10. (Still) Run Away

3.2K 385 24
                                    

Jungkook tidak bisa bekerja dengan tenang. Dia terus memandang jam dinding yang mulai menunjukan waktu makan siang, dia tidak enak untuk meminta ijin istirahat lebih lama tapi sungguh tubuhnya tidak bisa dibohongi. 

Terkadang memang seperti ini, ginjal yang hanya satu tidak akan bisa mengatur keseimbangan cairan dengan baik. Fungsinya yang tidak akan maksimal membuat keadaan tubuh Jungkook serasa dijungkir balikkan. Ada kalanya dia terlalu lemas karena asupan cairan atau kadar keasaman tubuhnya tidak baik, soal ini hanya para dokter yang paham, Keadaaan dimana tubuh tidak menjalankan metabolisme secara maksimal. Jungkook mengalaminya sekarang. 

Dia sesak, namun belum parah. Yang paling dirasakannya adalah nyeri pada pinggang serta suhu tubuhnya yang mulai meninggi, dia tidak sehat. Jungkook sedang bertugas untuk menuliskan pesanan lalu mengantarkan makanan yang sudah siap. Cukup untuk membuat tenaganya serasa terkuras padahal biasanya dia bisa melakukan ini. Jungkook terus memikirkan mungkin hanya kelelahan biasa. Toh, selama dua tahun ini tidak pernah terjadi apapun padanya. 

Saat Jungkook sudah bersiap dengan kertas kecil dan buku menu untuk menghampiri pelanggan yang datang, telapak tangan yang hangat dari sosok yang terlihat dingin itu menghentikan langkah kaki Jungkook. Benar, Yoongi lah orang yang ingin menghentikan kegilaan yang terjadi didepannya. 

"Pulang, istirahat!" dua kata yang penuh dengan nada khawatir tersembunyi dalam suara pelan dan dalam milik Yoongi. Dengan satu tangan Yoongi menyita buku menu dan kertas kecil ditangan Jungkook. Yoongi melayani pelanggannya sendiri. 

Posisi Yoongi sudah menjauh darinya, tepatnya satu meter dari posisi Jungkook berdiri. Dua detik setelahnya, Jungkook menutup kedua matanya, dia tidak bisa menahannya lagi. 

***

Masih ada empat jam lagi untuk membawa Jungkook ke rumah sakit tapi saat ini Namjoon sudah berlarian di ruang IGD dan menanyakan pada bagian informasi dimana keberadaan Jungkook. Otaknya yang genius itu menjadi stagnan seketika. Kedua bola matanya yang gemetar meniti ke segala arah dan berakhir pada sosok yang masih ditangani pada bed paling ujung. Itu adiknya. Namjoon tidak akan salah mengenali sepatu yang digunakan Jungkook setiap harinya. 

Dia bahkan melewati Yoongi begitu saja, Namjoon merasa dia tidak punya waktu untuk mneyapa Yoongi yang sebenarnya sama khawatir dan cemas seperti Namjoon. Yoongi melangkah begitu melihat Namjoon yang teramat panik. Dia paham sekali Namjoon akan seperti apa jika sesuatu terjadi pada Jungkook. 

Namjoon melangkah cepat untuk mendekat dan berusaha melawan semua perawat atau petugas medis yang menghalangi langkahnya. Namjoon terus meronta dan memohon untuk menyelamatkan Jungkook meskipun dia belum tau apa yang sebenarnya Jungkook alami. 

Para petugas medis yang menghalangi langkah Namjoon makin membawanya menjauh. Sampai pada pintu batas IGD dengan bangsal perawatan. Meskipun Namjoon membuat kegaduhan dengan mengetuk pintu itu dengan kasar tidak ada yang membukanya. Namjoon mulai merasa lelah untuk memohon, dia meluruh begitu saja sambil bersandar lemah penuh ketakutan disana. 

Yoongi yang ikut terusir kini berusaha menenangkan Namjoon sambil mengatakan 'tidak akan terjadi hal yang buruk, Joon' seperti itu. Yoongi terus mengatakan kata tidak yang sebenarnya juga bermaksud untuk menenangkan hatinya sendiri. Jungkook tidak sadarkan diri didepan mata kepalanya, Yoongi tidak pernah tau hari buruk seperti ini bisa terjadi. 

Ada tiga dokter yang telah menyelesaikan makan siang dan berniat untuk kembali menuju pekerjaan yang sudah menunggu mereka. Salah satu dari mereka melihat kondisi Namjoon, mereka kenal dia. 

"Namjoon?.. Namjoon!" panggil Seokjin dengan terkejut dan bingung sementara Jimin dan Taehyung hanya mengikuti dari belakang. "Apa yang terjadi? Kenapa kau bisa ada disini?" tanya Seokjin yang makin panik saat melihat wajah sendu dan sembab Namjoon. 

"J-Jungkook H-hyung, di-dia didalam sana..." katakanlah Namjoon sedang melawan isakannya sendiri. Itu cukup membuat pola nafasnya makin tidak karuan. 

"Jimin, Taehyung. Dia pasien yang kita diskusikan tadi" kata Seokjin pada dua Dokter Muda yang langsung membuat mereka berlari masuk menuju IGD. Seokjin menoleh kembali pada Namjoon, "duduklah dengan tenang. Jungkook pasti baik-baik saja" 

Seokjin dan Namjoon kini duduk bersama didepan ruang tunggu sementara Yoongi lebih memilih pulang dan menenangkan diri. Tidak ada yang berani membuka suara. Hanya helaan nafas berat yang sudah berkali-kali Namjoon keluarkan untuk mengatasi sesak yang masih ada dalam dadanya. Belum ada kabar mengenai kondisi Jungkook, jangan harap Namjoon bisa tenang. 

Sementara Namjoon sedang berproses pada benaknya untuk tetap berfikir positif, Seokjin termenung. Dia terus memikirkan apakah ini adalah waktu yang tepat untuk mengatakan tentang kondisi Jungkook?

Tapi bukankah seharusnya Seokjin tidak terlalu khawatir karena para dokter yang menangani Jungkook akan jujur, jika tidak pastilah mereka akan menerima hukuman sebab melanggar kode etik. 

Termasuk Jimin... 

Dia dan Taehyung terus memantau perkembangan Jungkook dalam bentuk apapun. Anak itu belum sadarkan diri. Saat ini, tubuhnya positif mengalami infeksi sebab ginjal yang sudah tidak berfungsi dengan baik dan tidak bisa dipaksakan. 

Jimin mendekat pada Taehyung lalu menepuk bahunya. Taehyung yang sedang melihat Bed Side Monitor Jungkook langsung memutar kepala pada Jimin. "Tae, kau akan menanganinya?"

Taehyung mengangguk, "tentu. Apa kau mengkhawatirkan kondisi psikisnya saat nanti dia tersadar?" tanya Taehyung karena menyadari gelagat Jimin. 

"Aku hanya ingin bicara lagi setelah kau selesai memantau kondisinya" jawab Jimin singkat. Dia menyadari sudah banyak kekacauan sebab karennaya. Jimin sudah berulang kali mengatakan pada Jungkook untuk tidak terlalu memaksanya dalam memberikan obat. Seharusnya Jimin paham sebagai dokter, dia seharusnya mencari terapi lain yang lebih aman untuk pasien dengan satu ginjal seperti Jungkook. 

Jimin merasa bersalah. Keadaan ginjal Jungkook yang sudah tidak bagus ditambah dengan obat psikologis yang dia berikan. Jimin berhasil membuat Jungkook sampai seperti ini. 

Taehyung mengangguk lagi, "tentu. Aku juga butuh pendapatmu. Kita akan bertemu dua jam lagi setelah aku bicara pada keluarganya" 

***

Jungkook mengalami infeksi pada ginjal karena operasi pengangkatan organ yang tidak sesuai prosedur. Sebenarnya hal itu sudah terjadi dalam kurun waktu yang lama, kami memperkirakan itu dilihat dari bekas luka jahitannya. Saat ini Jungkook harus ada dalam pengawasan dan untuk sekarang kondisi Jungkook belum bisa dipastikan. 

Namjoon memukul kepalanya sendiri untuk kesekian kalinya. Apakah harus seperti ini? Dia selalu saja bisa ditipu oleh senyuman dari adiknya. Operasi ginjal katanya, Gila!

Namjoon masih belum berani untuk menemui Jungkook. Hatinya belum siap. Dia masih hancur dan butuh beberapa saat lagi agar bisa membaik meski tidak sepenuhnya. Dari kejauhan ada Yoongi yang memutuskan untuk kembali ke rumah sakit setelah mendapat panggilan dari Namjoon. 

Yoongi berjalan mendekat perlahan, sudah sampai di depan Namjoon dan Yoongi masih diam saja sambil menatap punggung Namjoon yang terlihat lemah dan naik turun dengan maksimal. 

Isakan Namjoon memelan seiring dengan air mata yang sudah tidak sederas sebelumnya. Kepala Namjoon yang tertunduk dan bertumpu pada kedua tangan dia angkat perlahan saat kedua netra basahnya melihat ada sepasang kaki dan sepatu yang juga Namjoon kenali. 

Benar, dia orangnya. Namjoon memandang Yoongi sendu, teramat sendu. Jika saja Yoongi bisa berpaling maka akan dia lakukan. 

BUGH!!

Pukulan mentah dari Namjoon melayang begitu saja diwajah Yoongi. []

Euphoria (NamKook) || FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang