24. Berpisah Sementara ✓

1.3K 68 6
                                    

Apa yang terlihat oleh mata. Tidak selalu menjamin kebenaran yang tersimpan di dalamnya.

Eka Berba

K.A Group

Ruangan Adam

Kia sedang menelpon Anne tentang model baru yang akan di keluarkan K.A Fashion bulan depan. Dia berdiri di kaca jendela besar kantor Adam, matanya disuguhi langit biru nan indah. Di antara hamparan gedung-gedung pencakar langit. Dihiasi warna hijau dari pepohonan yang di tanam di beberapa titik kota.

"Iya Anne, gambarnya sudah ku kirim mulailah untuk memproduksinya. 1 model kita hanya mengeluarkan 3 baju dengan warna yang berbeda-beda".

Adam sudah melingkarkan tangan kekarnya di perut gendut Kia yang mulai menyusut, Adam meletakkan dagunya di bahu Kia. Khidmat mendengar suara merdu sang calon istri, juga ibu dari anak-anaknya dimasa depan.

Teramat fokus menikmati ritual candunya, menyesap aroma khas tubuh Kia. Tanpa sadar satu kecupan mendarat di leher Kia.

Cup.

Kia langsung menepuk tangan Adam yang berada di perutnya. Yang kena tepuk, malah tersenyum tampan tanpa beban.

"Kalau ada apa-apa, kabari aku langsung".

Kia mengakhiri sambungan telpon. Memasukkan ponselnya ke dalam saku, berbalik badan menghadap Adam.

"Ada apa tuan manja ku?".

Kia yang sudah berbalik, mengalungkan kedua lengannya di leher Adam. Mengecup hidung mancung tuan manjanya.

Mereka berdua saling menatap manik mata yang beradu, terpaut begitu dekat dan lekat. Memperhatikan setiap inci wajah belahan jiwa masing-masing. Mematri di dalam mata dan hati, bahwasanya manusia indah di depan matanya, adalah belahan jiwa, separuh nafas kehidupan yang akan menemani dan menjalani kehidupan kedepannya.

"Kamu kurusan Kii, kamu sakit lagi?" khawatir Adam.

"Baguslah kalau aku kurus kak, berat ideal ku 70-75 kg kalau disesuaikan dengan tinggiku segini. 80kg boleh juga lah hehe. Kia juga gak suka terlalu kurus. Dan aku pasti bisaa!!" semangat Kia dengan senyuman.

"Gak boleh, kamu gendut aja!" Ucap Adam, langsung memasukkan wajahnya ke ceruk leher Kia. Kembali menyesap dan menikmati....

Nikotinnya.

"Loh, kenapa kak? Kamu aneh, seharusnya kamu tu senang dong yang, aku makin cantik dan bohay" jelas Kia sambil menggoyangkan panggulnya.

"Jangan menggodaku sayang, aku sudah sangat susah menahannya Kiki Mahya".

"Menikahlah dengan ku, hmmm?" pintanya sembari kembali mengecup leher Kia. Kemudian Adam mengangkat kepalanya dari ceruk leher Kia, untuk mencium dalam kening belahan jiwa, separuh hidup dan matinya.

"Belum saatnya kak, aku ingin menjadi wanita yang pantas dulu untuk kakak. Bagi kakak, bunda, dan adik-adik. Mungkin aku seperti ini tidak masalah bagi kakak dan yang lain. Tapi Kia tidak mau jadi beban dalam segi apapun untuk kakak. Kamu tahu sendirikan sayang, dunia bisnis seperti apa? Dunia yang kita lalui keras dan penuh persaingan. Kia ingin menjadi wanita yang bisa kakak banggakan dulu. Kia juga mau fokus ke kesehatan, setelah itu Kia akan memperbaiki look yang sekarang dan memantapkan bisnis. Supaya Kia bisa dengan bangga berjalan sebagai Nyonya Algis" .

Kia membalas kecupan kening Adam, setelah dia menyuarakan apa inginnya. Untuk mereka berdua kedepan, hidup bersama.

"I love you my future husband" .

Purnama KiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang