Namjoon mendekat padanya. Namjoon memeluk adiknya selama dan seerat mungkin. Lima tahun tidak memeluknya, Namjoon sudah hampir putus asa menahan rindu, kadang kala begitu.
"Hyung terlihat baik-baik saja"
Namjoon mengangguk cepat tanpa melepaskan rengkuhannya.
"Kau bagaimana? Eomma dan Appa?"
Jungkook mendatarkan bibirnya lalu jujur pada sang kakak, "Mereka merindukanmu, Hyung"
Ayolah. Namjoon juga demikian.
Mereka melepaskan rengkuhan. Tapi tetap berbagi kerinduan melalui gandengan tangan. Jungkook mengira kakaknya akan membawa banyak barang tapi ternyata hanya satu koper dan juga satu tas punggung. Jungkook rasa ia tidak perlu membantu.
Lagipula....
"Namjoon!!"
Ada sahabat-sahabat kakaknya yang ikut menjemput. Yoongi Hyung, Hoseok Hyung, Seokjin Hyung. Jungkook kenal mereka semua. Teman kakaknya sejak masa SMA dan hanya kakaknya yang mengambil pendidikan diluar negeri. Cukup aneh.
Sahabat yang sudah lama tidak bertemu secara langsung itu saling tertawa dan menyenggol beberapa sisi tubuh Namjoon dengan gemas. Mereka rindu pada sosok Namjoon yang selalu merobekkan buku paket sekolah atau membuat pulpen yang dipegangnya selalu patah. Itu...Namjoon.
Interaksi hangat itu juga mampu membuat hati Jungkook ikut merasakannya. Ternyata, kerinduan mendalam pada Namjoon bukan hanya dia dan orang tuanya yang merasakan.
"Namjoon, kau semakin tinggi saja" puji Hoseok yang langsung mendapatkan sambaran dari Yoongi, "Apa kau ingin mengingatkan aku yang paling pendek diantara kalian?"
Yoongi yang dingin dan ketus. Tidak ada yang berani menyanggahnya kecuali Namjoon dan Jungkook. "Ayolah Hyung, kau sudah tampan dengan postur tubuh seperti itu" ucap Namjoon yang juga sebenarnya ingin mengejek Yoongi lebih dalam tapi...mungkin lain kali.
"Namjoon kau pasti lelah. Kami bisa mengantarmu pulang bersama Jungkook" tawaran Seokjin ditolak halus oleh Namjoon. "Terimakasih Hyung. Tapi aku ingin pulang bersama Jungkook dulu untuk sekarang. Mungkin lain kali kita bisa pergi bersama"
Mereka bertiga memahami alasannya. Namjoon mungkin adalah sosok yang ceroboh tapi dia adalah penyayang keluarga. Yoongi mengarahkan pandangannya pada Jungkook yang berdiri tidak jauh dari mereka tepatnya dibelakang Namjoon sambil meremat kesepuluh jemari tangannya.
Jungkook tersenyum dan mengangguk pada Yoongi. Agaknya, cukup untuk membuat Yoongi percaya anak itu akan baik-baik saja.
"Baiklah. Kita akan menghubungimu lagi. Selamat kembali ke rumah Namjoon"
Seokjin, Hoseok, dan Yoongi bergantian memeluknya dan melambaikan tangan pada Jungkook. Sekarang hanya tinggal mereka berdua menuju rumah yang sudah lima tahun Namjoon tinggalkan.
***
Namjoon dan Jungkook memakan waktu dua jam untuk sampai ke rumah dengan taksi. Cukup jauh namun tidak terasa lelah. Saat Namjoon keluar dari taksi yang mereka tumpangi Namjoon sangat merasa bahagia. Mungkin kebahagiaannya yang sekarang sangat lebih lebih lebih dari saat dia mendapat kabar dia mendapat beasiswa.
"Eomma, Appa..."
Hening, sunyi.
Jungkook makin meremat kelima jarinya yang mulai dingin. Raut bahagianya perlahan luntur berganti dengan raut kekhawatiran. Dia semakin tidak bisa mengendalikannya saat sebuah pertanyaan keluar dari bibir kakaknya, "Kemana Eomma dan Appa, Kook?".
Setelah itu tidak ada yang bisa Jungkook lakukan selain menarik lengan Namjoon dengan telapak tangannya yang berkeringat. Dia perlihatkan foto kedua orang tua mereka yang berukuran sedang di ruang tamu.
Namjoon mulai berfikiran aneh. Namjoon mulai tidak menyukai perasaan ini. Namjoon baru beberapa jam menginjakan kakinya di rumah. Tidak akan ada kesedihan, semuanya baik-baik saja.
Tapi pemikiran tetap pemikiran saja. Asumsi positif yang Namjoon bangun dalam hati dan benaknya sia-sia saat mendengat sebuah pengakuan yang untuk pertama kalinya tidak ingin Namjoon dengar dari Jungkook. "Dua tahun lalu, Eomma dan Appa kecelakaan, Hyung"
Katakan saja bahwa Namjoon tuli atau mungkin dia masih diserang jetlag. Tolong...
"Eomma dan Appa, saat itu hari sedang hujan deras dan mobil mereka tergelincir. Kecelakaan itu terjadi secara tidak sengaja"
Adiknya menunduk dalam. Mungkin tidak sanggup untuk menatapnya setelah memberikan kebenaran.
"Kook, katakan kamu sedang berbohong pada Hyung!"
Jungkook tau akan seperti ini jadinya. Jungkook tau bahwa Namjoon akan menyalahkan keputusan bodohnya. Tapi ada hal lain, ada alasan, mungkin juga merupakan bentuk pembenaran.
"Kenapa kau tidak menghubungi Hyung?"
"Aku...juga korban kecelakaan itu, Hyung"
Jungkook melipat hoodie yang menutupi lengan kirinya. Nampak disana luka jahitan dalam yang memanjang. Jungkook juga menunjukan adanya jahitan pada punggungnya. Namjoon tidak sanggup. Tidak, tidak mungkin...
Masih pada posisi membelakangi Namjoon, Jungkook melanjutkan ceritanya.
"Eomma dan Appa tidak bisa keluar dari mobil. Hanya aku saja saat itu. Aku melihat mobilnya terbakar dan-- aku tidak ingat apa-apa lagi, Hyung"
Namjoon menutup kembali bagian hoodie yang sengaja Jungkook buka untuk menunjukan lukanya. Namjoon tidak kuat untuk membayangkan semua kesakitan yang adiknya alami. Namjoon tidak akan bisa.
Namjoon memutar tubuh adiknya lalu ia mengangkat wajah Jungkook dengan menangkup kedua sisi wajah sang adik.
"Demi Tuhan, Kook. Apa yang kau fikirkan saat menyembunyikan semua ini dari Hyung?"
Jungkook hanya menggelengkan kepalanya lemah tanpa melepaskan tatapan berkaca dari sang kakak yang sudah menangis karena pengakuannya.
"Hyung tidak bisa berada disisi Eomma dan Appa. Lebih buruk lagi, Hyung tidak mengetahui semuanya. Apa sesakit itu sampai kau tidak bisa menceritakannya pada Hyung?"
Jungkook meraih kedua pergelangan tangan kakaknya yang gemetar kuat.
"Tidak akan ada yang berubah, Hyung. Eomma dan Appa akan selalu merindukanmu. Aku tidak berbohong. Saat itu mereka bahkan masih membicarakan Hyung yang akan mengikuti acara penting sebagai mahasiswa teladan disana. Mereka sangat bangga padamu, Hyung"
Tidak adanya kedua orang tua mereka. Berarti selama dua tahun Jungkook hidup sendiri. "Lalu kau bagaimana, Kook?"
"Aku bisa bekerja sambil kuliab, Hyung. Tidak perlu khawatir. Aku tidak sendiri. Sekarang, Hyung sudah bersamaku"
Ada hati yang terluka karena kematian kedua orang tuanya. Ada perasaan remuk Namjoon saat membayangkan kehidupan sulit adiknya. Tidak bisa Namjoon jelaskan lagi dengan kata-kata.
"Iya, sekarang Hyung bersamamu" []
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria (NamKook) || Fin
FanfictionNamjoon bersama Jungkook. Kakak yang selalu berusaha menunjukan pada adiknya tentang kerja keras untuk mencapai mimpi. @2019 Namkook Brothership