Mega mendung

639 71 0
                                    

"Kita adalah pemeran utama dalam kisah kehidupan kita tapi kita tak berhak menentukan siapa pemeran pendukungnya"

G e n g s i

***

Gio menghela nafasnya lalu ikut masuk dalam rumah sakit mengikuti langkah Carisa yang ada beberapa meter didepannya.

"Riis besok gue temanin ke kampus  loh yah." Ucap Gio saat Carisa ingin masuk dalam ruangannya.

Carisa tampak menimang apakah boleh atau tidak. Sejurus kemudian ia mengangguk saja. Nanti ia ingin berdiskusi dengan Gio soal pandangannya tentang kehidupan. Gio tersenyum lalu beranjak permisi dari hadapan Carisa menuju ruangannya. Melihat Gio yang sudah masuk dalam ruangan akhirnya ia berbelok lagi menuju taman, duduk santai sendirian disana adalah satu kenyamanan yang patut ia syukuri terlebih hati dan logikanya sedang tidak sinkron.. hatinya memilih untuk mencintai sedang logiknya memilih untuk mengikhlaskan, ia sebagai pemilik tubuhnya tak kuat melawan pergolakan batin dan fikirannya kali ini.

Matanya sibuk memperhatikan sekeliling taman, jam-jam 11 begini taman rumah sakit agak lenggang karena semua pasien rawat inap dan keluarganya akan banyak berceloteh dalam kamar, sibuk memberikan obat bahkan menambahkan.

Carisa menutup mata menikmati semilir angin sepoi- sepoi yang menyapu seluruh wajahnya.

"Ck. Disuruh masuk malah kesini lagi." Decak Afi.

Carisa tertegun matanya langsung membuka, nyuut.. ia meringis hatinya mulai ke pikirannya soal Afi.

"Mencari itu jangan hanya celingak-celinguk kiri dan kanan tapi sesekali menoleh ke belakang" tambah Afi lagi.

Ck. Carisa memutar bola matanya jengah dengan kelakuan mahluk cenayang di belakangnya ini. Ia mendengus kasar lalu menunduk enggan berbalik melihat Afi. Hatinya sesak kalau mengingat bekal yang di bawa Afi tadi.

"Carisa Putri Ahmad" panggil Afi.

Carisa berdiri berbalik melihat Afi yang berdiri jarak 5 langkah dengannya. "Bang, bisa ngga sih sehari saja ngga ganggu Risa."  Dumelnya lalu beranjak pergi.

Afi tercenung dengan apa yang didengarnya. Ia menatap Carisa sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Ngga usah ngerajuk masuk sono" Balasnya dengan santai.

Carisa berdecak kemudian mulai mendumel tidak jelas berjalan masuk duluan meninggalkan Afi. Afi tersenyum kecil ya kali mau berenti ganggu sementara dia itu candu. Astagfirullah ia menggeleng kuat-kuat. Selebih belum halal tak boleh menyukai berlebihan fi ingat. Sugestinya dalam hati lalu melenggang ke Mushola.

Carisa sebal dengan tingkah Afi, laki-laki itu kenapa sih harus selalu muncul di sekitarnya. Jantungnya juga kenapa harus berdetak abnormal. Hei sadar Afi itu hanya akan menjadi milik Aila bukan Carisa. Tanamkan itu baik baik dalam pikiranmu Carisa. Rutuknya pada diri sendiri lalu mendengus jengkel.

"Risaaa." Pekik Aila yang menghampirinya sambil menenteng mukena. "Ke Mushola yuk bentar lagi waktu sholat dzuhur" ajak Aila.

Carisa beristigfar dalam hati tak seharusnya ia membenci Afi dan Aila karna bagaimana pun juga mereka adalah orang-orang baik yang selalu mendukungnya. Ia mengangguk "aku ambil mukena dulu yah didalam" ujarnya

G e n g s i (Complit ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang