29. Perjuangan Mendapat Restu ✓

1.1K 66 32
                                    

Tapi ingat lah!
Sebaik-baiknya rencana manusia, lebih baik rencana sang pencipta.

Eka Berba


.
.
.

"Memang ayah tahu, siapa pemilik K.A Group??" Ke khawatirannya benar, respon sang ayah tidak baik.

"Bagaimana mungkin ayah tidak tahu Kia. Dia salah satu penyebab kamu meregang nyawa 16 tahun yang lalu! Ayah selalu mengawasinya dari jauh." Teriak Amzari frustasi, walaupun dia tahu betul itu bukan kesalahan Adam. Tapi Amzari tidak bisa membiarkan Kia dekat-dekat pria itu lagi.

Dia tidak mau Kia terluka lagi.

Eagle, Dominic dan Onyx terkejut mendengar fakta baru yang mereka ketahui.

"Tapii, itu bukan salah kak Al yah.. mereka juga korban, dan kebetulan Kia menolong mereka."
Jelas Kia meluruskan gagal paham Ayahnya.

Sebenarnya Amzari juga sangat paham hal itu. Tapi tetap saja, jika anaknya tidak mengenal pria itu, Kianya tidak akan koma dan menderita seperti sekarang.

"Aku hampir kehilangan mu nak. tidak...tidak... pokoknya Ayah tidak setuju!!!" Amzari tanpa sadar, mengeluarkan bentakan pertamanya pada Kia. Yang tidak pernah keluar selama 25 tahun ini.

Amzari pergi meninggalkan ruangan itu, dia ingin menenangkan diri sejenak.

Karena bayangan saat Kia bersimbah darah kembali melintas di benaknya.
Membuat raganya menggigil. Rasa ketakutan yang luar biasa kembali muncul, takut akan kehilangan Kia.

Anak sulung yang sangat dia sayanginya.

Kia hendak menyusul Amzari, tapi ditahan oleh Kimberly.

"Jangan nak, kamu lupa bagaimana sifat Ayahmu?? Tunggu dia tenang dulu, baru bicarakan lagi".

"Iya, buu.." jawab Kia tertunduk kembali ke tempatnya semula.

"Jadi dia penyebab penderitaan kakak selama ini kak?!!".

Sulut Zein yang baru tahu Adam penyebab Kia terbaring meregang nyawa selama beberapa tahun, yang terlihat langsung dimatanya sedari dia kecil walaupun dia belum mengerti saat itu. Rasa sakit yang seperti apa penyebab kakaknya menjerit-jerit dengan suara memenuhi semua sudut ruangan.

Bagaimana Kia berteriak kesakitan ketika penyakitnya menyerang tiba-tiba saat pemulihannya. Saat terapinya, apalagi sesudah operasi yang entah sudah berapa kali ia jalani.

Satu yang Zein tahu saat itu, teriakan itu sangat menyakitkan. Lebih sakit dari pada jatuh saat belajar berjalan, seperti yang dia rasakannya.

Dan setelah Zein dewasa dia mengetahui segalanya. Itu ternyata rasa sakit yang tidak terbayangkan rasanya.

"Aku juga TIDAK AKAN PERNAH SETUJU!!!" Zein pun pergi meninggalkan ruangan. Tidak akan mungkin Zein akan merestui hubungan Kia dengan pria itu. Apalagi dia terlalu protektif dan possesif terhadap Kia. Belum menikah saja seperti itu, apalagi setelah menikah.

"Tapi Lan, kamu gak tahu ceritanya. itu semua bukan salah kak Al..!" teriak Kia dari jauh, menggema diseluruh ruangan. Pasti bisa terdengar oleh Zein yang sudah berlalu pergi meninggalkan ruangan. Tapi Zein sama sekali tidak menghiraukan.

Kia tidak menyusul Zein, karena sifat Zein sama dengan Ayah mereka.

Tunggu tenang dulu, baru bicara lagi.
Kalau gak, sama aja ngomong sama tembok.

Purnama KiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang