4. Bertemu Lagi ✓

2.7K 149 2
                                    

Adam bergegas pulang menuju mansion. Menelpon Robert untuk menjemput dirinya di taman, tempat dia berada sekarang guna mempersingkat jarak dan waktu.

Hatinya seakan meledak penuh dengan perasaan senang, bahagia, sedih, khawatir, juga rindu.
Semua rasa bercampur aduk.

Tidak menunggu lama, Robert sampai. Dia langsung membukakan pintu untuk tuannya, merasakan hawa yang berbeda.

Ada kejadian.
Pasti ada yang tidak beres.

Robert Taylor, manjabat sebagai supir pribadi sekaligus salah satu orang kepercayaan Adam.

"Apa yang terjadi selanjutnya. Hal apa yang bisa membuat tuan begini?" batin Robert.

"Silahkan masuk tuan".

Adam hanya diam dan langsung masuk ke mobil.

Suasana hening dan mencekam seperti istilah tenang sebelum badai.

Adam mengambil benda pipih disakunya lalu menekan lama angka 1. Dial panggilan cepat.

Gerald
Memanggil....

"Halo tuan".

"Ke mansion sekarang!" perintah Adam, bernada tinggi penuh tekanan.

"Baik tuan".


Ada apa ini. Mengapa tuan tiba-tiba memanggil ku? Perasaan ku tidak enak.

Mansion Adam

Dalam waktu 10 menit Hans telah sampai di mansion sang tuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam waktu 10 menit Hans telah sampai di mansion sang tuan.

Dengan hati-hati perlahan melangkah masuk. Hans melihat Adam sedang menutup mata sambil mengerutkan kening, di ikuti tangan yang mengurut pelipis.

Ada apa? aku belum lama berpisah dari tuan, belum genap 10 jam. Apa yang bisa membuat tuan jadi seperti ini?.

"Kumpulkan semua anggota, dan informan terbaik sekarang!" Perkataan Adam memecah sunyi yang mencekam. Bergema di ruangan mansion mewah, mereka hanya bertiga di ruangan itu.

"Ada apa tuan??" Hans akhirnya bertanya, sangat penasaran. Sang tuan tidak pernah seperti ini. Hans benar-benar tidak tahu dan tidak bisa menebak apa yang terjadi, seperti biasanya.

"Aku mencium aroma Kiki di taman dekat danau, kerahkan semua anggota mu untuk mencari wanitaku!"

Badai yang berkecamuk di dalam hati dan pikirannya sudah di ambang batas. Tak bisa dibendung lagi, sesak! Sungguh sesak!
15 tahun bukan waktu yang singkat.

Purnama KiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang