20. Munculnya Saingan Baru Adam ✓

1.6K 69 2
                                    

"Kak, siapa wanita itu??" Tanya Kia penasaran. Mengapa Adam tidak tergoda dengan penampakan makhluk tadi, herannya.

"Sayang, jika bertanya lagi. Aku makan kamu sekarang juga. Tidak tunggu sah dulu" balas Adam.

"Ihhh,, apa sih kak. Kebiasaan kali. Ditanya apa dijawab apa" Ucapnya berbumbu kekesalan.

Karena belum mendapatkan jawaban yang di inginkannya. Kia memutar badannya menghadap Adam yang duduk disampingnya sedang berkutat dengan laptop. Berniat bertanya lagi.

"Ini ya kak, apa yang kurang dari dia? udah cantik seksi lagi. Lihat tu dadanya kayak kelapa muda, besarnya. Dari fisik ya bagusan dia kemana-mana dari pada aku. Dada aku tidak sebesar itu. Kalau montok nya lumayan.. hehe".

Aihh...
Rada somplak juga nih Kia.
Jangan main-main sama api buk...

Adam membayangkan.
Apalagi kalau bukan bentukan payudara Kia.
Sesuatu mulai bereaksi.
Tidak pernah seperti ini sebelum bertemu Kia.

Hanya faktor alam setiap paginya.

Kalau reader's tidak paham ya sudah. Berarti belum dewasa.

Adam meletakkan cepat laptopnya ke atas meja. Mendorong Kia telentang disofa, memegang kedua tangan Kia keatas.

"Kak kamu ngapain?" pertanyaan Kia tidak dijawab Adam. Dia malah melumat bibir manis Kia sepuas-puasnya.

Kali ini Kia betul-betul kehabisan nafasnya. Hasrat singa dewasa muncul.

"Kak kamu mau bikin aku mati mendadak!! Aku ini asma lo kak!!!" Kia emosi sambil mengatur nafasnya yang sesak.

Kia berjalan ke dispenser dekat bar kecil diruangan Adam. Dia meminum air hangat kuku, Kia hanya diam tidak kembali ke tempat Adam setelah minum.

Adam mendekat.

"Yang maaf" Sedihnya meminta maaf. Kia marah.

"Kamu mengapa membandingkan diri kamu sama dia, sayang. Tidak ada yang lebih bagus dimata aku selain kamu. Aku tidak sudi suka sama wanita murahan seperti dia" Ujar Adam menjelaskan.

Malah nyalahin aku lagi ni kak Al. Dasar aneh!!

Kia masih diam.

"Sayang maaf..." lirih Adam memeluk Kia dari belakang.

Kia tidak bergerak dari tempat duduknya. Masih diam.

"Sayang.. Maafkan aku yaa. Aku salah, lain kali tidak cium seperti itu lagi. Aku usahakan hmmm...hmmmm..." ucap Adam membujuk Kia.

Gak percaya aku kak. Melihat tingkat ke manjaan mu yang mengarah ke mesum meningkat. Itu mustahil!!

Kia belum juga membuka suara.

"Kamu mendeskripsikan bentuk tubuhmu tadi, aku langsung terbayang sayang. Aku ini laki-laki. Aku tidak tahan, jika itu berhubungan dengan kamu Kii... Aku susah payah menahannya. Aku hargai komitmen kamu. Aku juga mau menjaga kamu. Tidak mau merusak kamu".

Akhirnya keluarlah suara merdu Kia.

"Poinnya kan dia, bukan aku. Kenapa langsung nyerobot gitu sih, kak..!" Kia kesal melihat Adam yang malah menyalahkannya. Tapi disatu sisi Kia ada salahnya juga.

Duh gemasnya sayangan ku ini.

Adam menahan senyumnya. Kia yang sedang kesal sekarang sangat menggemaskan di matanya.

"Kiakan ceritain perempuan tadi, bagian Kia kan cuma sepenggal di ujung. Iya, aku tau kakak laki-laki. Kalau kakak perempuan mana mungkin aku mau sama kakak. Kakak tu yaa, makin hari pikirannya iihhh!! Geram aku liat kamu kak, sumpah! sikit-sikit nyium, meluk, cium, peluk itu aja maunya. Sudahlah cemburuan minta ampun. Senyum ke orang sikit aja salah".

Purnama KiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang