malas mereka akhirnya jalan bersama untuk balik kebilik masing masing.

"Yakali pms, untung belum punya istri kalau udah ada bisa strees istrinya." Cibir Carisa masi memasang wajah kesal.

"Ya kan rencananya lo yang bakal diperistri." Ucap Saga dengan enteng sambil menahan kikikan melihat wajah Carisa yang mendadak dongkol.

"Ogah gue, orang horor begitu." Tolak Carisa mentah mentah.

"Aih, aihh.." Saga berdecak, ia kan lelaki yang peka akan kondisi dan perasaan perempuan dibibir bilang tidak padahal dalam hati mau sekali.

G e n g s i (Complit ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang