17. Aturan Baju ✓

1.7K 77 0
                                    


Takdir memang tidak bisa di paksakan. Jodoh yang di takdirkan tuhan akan segera kembali pada pemiliknya.

Abiel Marshawn






Kia hanya diam dengan ketakutannya, tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Adam lalu berlutut di depan Kia, kepalanya tertunduk.

"Kumohon jangan tinggalkan aku lagi Kii. Apa yang harus aku lakukan supaya kamu percaya? Aku tidak bisa hidup tanpa kamu sayang." Ucap Adam lirih. Dia benar-benar takut Kia hilang lagi dari kehidupan nya.

"Kak, heey.. Kamu kenapa berlutut. Berdirilah, aku gak suka kayak gini kak.. Ayoolah, please" Kia membawa Adam duduk ke pinggir ranjang kembali.

"Kenapa kamu tersenyum bahagia saat kamu bersama pria itu?? Kenapa kamu tidak bisa senyum seperti itu padaku?? Aku sungguh mencintaimu Kii, bahkan sebelum kecelakaan itu. Apa yang aku ucapkan aku akan mempertanggung jawabkannya. Buktinya sekarang aku sudah menjadi Algis mu yang kuat dan berkuasa, yang bisa selalu melindungimu" Adam mencium kedua Tangan Kia.

"Aku senyum waktu bersama kak Abi karena hanya itu yang bisa aku berikan padanya. Aku dari awal tidak pernah menjanjikan cintaku padanya, aku hanya memberikan kesempatan padanya untuk memperjuangkan cintanya untuk ku kak. Karena ketulusannya aku mengiyakan, hanya senyumku yang bisa ku beri. Berbeda dengan kamu kak, aku takut kehilanganmu. Kia takut cinta kakak hanya sebatas hutang nyawa ke Kia".

Kia menunduk, perlahan air matanya mengalir. Adam langsung memeluk belahan jiwanya.

"Aku tak bisa memberi seluruh dunia padamu Kia Adele Raqeesha Mahya. Tapi dunia, cinta, ketulusan, dan kesetiaan Adam Agler Algis Arslan akan ku berikan seutuhnya padamu".

Ucapan Adam terdengar sangat jelas di telinga Kia.

***

Sang fajar mulai menyingsing, Adam terbangun lebih dulu. Ketika membuka matanya, hal pertama yang di lihatnya adalah Kia sang pujaan hati. Senyum Adam muncul, dia mengecup Kening Kia.

Aku ingin selalu terbangun seperti ini. Membuka mata hal pertama yang aku lihat adalah kamu sayangku.

"Pagi sayangku, bangun sayang sudah pagi." kata Adam sambil mengelus pipi gembul Kia.

"Bentar lagi yaa kak." Kia meringkuk menenggelamkan wajahnya di dada Adam.

"ini salah satu wangi favorite ku sekarang" gumam Kia disambut senyum sumringah Adam.

Wajah Adam yang biasanya selalu kaku dan suram. Kini sudah sering dihiasi senyum ketika dia bersama Kia. Badai di kehidupannya yang di liputi luka, kehilangan dan kesedihan. Perlahan mulai mereda.

"Aku harus ke kantor sayangku" Adam membelai dan mencium puncak kepala Kia.

"Jam berapa kak?".

"Jam 8 sayang".

"Kan baru jam 8 kak" gumam Kia.

"Apaaaaaaaa!!! jam 8 ???? mati akuuu...telat..telatt..nii!!" Kia langsung duduk karena dia melupakan meeting penting hari ini.

Purnama KiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang